Sentuhan Candu Tuan Benji

Sentuhan Candu Tuan Benji

last updateLast Updated : 2025-10-17
By:  LilyLembah03_Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
11Chapters
20views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

(AREA DEWASA 21+) Lily dibeli pada pelelangan perawan oleh istri Benjamin Kaisar yang mandul. Tanpa punya pilihan lain, gadis itu harus membuka kaki untuk dipakai suami orang. Bukan tanpa alasan Abia membiarkan suaminya menjamah tubuh perempuan lain. Lily dibayar mahal untuk melahirkan anak dari Benjamin Kaisar yang istrinya tidak bisa berikan. Namun, sebelum benih sang tuan tumbuh di rahimnya, benih lain tumbuh di hati Lily. Benih tak kasat mata yang bertunas setiap malam. Benih yang menjalar dan tumbuh subur sepanjang sentuh jemari. Benih terlarang yang Lily sadari bernama cinta.

View More

Chapter 1

1. Aku Butuh Rahimmu

"Kau benar-benar gila, Abia ...." Dari balik kaca jendela, Lily melihat seorang pria sipit menggeleng tidak habis pikir di samping mobil.

Pria itu tengah berdebat dengan wanita cantik di hadapannya.

"Kau sudah setuju, kan, Kai? Ini satu-satunya cara agar kita mendapat anak yang orangtuamu mau." Perempuan berambut pendek itu terdengar menenangkan sambil mengusap lengan kekar berbalut kemeja putih si pria.

Kedua orang yang tadi membelinya dengan harga lima milyar di pasar pelelangan perawan … adalah pasangan suami istri. Lalu untuk apa mereka membayar mahal demi membawa pulang Lily? Di saat teman-temannya dibeli oleh lelaki hidung belang, dirinya malah dibeli oleh pasangan ini dengan harga yang fantastis.

Lily masih terus memperhatikan sepasang suami istri yang masih berdebat itu dengan waspada. Dia benar-benar tak mengerti apa alasan mereka membelinya.

“Hanya orang gila yang membeli pelacur seharga lima milyar, Abia!" Kali ini, pria sipit itu bahkan melirik sinis pada Lily yang seketika meringkuk takut di kursi belakang mobil.

"Iyaa, aku gila. Istrimu ini gila. Jadi ayo kita pulang sebelum orang-orang tahu kau menikahi orang gila." Bukannya tersinggung, perempuan bernama Abia itu justru menggiring tubuh suaminya sambil membuka pintu mobil.

"Demi Tuhan, Abia! Aku sedang serius!" bentak pria sipit itu semakin emosi begitu sang istri kini mendorongnya hingga duduk di kursi kemudi.

"Aku tidak membutuhkan dia!" Kali ini, pria beralis tebal itu bahkan menunjuk Lily yang duduk terpaku di belakang secara terang-terangan. "Aku tidak butuh anak, apalagi jika harus melakukannya dengan orang lain! Aku juga tidak butuh pendapat Papa! Aku hanya membutuhkanmu! Aku tidak peduli yang lainnya. Kenapa kau tidak mengerti juga?!" sambungnya menggebu-gebu.

Seketika Lily membelalak mendengar ucapan itu. Jadi … mereka membelinya agar bisa dihamili dan melahirkan anak untuk mereka?

Belum sempat Lily pulih dari keterkejutannya, ia sudah dibuat meringis takut begitu perdebatan itu berlanjut ke dalam mobil, tepat di hadapannya. 

Pria itu terus mengebu-ngebu. Padahal, bukankah seharusnya ia yang marah? Tubuh Lily diperjualbelikan secara paksa, bahkan lebih parah lagi, harus mengandung anak yang nantinya akan mereka ambil. 

Bahkan sebelum itu, gadis itu diseret ke atas panggung pelelangan dan dipertontonkan di hadapan banyak pasang mata yang liar dan nakal. Ratusan orang menawar harga tubuhnya seperti barang. Sampai akhirnya dua orang ini lah yang berhasil mendapatkan Lily dengan harga tertinggi.

