Share

Bab 1 - Bertekuk lutut

last update Huling Na-update: 2021-07-29 09:36:05

“Bagaimana mungkin bisa rusak seperti ini? Ahhh kalian benar-benar bodoh!! Mily.. Pecat mereka semua.” Teriak Clara yang belum juga berhenti mengomel pada beberapa asistennya.

Clara sangat sebal, bagaimana mungkin baju kesayangannya yang di belinya dari luar negeri rusak begitu saja karena keteledoran beberapa asistenya?

“Ada apa sih Cla... apa kamu bisa berhenti mengomel sehari saja? Tanya Mily yang merupakan manager sekaligus teman terdekat Clara.

“Mereka bodoh Mil, lihat bajuku seperti ini, bahkan gaji mereka setahun pun tidak cukup untuk membayar laundy buat baju ini.” Gerutu Clara.

“Kamu berlebihan Cla, ini bisa diperbaiki.” Kata Mily sambil memeriksa baju Clara terebut.

What? Diperbaiki.? Kamu pikir aku mau pakai baju yang didaur ulang?” Clara semakin kesal dengan ucapan Mily. Ya.. tertu saja dirinya tak ingin memakai baju yang sudah pernah rusak. Dirinya merasa menjadi Model TOP papan atas di negeri ini, mana mungkin dirinya mau terlihat cacat sedikitpun dalam hal fashion.

“Maaf Cla.. Aku nggak bermaksud.”

“Dengar Ya Mil.. Kamu memang manager dan temanku, tapi aku cukup tersinggung saat kamu bilang baju itu bisa diperbaiki. Bagaimanapun juga seorang Clara Adista harus selalu terlihat sempurna.”

“Iya Cla.. Aku tau.. Maaf ya.”

“Oke, tapi aku mau mereka dipecat.” Kata Clata tak bisa di ganggu gugat. Dan tanpa menunggu jawaban dari Mily, Clara pergi begitu saja meninggalkan Mily dengan beberapa asisten yang kini sudah menangis karena akan kehilangan pekerjaan.

***  

Reynald menancap pedal gas mobilnya hingga melaju lebih cepat lagi. Ya, saat ini waktu adalah hal terpenting untuk dirinya mengingat sang mama sedang berjuang untuk hidup.

“Bagaimanapun juga aku harus mendapatkan darah wanita itu.” Gumam Reynald sendiri. Lalu tiba-tiba dirinya ingat kata sang dokter tadi.

“Pak Reynald apa tidak sebaiknya mencari darah orang lain Saja, saya akan beruaha mencari kontak yang lainnya siapa tau ada yang lain selain wanita itu, saya sangsi Pak.” Kata dokter tersebut dengan wajah sedikit ragu.

“Jika Mama saya membutuhkan sesuatu walaupun itu ada di neraka, saya akan mengambilkannya Dok. Lagi pula bukankah waktu sekarang yang terpenting? Kalau Dokter mencari lagi bukankah itu akan lebih lama, dan belum tentu juga ada nama lain selain nama wanita itu.”

“Tapi Pak, dulu pernah ada kejadian seperti ini, dan Clara Adista diminta dengan sangat untuk mendonorkan darahnya, tapi ternyata dia menolak hingga pasien tak bisa bertahan.”

“Apapun akan saya lakukan untuk keselamatan Mama saya, apapun itu.” Tegas Reynald sekali lagi.

Ya, tentu saja, Allea adalah segala-galanya untuk Reynald. Apapun yang terjadi Reynald harus mendapatkan darah wanita tersebut. Reynald sedikit tersentak saat mendapati teleponnya berbunyi. ‘My Love’. Astaga... Reynald bahkan lupa memberi kabar terhadap kekasihnya tersebut.

“Hallo sayang..”

“Mas Rey ada dimana. Kok nggak pulang, ibu juga belum pulang.”

“Dina, Mama.. Mama kecelakaan. Sekarang Mama butuh darah dan aku masih di jalan, mencarikan darah untuk Mama.”

“Astaga.. kenapa bisa..”

“Tenang sayang, Mama akan baik-baik saja. Aku akan melakukan apapun untuk menolong Mama.”

