Meskipun Parathel memiliki gerakan yang sangat cepat, namun sejatinya Parathel memiliki sisi lemah dari struktur kakinya yang melengkung keluar. Selain itu, gerakan lutut dan sendi yang sangat terbatas, membuat Parathel hanya bisa bergerak dengan cepat jika berjalan ke samping, namun bukan berarti dia tidak bisa berjalan maju, meskipun geraknya sangat lambat, Parathel masih bisa maju dan melompat, namun sangat terbatas.
Anaxtra dan Peter mendarat tepat di depan Parathel. Ketika kedua capit Parathel menyerang mereka, dengan satu pijakan, keduanya kembali melayang ke atas punggung Parathel melewati kepalanya. Kepala Parathel sendiri terletak di bagian bawah punggungnya yang tertutup Carapace. Carapase sendiri merulakan lapisan kulit luar yang sangat keras menyerupai tempurung yang menjadi perisai organ dalam dari Parathel.
Criiiiig!
Peter menebaskan pedangnya ke punggung Parathel, seketika percikan api keluar dari gesekan pedangnya dengan tubuh Parathel.
NamuAnaxtra dan Peter secara bersama-sama melompat ke depan Parathel, tepat ketika kaki mereka baru mendarat di atas tanah, Paratel menggerakan kedua capitnya ke arah keduanya. "Berpencar!" teriak Anaxtra. Peter segera melompat ke sisi kiri Parathel, sementara Anaxtra melompat ke sisi sebelah kanan. Serangan sepasang capit Parathel hanya mengenai ruang kosong. Parathel kembali melakukan serangan dengan masing-masing capitnya menyerang ke arah Anaxtra dan Peter. Karena posisi Anaxtra dan Peter saling berlawanan, maka kedua capit Parathel merenggang dan melebar yang membuat Parathel membuka tubuh bagian dalamnya. Pada saat capit Parathel menyerang, Anaxtra dan Peter langsung melompat ke atas membuat capit Parathel terus mengikutinya. Booooom! Tiba-tiba terdengar sebuah ledakan ketika terlihat sebuah sinar ke luar dari mobil Juan dan langsung mengenai tubuh Parathel bagian bawah yang lunak. Seketika
Lilia merasa canggung dengan pertanyaan Princess Sabrina."Sebenarnya..." Lilia menggantung kalimatnya."Sebenernya aku dan Sabrina berteman baik, meskipun kami dijodohkan, sebenarnya kami hanya mengikuti pengaturan dari para orang tua kami," sela Juan.Semua yang mendengar ucapan Juan langsung menoleh ke arahnya karena tak menyangka berkata seperti itu."Kenapa kalian semua memandangku seperti itu? ucap Juan melihat reaksi orang-orang di sekitarnya, namun tidak bagi Princess Sabrina. Dengan santai Princess Sabrina berkata."Aku sudah bersama Juan dari kecil, bermain dan mengungkapkan mimpi masing-masing."Princess Sabrina berhentu sesaat."Salah satu impian kami adalah bisa menemukan kehidupan yang lebih baik, tapi bukan sebagai suami istri.""Aku tidak tau apakah kalian mengerti apa yang aku pikirkan, tapi aku dan Juan benar-benar ingin memeliki kehidupan lain, kebudayaan lain, atau mungkin manusia lain seperti kalian."Sesaat mereka te
"Apa yang telah terjadi, John?" tanya Hans sambil berjalan mendekati John. Sementara empat orang tentara bersenjata lengkap berjalan mengikutinya.John masih belum bergeming, dia menatap kosong ke arah kepulan asap sisa-sisa ledakan tubuh Parathel."Dimana Sabrina?" tanya Hans lagi. Matanya mengikuti arah pandangan John."Dia ...," ucap John mengambang."Dia kemana?" tanya Hans tidak sabar.John menoleh ke arah Hans."Dia telah menabrakan pesawatnya ke tubuh Parathel dan meledak bersama Parathel.""Sial!" maki Hans, "bagaimana aku menjelaskan kepada Lord Zack.""Maafkan aku, Hans! aku benar-benar tak berguna, aku tak bisa mencegah Princess Sabrina."Hans mendesah sambil melambaikan tangannya."Kau tak perlu merasa bersalah, John! setidaknya kematian Sabrina tidak sia-sia."Hans menepuk pundak John sebagai ungkapan simpati, namun jauh dari lubuk hatinya tersenyum penuh misteri."Sebaikny
