Home / Romansa / The CROWN (Sang Pewaris Takhta) / Bab 110. (Bukan) Pesta Pernikahan Kita

Share

Bab 110. (Bukan) Pesta Pernikahan Kita

Author: Fitri_alpha
last update Last Updated: 2025-10-09 17:15:07

Taman bagian selatan istana terlihat lebih indah dari biasanya. Taman yang dipenuhi bunga mawar aneka warna dijadikan sebagai tempat pesta pada siang hari, akan dilanjutkan pada malam hari di tempat yang berbeda.

Sebenarnya, Crystal sudah lelah, tetapi dia tetap mencoba bertahan dan tersenyum manis pada setiap tamu yang hadir. Para tamu yang merupakan para bangsawan dari tiga kerajaan seolah tak pernah ada habisnya. Padahal, dia ingin beristirahat sebentar saja, menunggu sore untuk menyapa rakyat yang ingin melihatnya.

Seandainya saja bisa, dia akan kabur. Sungguh, berada di medan perang terasa lebih menyenangkan daripada berada di sini. Senyum palsu dari para bangsawan yang datang terlihat menjijikkan di matanya. Dasar penjilat!

"Apa kau mau berdansa?" tawar Alexant. Senyum tak pernah lepas dari bibir merah pucat alaminya. Ia terlalu bahagia sampai rasanya ingin terus tersenyum saja selamanya.

Sejak beberapa menit yang lalu, beberapa pasangan tampak berdansa di bagian taman yang d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 115. Malam Pertama Kerajaan

    Tengah malam, lonceng di menara tertinggi istana berdentang dua belas kali. Crystal dan Alexant baru bisa meninggalkan pesta. Padahal, Crystal sudah meminta untuk beristirahat jauh sebelum ini, tetapi Alexant menahannya, dan memintanya untuk bertahan sebentar lagi. Sebentar yang ternyata beberapa jam. Crystal mendengkus kasar, tak menyangka ternyata berpesta lebih melelahkan daripada harus berperang. Dia berharap tak ada lagi pesta semacam ini yang akan dihadirinya. Jika ada yang mengundang, ia akan menolaknya terang-terangan. Pesta tidak berguna, hanya membuat lelah saja. Tak ada acara mandi atau membersihkan diri ala-ala pasangan pengantin kerajaan lainnya. Alexant mengusir mereka sebelum para dayang dan pelayan istana yang mengekor di belakang mereka ikut masuk ke kamar tidurnya. Ini malam pengantin mereka, para dayang dan pelayan itu hanya akan merusaknya saja jika mereka sampai ikut masuk. Alexant melangkah ke kamar mandi, membiarkan Crystal yang berbaring dengan kaki menjunt

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 114. Ratu Namira

    Istana Namira di bawah siraman sinar matahari sore yang berwarna keemasan, bayangannya terlihat memanjang dengan ujung-ujung kubah yang nyaris menyentuh bibir pantai. Gelap terlihat di sepanjang daerah yang tertutup bayangan istana. Beruntung daerah itu belum ditinggali penduduk, hanya kawasan hutan dan gunung-gunung yang dijadikan sebagian rakyat yang tinggal di daerah terdekat sebagai tempat untuk mencari kayu bakar dan hasil hutan lainnya. Di atas balkon, Crystal masih melambaikan tangan pada rakyat yang menyerukan namanya. Wajah cantiknya semakin terlihat memukau tertimpa sinar matahari sore. Banyak rakyat yang memujinya, mereka mengagumi kecantikan calon ratu mereka yang menurut mereka tidak ada bandingannya. Entah siapa yang menggagaskan, mereka menyatakan jika Putri Crystal adalah gadis tercantik di Namira. Hal itu tentu saja membuat Alexant bangga. Ia melambaikan tangan tak henti ke arah mereka. Sesekali sudut matanya melirik ke arah sang istri yang berdiri tepat di sampingn

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 113. Putri yang Dicintai Rakyat