“Kalau bapak telepon, apa yang harus saya bilang Mas?”

“Kasih tau saja jika aku dan Mama sedang menghadiri sebuah pesta, aku nggak mau Papa kepikiran dan pulang dalam keadaan kacau karena menghawatirkan Mama.”

“Iya Mas.. Mas Rey hati-hati ya..”

“Iya sayang.. I Love You..”

“I Love You too.”

Lalu teleponpun ditutup. Reynald menghela nafas panjang.  Ya tuhan... Mamanya harus kembali seperti semula sebelum Papanya yang tugas di luar kota pulang. Mamanya juga harus sembuh karena Reynald sebenarnya akan memberikan kejutan spesial untuk semuanya.

Reynald sebenarnya sudah menjadwalkan jika bulan ini dirinya akan melamar Dina dihadapan semua orang yang ada dirumahnya.

Ardina.. Wanita yang dikenalnya sejak kecil. Teman masa kecilnya. Anak dari pembantunya yang sekarang menjadi kekasihnya.

Wanita itu benar-benar mirip dengan sang Mama, lugu, cantik, lembut dan Baik. Reynald merasa menemukan Mamanya pada sosok Dina, dan Reynald tak bisa memungkiri jika perasaan cintanya terhadap Dina semakin membesar setiap harinya.

Papanya pernah berkata, jika cinta datang begitu saja, tidak akan memandang mana yang sempurna mana yang tidak sempurna. Sama halnya dengan belahan jiwa, bisa siapa saja. Contohnya belahan jiwa Papanya ternyata adalah Mamanya yang teryata dulu hanya sebagai tukang bersih-bersih di apartemenya. Itu sebabnya Papanya tidak pernah melarang Reynald berhubungan cinta dengan siapapun walau orang itu tidak memiliki status sosial yang tinggi seperti Dina.

Ahh.. lupakan masalah itu dulu, Bukankah sebentar lagi Dina akan menjadi miliknya? Ya, tentu saja. Saat ini yang utama hanyalah kesembuhan sang Mama supaya dapat melihat dirinya bersanding dengan wanita yang dicitainya tersebut.

Reynald menambah kecepatan mobilnya lagi supaya dirinya dapat dengan cepat bertemu dengan wanita yang bernama Clara Adista, satu-satunya wanita yang dapat menyelamatkan Mamanya.

***  

‘Ckreekk..’

‘Ckreekk..’

Good job Cla.. Good job..” Kata sang fotografer sambil menghampiri Clara lalu mencium pipinya tanpa menghiraukan banyaknya orang di studio foto tersebut.

“Sial!! Main cium saja,” Kata Clara yang langsung mengusap bekas ciuman sang fotografer di pipinya dengan sebuah tissue.

“Astaga Cla.. Kita sudah dua bulan pacaran.” Kata sang fotografer sambil berbisik di telinga Clara. Ya tentu saja mereka berdua tidak ingin ada yang tau tentang hubungan mereka.

“Hello.. Boy, walau kita sudah pacaran, kamu nggak seharusnya main cium aku. Aku nggak suka kotor.”

“Jadi kamu pikir bibirku kotor.”

“Kamu habis minum kopi Boy.”

“Oke, aku kalah.” Kata lelaki yang bernama Boy tersebut, ya, dirinya tidak ingin berdebat semakin jauh dengan Clara, wanita cerewet dan sombongnya minta ampun.

“Cla... Daddy telepon.” Kata Mily sambil membawakan Clara ponselnya.

“Sial.. Dia pasti menagih janjiku.” Gerutu Clara. Clara lalu menjauh ke ujung ruangan di depan jendela “Hallo Dad..” sapa Clara terhadap ayahnya yang sedang meneleponnya.

“Bagaimana sayang, apa kamu masih ingat janjimu dengan Daddy dan Mommy??” tanya suara di seberang.

Oh  Please Dad.. Clara masih banyak pekerjaan.”

“Ingat Clara.. Batas waktu kamu hanya sampai akhir minggu ini. Jika kamu tidak membawa Lelaki kriteria Mommy dan Daddy, maka kamu harus vakum dari dunia permodelan itu dan masuk dalam dunia perbisnisan.”

“Ayolah Dad... Daddy menjadi sangat menyebalkan.”

“Kamu sudah menjanjikan itu sejak setahun yang lalu Cla.. ingat.”

Dan dengan jengkelnya Clara memutuskan sambungan teleponnya begitu saja tanpa memiliki rasa sopan santun sedikitpun. Hatinya terlalu kesal. Ya tentu saja. Bagaimana mungkin dirinya bisa membawa lelaki kriteria orang tuanya tersebut. lelaki kantoran yang saat membayangkannya saja mungkin akan sangat membosankan. Sialan!

“Cla.. Ada yang mencari.” Kata Mily menghampiri Clara.

“Siapa lagi sih Mil..” Kali ini Clara sedikit berteriak sambil memutar badanya menghadap ke arah Mily yang ternyata disana sudah ada seorang lelaki tak dikenalnya. Dia tinggi tegap, dengan wajah tampan namun terlihat sendu. Berpakaian rapi dengan kemeja dan celana khaki khas pegawai kantoran. Tidak, mungkin dia tidak akan terlihat seperti pegawai jika mengenakan setelan jas, kemejanya jelas terlihat mahal dan berkelas, meski sudah sedikit kusut, kancing atasnya sudah dibuka dan lengannya sudah digulung ke atas seadanya membuatnya terlihat begitu gagah dan panas.

“Clara Adista?” tanpa canggung lelaki tersebut maju menghampirinya. Siapa lelaki ini, kenapa dia bisa di sini? masuk kedalam ruangan ini? ruangan yang jelas-jeelas terlarang bagi siapapun selain kru pemotretannya.

Clara menelan ludahnya dengan susah payah, entah kenapa lelaki di hadapannya ini sedikit mempengaruhinya.

“Ya.. saya sendiri, anda siapa ya?“ Jawab Clara dengan mengangkat dagunya seakan-akan tak ingin terintimidasi dengan penampilan lelaki dihadapannya.

“Reynald Handoyo.” Kata lelaki tersebut sambil mengulurkan tangannya.

Mau tak mau Clara menyambut uluran tangan lelaki tersebut. dan setelah saling bersentuhan, entah kenapa Clara merasa ada sebuah aliran listrik yang merayapi tubuhnya. Apa ini??

***  

Reynald menatap tajam wanita yang sedang bersalaman dengan dirinya. Wanita yang terlihat benar-benar angkuh. Angkuh tapi cantik. Ya, pantas saja wanita ini adalah wanita tersombong di negeri ini. Wajah dan tubuhnya sangat patut untuk disombongkan. Belum lagi gosip mengenai keluarganya yang merupakan keluarga konglongmerat.

“Apa kita saling mengenal? Ada apa anda mencari Saya?” tanya Clara dengan dagu yang tak berhenti diangkat menunjukkan betapa angkuhnya dirinya.

“Maaf sebelumnya jika saya mengganggu. Saya mendesak. Saya.. Saya meminta anda mendonorkan sedikit darah anda untuk ibu saya.”

“Apa? Siapa anda berani-beraninya meminta hal itu pada saya.” Kata Clara dengan angkuhnya sambil menyunggingkan sedikit tawa jahatnya.

“Saya mohon, Saya akan melakukan apapun untuk kesembuhan Ibu saya.” Kata Reynald tidak ingin menyerah.

Well... Maaf, Anda salah orang. Sialahkan pergi.” Kata Clara acuh dan sedikit ketus.

Tanpa di duga, Reynald bertekuk lutut dihadapan Clara, Bahkan seluruh orang didalam ruangan itupun mau tak mau melihat ke arah mereka berdua.

“Apa ini, kamu pikir dengan kamu bertekuk lutut seperti ini saya mau mendonorkan darah untuk ibu kamu?? lupakan saja.” Kata Clara sedikit muak dengan apa yang dilakukan Reynald.

