Home / Romansa / The CROWN (Sang Pewaris Takhta) / Bab 109. Lance Loire; Sepenggal Cerita

Share

Bab 109. Lance Loire; Sepenggal Cerita

Author: Fitri_alpha
last update Last Updated: 2025-10-08 12:24:30

Semua seakan terulang kembali. Bayangan-bayangan pesta pernikahannya tujuh belas tahun yang lalu kembali berlarian di benaknya. Melihat putrinya berdiri di sana, seolah ia sedang melihat Charlotte-nya.

Bukan, bukan melihat Charlotte yang berdiri di altar, tetapi ia melihatnya berdiri di samping putri mereka, mendampinginya saat mengucapkan sumpah perkawinannya. Beberapa kali ia mengembuskan napas melalui mulut, memikirkan apa yang akan dilakukan Charlotte sekarang seandainya dia masih hidup.

Mungkin Charlotte akan memarahinya, atau mungkin semua ini tidak akan terjadi. Mungkin putri mereka tidak akan besar di kerajaan ini, melainkan di Alastoire, dan tidak bertemu dengan pangeran Alexant. Atau mungkin mereka bertemu, tetapi tidak saling jatuh cinta. Entahlah, yang pasti semuanya akan berbeda, dan akan lebih baik dari sekarang. Lance yakin.

Ia tidak pernah membayangkan jika hari ini akan datang juga, di mana putri kecilnya menikah dan menjadi seorang istri. Namun, itulah yang terjadi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 113. Putri yang Dicintai Rakyat

    "Yang Mulia, apakah Anda di dalam? Saya mencari Anda ke mana-mana. Semua orang khawatir pada Anda berdua!" Itu adalah suara George. Alexant tak menyahut. Perlahan ia bangkit, membantu istrinya untuk duduk. "Kau tidak apa-apa, Sayang?" tanyanya serak. Ia masih berada dalam kondisi bergairah, tubuhnya masih memanas, bagian bawahnya masih berdiri sempurna. Sialan George!"Yang Mulia, maafkan saya jika mengganggu Anda, tetapi saya hanya menjalankan tugas!" Alexant mendengkus kasar. Napasnya terasa panas menerpa bibir bagian atasnya."Sebentar lagi Anda dan Putri Crystal harus ke balkon untuk menyapa rakyat!" Geraman tertahan keluar dari mulut Alexant yang terkatup. Ia memeluk istrinya yang tampak lemas. Tubuh Crystal berkeringat, sejuk terasa di tubuhnya yang panas. Alexant membingkai pipi mulus itu dengan tangan kanannya, mengecup bibirnya sekilas. "Ayo, kubantu merapikan diri!" Alexant turun dari ranjang lebih dulu, kemudian membantu Crystal untuk turun dan berdiri. "Kupikir, kau p

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 112. Malam Pertama?

    Awal dan akhir musim semi biasanya ditandai dengan suhu udara yang sedikit lebih dingin. Bahkan, di Namira yang memiliki cuaca yang lebih hangat dibandingkan dua kerajaan besar lainnya yang beriklim lebih dingin. Rans, meskipun tidak ditutupi salju sepanjang tahun seperti Alastoire, suhu udaranya masih jauh lebih lembap dibandingkan Namira yang selalu mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Keadaan itu tak membuat cuaca Namira lebih panas, tetapi hangat. Matahari masih mau menunjukkan diri walau di musim dingin sekalipun sehingga tidak terjadi penumpukan salju yang berlebihan. Di awal musim semi sekarang, suhu udara masih bisa dikatakan rendah di Namira, cuaca sedikit lebih dingin dari biasanya. Itulah sebabnya pesta pernikahan putra mahkota lebih banyak diadakan di dalam ruangan —ballroom— daripada di taman. Pihak penyelenggara khawatir hujan akan turun. Walaupun langit terlihat cerah, tidak menutup kemungkinan akan turun hujan. Angin berembus sedikit lebih kencang dari biasan