    "Yang Mulia, apakah Anda di dalam? Saya mencari Anda ke mana-mana. Semua orang khawatir pada Anda berdua!" Itu adalah suara George. Alexant tak menyahut. Perlahan ia bangkit, membantu istrinya untuk duduk. "Kau tidak apa-apa, Sayang?" tanyanya serak. Ia masih berada dalam kondisi bergairah, tubuhnya masih memanas, bagian bawahnya masih berdiri sempurna. Sialan George!"Yang Mulia, maafkan saya jika mengganggu Anda, tetapi saya hanya menjalankan tugas!" Alexant mendengkus kasar. Napasnya terasa panas menerpa bibir bagian atasnya."Sebentar lagi Anda dan Putri Crystal harus ke balkon untuk menyapa rakyat!" Geraman tertahan keluar dari mulut Alexant yang terkatup. Ia memeluk istrinya yang tampak lemas. Tubuh Crystal berkeringat, sejuk terasa di tubuhnya yang panas. Alexant membingkai pipi mulus itu dengan tangan kanannya, mengecup bibirnya sekilas. "Ayo, kubantu merapikan diri!" Alexant turun dari ranjang lebih dulu, kemudian membantu Crystal untuk turun dan berdiri. "Kupikir, kau p

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 112. Malam Pertama?

    Awal dan akhir musim semi biasanya ditandai dengan suhu udara yang sedikit lebih dingin. Bahkan, di Namira yang memiliki cuaca yang lebih hangat dibandingkan dua kerajaan besar lainnya yang beriklim lebih dingin. Rans, meskipun tidak ditutupi salju sepanjang tahun seperti Alastoire, suhu udaranya masih jauh lebih lembap dibandingkan Namira yang selalu mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Keadaan itu tak membuat cuaca Namira lebih panas, tetapi hangat. Matahari masih mau menunjukkan diri walau di musim dingin sekalipun sehingga tidak terjadi penumpukan salju yang berlebihan. Di awal musim semi sekarang, suhu udara masih bisa dikatakan rendah di Namira, cuaca sedikit lebih dingin dari biasanya. Itulah sebabnya pesta pernikahan putra mahkota lebih banyak diadakan di dalam ruangan —ballroom— daripada di taman. Pihak penyelenggara khawatir hujan akan turun. Walaupun langit terlihat cerah, tidak menutup kemungkinan akan turun hujan. Angin berembus sedikit lebih kencang dari biasan

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 111. Kabur

    Tanpa bersuara, Alexant menarik pinggang Crystal menjauh. Ia meletakkan jari telunjuk di bibir sang istri saat mulut mungilnya terbuka untuk memprotes. Namun, kemudian bibir yang sejak tadi membuatnya gatal ingin menyentuh itu menyunggingkan senyum. Alexant memperhatikan keadaan sekali lagi sebelum membawa istrinya keluar dari arena pesta. Beruntung, para prajurit yang berjaga di depan ruangan sedang sibuk melahap hidangan pesta bagian mereka sehingga tidak ada yang menghalangi kepergian mereka. Beberapa kali Alexant membawa Crystal bersembunyi di balik tembok sebuah ruangan ataupun gorden saat mereka berpapasan dengan beberapa orang prajurit yang tengah berpatroli. Mereka tidak boleh ketahuan atau akan kembali ke pesta yang sama sekali tidak menyenangkan. Sekali lagi, mereka bersembunyi di balik tirai tebal pembatas ruangan saat dua orang prajurit melintas. Kemudian, langsung berlari meninggalkan tempat itu setelah kedua prajurit sudah tak lagi terlihat. Kamarnya tidak dikunci, k

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 110. (Bukan) Pesta Pernikahan Kita

    Taman bagian selatan istana terlihat lebih indah dari biasanya. Taman yang dipenuhi bunga mawar aneka warna dijadikan sebagai tempat pesta pada siang hari, akan dilanjutkan pada malam hari di tempat yang berbeda. Sebenarnya, Crystal sudah lelah, tetapi dia tetap mencoba bertahan dan tersenyum manis pada setiap tamu yang hadir. Para tamu yang merupakan para bangsawan dari tiga kerajaan seolah tak pernah ada habisnya. Padahal, dia ingin beristirahat sebentar saja, menunggu sore untuk menyapa rakyat yang ingin melihatnya. Seandainya saja bisa, dia akan kabur. Sungguh, berada di medan perang terasa lebih menyenangkan daripada berada di sini. Senyum palsu dari para bangsawan yang datang terlihat menjijikkan di matanya. Dasar penjilat!"Apa kau mau berdansa?" tawar Alexant. Senyum tak pernah lepas dari bibir merah pucat alaminya. Ia terlalu bahagia sampai rasanya ingin terus tersenyum saja selamanya. Sejak beberapa menit yang lalu, beberapa pasangan tampak berdansa di bagian taman yang d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status