“Saya Reynald Handoyo, CEO dari Handoyo Group bertekuk lutut dihadapan anda, meminta anda untuk membantu saya, Membantu ibu saya yang sedang sekarat di rumah sakit. Saya mohon.. Saya akan melakukan apapun demi kesembuhan ibu saya.” Reynald benar-benar menurunkan harga dirinya demi kesembuhan sang Ibu.

Clara mengernyit. CEO? Handoyo Group? tunggu dulu. Itu bukan nama perusahaan kecil. Beberapa kali Daddynya pernah berkata jika sangat senang bekerja sama dengan salah satu cabang perusahaannya. Clara sedikit menyunggingkan senyumannya saat sebuah ide meluncur di otaknya.

“Kamu yakin akan melakukan apapun demi darah saya??” tanya Clara kemudian.

“Saya yakin, apapun itu akan saya lakukan.” Jawab Reynald dengan tegas dan sungguh-sungguh.

“Baiklah..” Kata Clara kemudian. “Nikahi saya.” Lanjutnya lagi membuat Reynald tersentak dengan permintaan konyol wanita dihadapannya tersebut.

-TBC-

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eyda Eyda Eyda Eyda
hbus la c dina kena tingal
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • The Arrogant Princess (Bahasa Indonesia)   EPILOG

    -Reynald-Aku menatap wanita yang sedang duduk di pinggiran ranjang dan sedang sibuk melipati bajunya memasukkannya ke dalam sebuah tas yang sudah di siapkannya. Wajahnya menunduk, aku tak tahu ekspresi apa yang di tampakkannya.Dengan santai aku berjalan menuju ke arahnya, berjongkok tepat di hadapannya. Dan kini aku tau, ekspresi apa yang sedang terpampang pada wajah cantik istriku ini.“Hei, kamu kelihatan gelisah.” Kataku sambil mendongakkan wajahnya.“Ya tentu saja.” Hanya itu jawabannya.Sontak aku memeluk perut besarnya yang di dalam sana ada buah hati kami.“Tenanglah, tidak akan terjadi apapun.” Aku berusaha menenangkannya. Aku tahu dia gelisah, gugup dan takut dengan operasi yang akan di jalaninya besok pagi.“Aku takut Rey.”Aku tersenyum, masih dengan memeluk perutnya, selama aku mengenal Clara, baru sekarang aku malihatnya serapuh

  • The Arrogant Princess (Bahasa Indonesia)   Bab 36 - Hingga maut memisahkan

    Reynald terbangun saat cahaya mentari seakan menelusup ke dalam kelopak matanya. Ia Mengedip-ngedipkan matanya mencoba membiasakan diri dari sinar yang menerangi ruangan ini.Dilihatnya ranjang sebelahnya ternyata sudah kosong, Reynald tersenyum, tentu Clara sudah bangun dan menyiapkan sarapan pagi untuknya, bukankah wanita itu adalah wanita yang berbeda saat ini?Reynald melompat bangun, menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan pergi ke dapur tempat yang di yakini ada Clara di sana.Saat kakinya sampai di area dapur, ia tercenung melihat seorang wanita yang tengah sibuk dengan berbagai macam peralatan dapurnya. Dulu, ia selalu membayangkan wanita itu adalah Dina, wanita yang akan selalu membangunkannya dari tidurnya, wanita yang akan selalu memakaikan dasi untuknya, wanita yang akan selalu memasak makanan enak untuknya, Tapi nyatanya Tuhan berkata lain.Secepat membalik telapak tangan takdirnya di tentukan. Hanya karena ingin menolong sang mama,

  • The Arrogant Princess (Bahasa Indonesia)   Bab 35 - "Karena aku cinta kamu"

    Clara membuka mata dan mendapati lengan seseorang melingkari tubuhnya. Telapak tangan besar itu tepat berada di atas perutnya yang kini sudah sedikit berbentuk. Selalu seperti ini yang terjadi selama tiga bulan terakhir ketika mereka pindah ke rumah baru yang di hadiahkan Reynald untuknya.Clara membalikkan tubuhnya dan mendapati lelaki di hadapannya ini tidur dengan sangat pulas. Ahh mungkin Reynald kecapekan. Beberapa hari ini Reynald memiliki proyek kerja di luar kota, tapi nyatanya Reynald selalu kembali ke jakarta malam harinya karena tak ingin berpisah dengan Clara. Sungguh, Lelaki ini sangat manis.Tiba-tiba Clara teringat pada malam itu, malam dimana Reynald menyatakan perasaan cintanya tiga bulan yang lalu..Malam itu....“Kenapa? Apa bedanya?” Tanyanya pada saat itu.Reynald lalu membalikkan tubuhnya, membuatnya menatap Reynald seketika. “Karena kamu.&rd