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 111. Kabur

    Tanpa bersuara, Alexant menarik pinggang Crystal menjauh. Ia meletakkan jari telunjuk di bibir sang istri saat mulut mungilnya terbuka untuk memprotes. Namun, kemudian bibir yang sejak tadi membuatnya gatal ingin menyentuh itu menyunggingkan senyum. Alexant memperhatikan keadaan sekali lagi sebelum membawa istrinya keluar dari arena pesta. Beruntung, para prajurit yang berjaga di depan ruangan sedang sibuk melahap hidangan pesta bagian mereka sehingga tidak ada yang menghalangi kepergian mereka. Beberapa kali Alexant membawa Crystal bersembunyi di balik tembok sebuah ruangan ataupun gorden saat mereka berpapasan dengan beberapa orang prajurit yang tengah berpatroli. Mereka tidak boleh ketahuan atau akan kembali ke pesta yang sama sekali tidak menyenangkan. Sekali lagi, mereka bersembunyi di balik tirai tebal pembatas ruangan saat dua orang prajurit melintas. Kemudian, langsung berlari meninggalkan tempat itu setelah kedua prajurit sudah tak lagi terlihat. Kamarnya tidak dikunci, k

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 110. (Bukan) Pesta Pernikahan Kita

    Taman bagian selatan istana terlihat lebih indah dari biasanya. Taman yang dipenuhi bunga mawar aneka warna dijadikan sebagai tempat pesta pada siang hari, akan dilanjutkan pada malam hari di tempat yang berbeda. Sebenarnya, Crystal sudah lelah, tetapi dia tetap mencoba bertahan dan tersenyum manis pada setiap tamu yang hadir. Para tamu yang merupakan para bangsawan dari tiga kerajaan seolah tak pernah ada habisnya. Padahal, dia ingin beristirahat sebentar saja, menunggu sore untuk menyapa rakyat yang ingin melihatnya. Seandainya saja bisa, dia akan kabur. Sungguh, berada di medan perang terasa lebih menyenangkan daripada berada di sini. Senyum palsu dari para bangsawan yang datang terlihat menjijikkan di matanya. Dasar penjilat!"Apa kau mau berdansa?" tawar Alexant. Senyum tak pernah lepas dari bibir merah pucat alaminya. Ia terlalu bahagia sampai rasanya ingin terus tersenyum saja selamanya. Sejak beberapa menit yang lalu, beberapa pasangan tampak berdansa di bagian taman yang d

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 109. Lance Loire; Sepenggal Cerita

    Semua seakan terulang kembali. Bayangan-bayangan pesta pernikahannya tujuh belas tahun yang lalu kembali berlarian di benaknya. Melihat putrinya berdiri di sana, seolah ia sedang melihat Charlotte-nya. Bukan, bukan melihat Charlotte yang berdiri di altar, tetapi ia melihatnya berdiri di samping putri mereka, mendampinginya saat mengucapkan sumpah perkawinannya. Beberapa kali ia mengembuskan napas melalui mulut, memikirkan apa yang akan dilakukan Charlotte sekarang seandainya dia masih hidup. Mungkin Charlotte akan memarahinya, atau mungkin semua ini tidak akan terjadi. Mungkin putri mereka tidak akan besar di kerajaan ini, melainkan di Alastoire, dan tidak bertemu dengan pangeran Alexant. Atau mungkin mereka bertemu, tetapi tidak saling jatuh cinta. Entahlah, yang pasti semuanya akan berbeda, dan akan lebih baik dari sekarang. Lance yakin.Ia tidak pernah membayangkan jika hari ini akan datang juga, di mana putri kecilnya menikah dan menjadi seorang istri. Namun, itulah yang terjadi

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 108. Royal Wedding

    Di antara semua tempat di istana Namira yang dihias paling indah adalah gereja utama. Gereja itu terletak di bagian tenggara istana, di kelilingi oleh taman yang indah dan cukup luas. Gereja itu juga yang paling besar di antara dua gereja lainnya. Alexant menarik napas dalam, mengembuskannya dengan pelan. Ia terus mengulanginya beberapa kali untuk mengurangi rasa gugup yang kembali hadir kala ia berdiri di depan altar. Ini sudah hampir lima menit ia berdiri di sini, tetapi Crystal masih belum muncul juga. Pintu itu masih tertutup setelah tadi Raja Loire masuk, kemudian di susul oleh Jenderal Wallace. Alexant menunggu dengan dada berdebar keras. Jantungnya berpacu, dua kali lipat lebih cepat dari biasanya seolah saja ia baru selesai berlatih pedang bersama George. Namun, George sedang duduk di sana, bersama keluarganya, jenderal dan Nyonya Bryne, serta dua orang adik laki-lakinya, Hans dan Hiro yang masih berumur dua tahun. Alexant melirik ke arah pintu yang masih saja belum menand

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status