Lalu kenapa sekarang pria itu seolah begitu jijik saat melihatnya? Lily merasa tersinggung.

"Aku akan mengganti uangmu, jangan marah ...." Abia membujuk sambil menangkup jemari kiri suaminya yang mengepal kesal.

"Kau pikir aku marah karena uang?!" Pria sipit itu lagi-lagi tersulut emosi karena disalahpahami.

"Iyaa, maaf. Aku tahu ... tolong jangan marah. Maafkan aku ...." Abia Felicia---istri dari Benjamin Kaisar itu kembali membujuk, kali ini sambil mengusap rambut sedikit panjang suaminya lembut.

"Hhhh ... aku tidak mungkin marah kalau kau tidak bertingkah aneh." Dan Lily hanya bisa melongo takjub begitu beberapa saat kemudian, nada suara pria galak itu  melembut dan berubah jadi rengekan frustasi.

Hanya karena sebuah usapan di kepala.

"Kau tahu, kan? Aku sudah berjanji tidak akan menyentuh perempuan lain selain dirimu." Benji---pria sipit itu kembali berucap lirih.

"Iyaa, aku tahu ... dan aku mengizinkanmu melanggar janji itu, demi aku." Abia menyahut lembut dengan jemari yang kini menangkup rahang tegas suaminya.

"Demi Tuhan, Abia. Aku tidak butuh anak. Aku tidak akan punya anak selain dari rahimmu. Aku rela menunggumu sampai kapanpun ...." Pria yang sedari tadi terlihat nyaris terbakar amarah itu, bahkan kini hanya bisa tertunduk lesu.

"Kau bisa menunggu, Kai. Tapi Papamu tidak. Dia akan  mencarikanmu istri baru kalau aku tidak bisa memberikannya cucu dalam waktu dekat. Kau tahu itu, kan?" tanya Abia yang kini hanya dijawab Benji dengan anggukan.

"Jadi tolong terima dia," sambung Abia sambil menoleh dan tersenyum sejenak pada Lily. "Dia satu-satunya solusi yang kita punya untuk menyelamatkan pernikahan kita."

Saat sepasang suami istri itu akhirnya mengakhiri perdebatan dan melajukan mobil, gadis bergaun putih tulang di kursi belakang hanya mengerjap linglung. Antara terkejut, kesal, sekaligus bertanya-tanya; 

Kali ini, Lily akan dibawa ke mana lagi? Apakah malam ini dia akan langsung diperawani? Lily benar-benar tidak tahu.

Malam itu, Abia Felicia dan Benjamin Kaisar kembali ke rumah dengan seorang gadis perawan seharga lima milyar. Entah apa yang akan istrinya lakukan pada gadis itu, Benji sudah terlalu lelah untuk peduli.

Seandainya sang ayah tidak menuntut mereka untuk segera memiliki keturunan, istrinya tidak akan sampai melakukan hal segila datang ke pelelangan gadis perawan. Apalagi, gadis perawan itu Abia beli untuk dipakai suaminya sendiri.

*****

"Kamarmu di sini, yaa ...." Abia menjelaskan sambil membuka pintu kamar di lantai dua rumah. Kamar yang berada tepat di samping kamar Abia dan suaminya.

Lily mengangguk sambil tersenyum ramah. "Terima kasih, Bibi," sahut gadis itu sedikit takut.

Abia pun menggiringnya masuk dan duduk di sisi ranjang. "Umurmu berapa, Lily?" tanya perempuan itu lembut sambil mengelus punggung tangan mungil gadis yang berhasil ia beli tadi.

"19 tahun, Bi. Aku baru lulus SMA tahun lalu," jelas gadis itu sambil celingukan memandangi kamarnya yang tampak baru.

Sejenak, Abia tertegun. Gadis ini benar-benar masih belia. Usianya dengan Abia terpaut lebih dari lima tahun. Apalagi dengan suaminya yang jelas hampir mencapai kepala tiga.

