Share

Pernikahan Impian

TBE 48

Viana merentangkan jemari tangan kanan dan menggeleng, seakan-akan menolakku untuk mendekatinya. Aku berhenti dua langkah darinya dan mengulurkan tangan untuk menggapainya, tetapi Viana menarik tangannya dan memandangiku dengan tatapan sendu.

"Vi," panggilku. "Kemarilah," lanjutku.

"Tidak bisa, badanmu memunculkan hawa panas yang buat aku lemah," jawabnya.

"Oh, iya, aku lupa." Aku menghentikan mengucap doa dalam hati sambil mengusap-usap tangan dan kaki. "Sekarang udah bisa," tukasku.

"Naiklah ke kamarmu, aku akan menunggu di sana."

Belum sempat aku menjawab, Viana sudah telanjur menghilang dan hanya menyisakan kabut tipis. Kala suara Dani memanggil, saat itulah baru kusadari alasan Viana menghilang.

"Mas ngobrol sama siapa?" tanya Dani saat aku menyambanginya.

"Nggak ngobrol, cuma lagi latihan pidato," kilahku.

"Pidato?" Pria yang usianya lebih muda tujuh tahun dariku itu mengerutkan dahi.

"Buat presentasi."

Dani manggut-manggut sembari berbalik dan jalan menjauh. Aku
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status