Share

Tetaplah Di Sini

  Binar mata Anan menyorot dalam atas ucapan yang baru saja Xavier sampaikan, "Apa tuan muda ini sedang menyindirku?" batin Anan penuh prasangka.

  Anan menggeleng kencang, rasa tak enak hati itu sungguh membuatnya gugup, canggung. 

  "Ti-dak, terima kasih Tuan," balas Anan atas pertanyaan Xavier sesaat lalu.

  "Apa masih terasa begitu sakit?" kembali Xavier mengutarakan ke khawatirannya.

  Sekali lagi Anan menggeleng, tanpa suara dan kembali memalingkan pandangannya.

  "Jangan menjawabku selalu dengan gelengan kepala, urat-urat lehermu bisa saja lelah atau bahkan putus," sinis Xavier seraya beranjak dari tepi ranjang tempat Anan berbaring.

  Anan kembali memandang majikannya tersebut, dirinya yang terlalu perasa, semakin merasa tak nyaman dengan ucapan-ucapan Xavier.

  "Aku akan menyelesaikan pekerjaanku di sana, panggil aku jika kau memerlukan bantua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status