(AREA DEWASA 21+) Lily dibeli pada pelelangan perawan oleh istri Benjamin Kaisar yang mandul. Tanpa punya pilihan lain, gadis itu harus membuka kaki untuk dipakai suami orang. Bukan tanpa alasan Abia membiarkan suaminya menjamah tubuh perempuan lain. Lily dibayar mahal untuk melahirkan anak dari Benjamin Kaisar yang istrinya tidak bisa berikan. Namun, sebelum benih sang tuan tumbuh di rahimnya, benih lain tumbuh di hati Lily. Benih tak kasat mata yang bertunas setiap malam. Benih yang menjalar dan tumbuh subur sepanjang sentuh jemari. Benih terlarang yang Lily sadari bernama cinta.
View More"Apa dia akan benar-benar datang malam ini?" Waktu sudah menunjukkan pukul duabelas malam. Lily yang sudah tidur dan istirahat sejak siang tadi, tentu saja tidak bisa terlelap lagi. Alasan lain mengapa gadis itu terjaga ... adalah janjinya pada Abia."Apa Bibi Abia belum bilang pada Tuan Benji kalau aku sudah siap melakukannya?" gumam gadis itu lagi sambil menatap jam dinding yang entah kenapa semakin membuatnya gelisah.Lily ingin tidur lagi tapi tidak bisa. Bayangan seperti apa rasanya diperawani membuat gadis itu resah. Apakah Benji akan melakukannya dengan kasar meski ini pertama kalinya untuk Lily? Apakah pria itu setidaknya punya belas kasihan dan sisi lembut untuk orang yang bukan istrinya?Rasanya, Lily luar biasa ragu. Mengingat seberapa mengerikan pria itu di ranjang saat Lily tak sengaja memergokinya memadu kasih dengan sang istri, sudah jelas jadi bukti bahwa Benjamin Kaisar bukan tipe orang yang lembut sama sekali.Cklek!"Kau sudah tidur?" Pertanyaan dingin berikut sua
"T-tuan Benji ...."Lily mendongak menatap pria yang kini berdiri di hadapannya. Benjamin Kaisar mendengkus melihat keadaan gadis yang susah payah ia jemput atas permintaan istrinya."Kenapa? Kau mau kabur lagi?" sindir Benji sambil mengetuk kepala Lily sebal.Lily menggeleng cepat dan segera bangkit berdiri. "Tidak! Maaf ... maafkan aku .... Tolong bawa aku pulang!" pinta gadis itu panik.Benji bersedekap dada sambil melirik sekujur tubuh Lily dari atas sampai bawah. "Abia sudah mengurusmu seperti keponakannya sendiri, dan kau memilih kembali ke tempat ini?" decak pria sipit itu takjub."A-aku mau pulang ke panti asuhan. Tapi Tante Binta menemukanku di jalan," sanggah Lily menceritakan bagaimana ia akhirnya berakhir di tempat pelacuran ini lagi."Dasar pelacur bodoh!" maki Benji sebelum kemudian menarik lengan kurus gadis itu kasar. "Ayo pulang! Kau membuat istriku khawatir!" "ARGHH!" Lily mengerang kesakitan begitu tangan besar Benji melingkari pergelangannya. Mendengar itu, sang
“Kenapa dia kasar sekali?” Lily berjongkok di bawah guyuran air shower kamar mandi. Waktu baru menunjukkan pukul empat pagi, namun gadis itu memilih mandi dengan air dingin dalam suhu yang bisa dibilang cukup rendah. Mengabaikan tubuhnya yang perlahan menggigil kedinginan, gadis berambut hitam legam yang terurai berantakan itu justru termenung sambil membayangkan kejadian beberapa saat tadi.Bagaimana Benji menatapnya rendah dalam kondisi tanpa busana. Bagaimana pria itu mendorong dan menjambaki Lily kasar. Bagaimana sang tuan membuang habis seluruh harga diri yang Lily punya dengan makian dan tatapan. Serta bagaimana mulutnya dipaksa melahap kesejatian seorang pria untuk pertama kalinya dalam hidup. Membayangkan rasa dan bentuk benda itu dalam mulutnya saja sudah berhasil membuat Lily mual. Maka, meludah berkali-kali ke arah lantai lembab kamar mandi adalah pilihan.“ Aku tidak mau melakukannya lagi ... aku tidak mau .... Itu menjijikkan ....” Lily meracau sambil mengusap-usap