"Kenapa kau bisa ada di tempat itu?" tanya Abia akhirnya penasaran.

"Dulu aku tinggal di panti, Bibi. Lalu saat masuk SMP, aku diadopsi. Setelah SMA, orangtua angkatku menyerahkanku pada Tante Binta untuk dijual." Penjelasan polos gadis muda itu membuat Abia sejenak merasa kasihan.

Namun, mengingat tujuan utamanya membeli gadis ini, Abia pun memegangi bahu Lily sambil menatapnya lekat. "Jadi ... kau sudah tahu tugasmu apa, makanya aku membelimu, kan?" tanya Abia memastikan.

Lily menggeleng pelan. "Aku … tidak tahu. Aku tidak pernah melakukannya ...," jelas gadis itu jujur.

"Tidak apa-apa. Justru bagus karena kau belum pernah melakukannya," sahut menantu keluarga Galendra itu sambil mengelus lengan Lily menenangkan.

"Sebenarnya ... aku hanya butuh rahimmu, Lily. Aku membeli gadis perawan agar bisa memastikan bahwa kau memang mengandung anak dari benih suamiku." lanjut Abia lirih, membuat gadis berambut ikal itu mengernyit.

"Berarti aku harus hamil, kan, Bi?" tebak Lily memastikan.

Abia mengangguk pelan. Perempuan berambut sebahu itu bahkan menghela napas berat. "Seperti yang kau bisa lihat, di rumah besar ini hanya ada kami berdua. Aku dan Kai sudah menikah hampir enam tahun, tapi belum dikaruniai anak. Jadi mertuaku meminta cucu bagaimanapun caranya," jelas Abia cemberut.

"Enam tahun kan belum lama. Kenapa harus buru-buru sekali?" gumam Lily heran.

Abia terkekeh hambar. "Andai Ayah mertuaku juga bisa berpikir seperti dirimu. Aku tidak akan sebingung ini sampai mendatangi pelelangan perawan," komentar perempuan dewasa yang masih tampak muda dan cantik itu.

"Jadi istirahat saja, yaa. Jangan takut, kami tidak akan menyakitimu di sini ...." Setelah memberikan elusan lembut di surai hitam legam gadis cantik itu, Abia pun pamit dan menutup pintu kamar Lily.

Meninggalkan gadis itu sendiri yang kini perlahan berbaring sambil memandangi langit-langit kamar. "Kasurnya empuk sekali ...," gumam Lily sambil mendengkur nyaman dalam buaian ranjang yang ia yakini mahal.

"Sepertinya Bibi Abia dan suaminya adalah orang baik. Aku harus patuh pada mereka. Aku hanya harus hamil supaya mereka senang," gumam gadis itu lagi kali ini sambil memeluk guling di sisi ranjang.

"Berarti ... aku harus dipakai oleh suami Bibi Abia dulu."

"Bagaimana rasanya melakukan itu? Aku hanya pernah melihatnya, tapi tidak tahu rasanya ...."

"Siapa nama suami Bibi Abia tadi? Kai? Argh, aku lupa bertanya!"

Malam itu, Lily habiskan waktu untuk bertanya-tanya tentang apa yang akan ia lakukan seterusnya di rumah ini. Rumah sepasang suami istri yang rupanya melakukan hal gila hanya untuk mendapatkan anak yang orangtua mereka minta.

Lily sebenarnya sudah tidak terkejut saat tahu tubuhnya akan dipakai seorang pria. Gadis itu tumbuh sebagai remaja di tempat pel*curan. Ia terbiasa melihat kegiatan yang melanggar batas moral. Lily bahkan diajarkan cara untuk melakukan itu sebagai persiapan jika suatu hari tubuhnya sudah layak dijual.

Tapi, gadis itu sama sekali tidak menyangka. Malam ini ... sepasang suami istri telah membelinya dengan harga luar biasa fantastis.

Hanya untuk hamil. Lily dibayar hanya untuk hamil.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
11 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status