Share

Sang Cahaya

Kelopak-kelopak putih melayang. Terbang serempak menuju kanvas keunguan. Air setinggi mata kaki kini menguarkan aroma nestapa. Seperti kepedihan sangat lama tergenang di sana. Zhura menghela napas saat wanita bermata violet itu terus saja tersenyum di depannya.

"Mereka semua sudah berangkat." Wanita itu membuka suara seraya mengulurkan lengan, seolah-olah berusaha menggapai kelopak-kelopak putih di udara.

Zhura melangkah menyibak air ke sisinya. Panggilnya, "Macia."

Macia abai, "Setelah ini siang akan berhenti merajuk karena angin yang datang kembali sejuk."

"Macia!" ulang Zhura dengan nada berapi. Saat itu juga Ia menyadari iris violet sosok itu diderai air mata.

"Kita menang, Rahien. Cinta kita bukan kutukan. Semua hal di dunia akan kembali berwarna. Perasaan hangat akan mekar menyatukan seluruh masa, kedamaian itu datang."

"Macia, tolong dengarkan." Zhura memaksa sosok itu untuk memberi perhatian.

Macia mengusap dadanya yang kembang kempis, "Dipisahkan oleh ruang dan waktu, sepasan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status