  • The Arrogant Princess (Bahasa Indonesia)   Bab 34 - Karena Kamu

    Sampai di rumah, Reynald segera masuk dan menuju ke dapur untuk membawa barang belanjaannya. Ternyata di sana sudah ada Sang Mama yang sibuk memberi interuksi pada menantunya.‘Ehhmmm..’ Suara deheman yang di buat Reynald membuat Clara dan sang Mama menoleh ke arahnya.“Ehh kamu sudah pulang Rey?” Sapa sang mama, sedangkan Clara membali mempalingkan wajahnya ke arah panci di hadapannya.Reynald mengerutkan keningnya tak suka dengan sikap cuek yang di tampilkan Clara. “Sedang buat apa Ma?”“Clara minta di ajarin masak, Saat ini kami sedang buat sayur asem, dia mau makan yang asem-asem katanya.” Kata Allea menjelaskan sedangkan Clara sendiri masih sibuk dengan panci di hadapannya dan tak menghiraukan semua orang yang sedang ada di dapur.Reynald hanya menatap punggung Clara dengan tatapan anehnya. Ada yang aneh dengan wanita di hadapannya itu. Clara seperti sedang menghindari kontak mata

  • The Arrogant Princess (Bahasa Indonesia)   Bab 33 - Labil

    Selalu gugup, gelisah, Deg degan, dan sedikit salah tingkah, itulah yang di rasakan Clara pada saat ini ketika duduk dan berusaha sesantai mungkin di sebelah Reynald. Ia tak mengerti apa yang terjadi tadi malam. Reynald mencumbunya sepanjang malam, Bibir lelaki itu tak berhenti mengucap kata sayang pada dirinya. Dan Clara benar-benar merasa di sayangi tadi malam.Tapi pagi ini lelaki itu kembali pada mode datarnya seperti tak terjadi apapun di antara mereka, meski tentu saja perhatian Reynald tak berkurang sedikitpun, Reynald kini bahkan mengemudikan mobilnya dengan hanya sebelah tangannya karena sebelahnya lagi sedang sibuk menggenggam jari jemari milik Clara.“Rey, aku mau ke apartemen.”Reynald sedikit terkejut. “Kenapa ke sana?”“Aku mau ketemu sama Mily.”“Nanti, kita pulang dulu. Kamu harus istirahat. Lagi pula kita harus memberitau kabar bahagia ini pada keluargaku.”Clara hanya menghela

  • The Arrogant Princess (Bahasa Indonesia)   Bab 32 - "Karena aku sayang kamu"

    Reynald masuk ke dalam kamar Clara dan mendapati wanita itu naik di atas kursi riasnya untuk meraih sesuatu yang berada di atas lemari pakaiannya.Seketika itu juga Reynald berlari menghampiri Clara sambil sedikit berteriak.“Apa yang kamu lakukan?” Reynald memeluk kaki Clara, takut jika wanita di hadapannya itu terjatuh.“Aku mau mengambil kardus kecil itu.”“Cepat turun. Kamu harus menghilangkah kebiasaanmu yang ceroboh ini Cla..”“Ceroboh? Enak saja kamu bilang aku ceroboh.”“Sudah jangan banyak bicara, sekarang cepat turun, atau aku dengan paksa akan menurunkanmu.”“Okay, Mr. Protective.” Dengus Clara.Akhirnya Clarapun turun di bantu dengan Reynald. Lalu kini gantian Reynald yang menaiki kursi tersebut dan mengambil kardus yang di maksudkan Clara.“Memangnya apa isinya? Sampa-sampai kamu bela-belain naik kursi segala.&

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status