TINGGG!Bunyi pintu Lift yang terbuka menggerakan Juan, Lilia dan Peter untuk segera masuk ke dalamnya."Kalian tunggu saja disitu, aku akan membawakan kereta dorong untuk sabrina!" ucap Juan yang melihat Anaxtra masih terdiam dengan tubuh Sabrina masih dalam gendongannya.Anaxtra hanya mengangguk, tak beberapa lama, pintu Lift kembali tertutup dan lampu indikator nomer lantai bergerak dari -10 terus berpindah ke nomer lantai lainnya.Anaxtra kembali menatap wajah Princess Sabrina yang masih terlihat sangat pucat."Kau tak perlu memikirkan hal lainnya dulu, Sabrina!""Yang terpenting saat ini adalah kesembuhanmu, jika kau sudah sembuh, kau bisa melakukan apa saja yang kau suka."Mendengar ucapan Anaxtra, Princess Sabrina hanya bisa tersenyum, dia kembali memejamkan matanya, lalu perlahan membenamkan kepalanya ke dada Aanxtra....Sementara di pusat kota Sludge City, pesawat Hans dan John sudah mendarat di h
Setelah berhasil keluar dari Lembah Dieng, Anaxtra, Lilia dan Peter terbang ke timur dengan Flying Surfboard yang telah di sempurnakan. Dalam perjalanan, mereka menemukan Borobudur dan Prambanan yang telah terkubur oleh debu vulkanik dari sisa letusan gunung berapi. Tak jauh dari tempat itu, mereka melihat Rudi dan kedua anaknya; Riris dan Evan yang diserang oleh Channa Argus, Anaxtra dan teman-temannya pun menolong mereka yang akhirnya membawa mereka ke Sludge City. Namun di luar dugaan, justru Rudi menjebak Anaxtra dan teman-temannya untuk di serahkan kepada Lord Zack, penguasa Sludge City.Pada saat bersamaan, sekelompok monster Channa Argus muncul di sekitar Sludge City, Di bawah pimpinan Princess Sabrina; Putri Lord Zack, pasukan Sludge City berusaha menghalau Monster Channa Argus, namun justru para prajurit Sludge City dibantai oleh Channa Argus dan hanya menyisakan Princess Sabrina dan John, pengawal pribadi Princess Sabrina.Anaxtra yang saat it
Laboratorium JuanTubuh Princess Sabrina dibaringkan di atas Flat Scanner Bed mesin Computed Tomography Scanner (CT-Scan). Sementara Lilia, Anaxtra, Juan dan Peter mengamati hasil scan melalui layar monitor besar yang ada di depan mereka.“Bagaimana hasilnya, Lilia?” tanya Anaxtra dengan cemas.“Ada keanehan di tubuh Sabrina,” jawab Lilia, matanya masih fokus menatap layar yang ada di depannya.“Apakah kau tahu jenis laser apa yang di pakai pasukan Sludge City, Juan?” tanya Lilia kemudian sambil menoleh ke arah Juan.Juan mengangkat tangan kirinya untuk menopang rahangnya, matanya berputar seolah sedang memikirkan sesuatu.“Pada umumnya, pasukan Sludge City menggunakan senjata laser jenis FEL (Free Electron Laser), tapi yang aku lihat reaksi di dalam tubuh Sabrina benar-benar berbeda.”“Aku juga berpikir seperti itu, ji
Kabar meninggalnya Princess Sabrina saat menghadapi Parathel sudah resmi diumumkan pihak pemerintah Sludge City. Sebagai salah satu pembesar di pemerintahan, berita ini tentu sudah masuk ke telinga Albert.“Bagaimana dia bisa berada di sini?” tanya Albert.“Ceritanya panjang, Paman! Ini semua tak lepas dari akal busuk Hans,” jawab Anaxtra.“Sebaiknya kau ceritakan semuanya, Anaxtra! Aku juga belum mendengar cerita lengkapnya darimu,” sela Juan.Anaxtra menarik nafas berbarengan dengan Albert yang mengambil kursi untuk ia duduk.“Awalnya kami pergi bersama-sama untuk menghalau Monster Channa Argus di pinggiran Sludge City; Sabrina Bersama empat pengawalnya termasuk John, dan satu regu pasukan. Sementara aku, Lilia dan Peter yang saat itu sebagai tawanan mereka hanya menyaksikan.”“Namun sekelompok Monster Channa Argus itu terlalu kuat untuk pasukan Sludge City yang hanya bebe
Anaxtra tertegun, banyak peristiwa yang telah terjadi dan menimpanya dan teman-temannya selama perjalanan keluar dari Lembah Dieng, semuanya begitu rumit.“Sepengetahuanku, status sosial Rudi tidak seperti kalian; pejabat pemerintahan Sludge City, bagaimana Rudi bisa berhubungan dengan Hans?” tanya Peter.Untuk kesekian kalinya Albert menarik nafas dalam-dalam. Setelah menghembuskanya dengan berat, Albert kembali berkata.“Cerita ini sebenarnya rahasia yang tersimpan selama beberapa puluh tahun yang lalu, dimana Rudi masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kependudukan Sludge City.”“Jadi dulu Rudi pejabat Sludge City?”Albert hanya mengangguk.“Hingga suatu hari Rudi memergoki Hans yang sedang menggoda istrinya, karena takut Rudi dan istrinya melaporkan perbuatannya kepada Lord Zack, Hans menembak Istri Rudi dengan lasernya, beruntung Rudi masih bisa menghindarinya meskipun terkena sedikit. Istri Rudi p