"Hkkk!"Lily terkesiap begitu tubuhnya terpelanting kasar hingga terlentang di atas kasur. Tanpa diberikan kesempatan untuk melindungi diri, Benjamin Kaisar menarik celana piyamanya hingga tanggal dan teronggok pasrah di kaki ranjang. "T-tuan ...." Lily memanggil gemetaran begitu pria sipit itu kini memegangi betis mulusnya kemudian memaksa kedua kaki Lily mengangkang lebar."Kenapa kau terlihat takut? Bukankah gadis nakal sepertimu suka ditonton oleh orang lain?" tanya Benji sambil terkekeh mengejek."Tol-long lepaskan aku ...." Lily memohon panik sambil memegangi lengan kekar Benji yang mencengkeram betisnya agar terus terbuka."Kenapa aku harus menuruti permintaanmu? Aku majikanmu ...." Benjamin Kaisar bertanya sambil meremas betis putih mulus dalam cengkeramannya."Arghh---" ringis gadis itu begitu kali ini lututnya bahkan ditekuk kemudian ditekan hingga menyentuh dada.Tubuh Lily seolah tengah terlipat dua. Hanya dengan tekanan dari sebelah lengan kekar Benji, Lily merasa kesuli
"Aku simpankan nomor Kai juga, ya?" "Memangnya boleh, Bibi?""Tentu saja boleh. Kau bisa menghubunginya saat butuh bantuan kalau aku sulit dihubungi."Benji memutar bola mata jengah melihat dua perempuan yang tengah sibuk mengutak-atik benda pipih di genggaman. Itu handphone baru Lily. Dibelikan oleh Abia karena istrinya kasihan gadis itu tidak pernah punya handphone sebagai pegangan."Untuk apa membelikan dia handphone? Dia tidak punya keluarga atau teman untuk dihubungi," komentar Benji menginterupsi kegiatan seru Lily yang tengah belajar memakai handphone pada Abia."Aku punya banyak keluarga, Tuan. Aku punya banyak saudara di panti asuhan," koreksi Lily cepat."Dengar, kan? Kau pikir keluarga hanya tentang hubungan sedarah saja?" ledek Abia malah terdengar bangga karena Lily menyanggah ucapannya."Kenapa membelikan dia handphone semahal itu? Kau bisa membelikan dia yang murah. Kau terlalu banyak menghamburkan uang untuknya," komentar Benji lagi karena tidak terima disahuti."Aku
"Siapkan istriku sarapan!"Lily terlonjak kaget begitu suara seseorang dari arah belakang mengejutkannya. Begitu menoleh, gadis itu bahkan langsung termundur menyadari pemandangan di hadapan.Di depan lemari pendingin dapur, Benjamin Kaisar berdiri hanya mengenakan celana training hitam. Pria itu bertelanj*ng dada sambil memandang Lily tajam. Beberapa bekas cakaran bahkan tampak terlukis jelas di lengan berototnya yang besar."Kenapa kau terkejut sekali? Bukankah kau terbiasa melihat pria telanj4ng di tempat tinggalmu sebelumnya?" tanya Benji meremehkan sambil berbalik dan mengambil air dingin dari dalam kulkas. Begitu pria itu membelakanginya, Lily bahkan dapat melihat banyak bekas cakaran lain di punggung pria itu.Sudah jelas itu perbuatan siapa. Mengingat seberapa keras mereka bersuara saat bermain semalam.Lily yang merasa malu begitu teringat hal itu sontak buru-buru menghidangkan nasi goreng yang baru selesai dibuatnya. Gadis itu mengambil nampan dan menaruh dua piring nasi gor
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments