Share

Volume I Chapter 3 - Epilog

...

(10 Tahun Kemudian ...)

Kalender Dunia Manusia tahun 1520,

Malam Hari hujan turun dengan lebatnya, membasahi Seluruh Distrik kecil yg terlihat tampak begitu Sepi Dan Sunyi akan pengunjung dimalam itu. Hingga Tak Terlihat satupun orang yg Berlalu lalang disana, Hanya nampak beberapa lampu2 kuning yg tampak redup menyala. Menerangi setiap pintu dari rumah2 yg terbuat dari kayu-kayu berwarna coklat gelap yg Ada disekitarnya.

Tring!

Suara lonceng bel yg tergantung diatas pintu,

Tak lama Terlihat 3 orang bertudung hitam Keluar dari dalam sebuah toko kecil yg terletak dibagian paling pojok sudut jalanan. Dengan bertuliskan sebuah papan nama "Heaven Feel" diatas pintu masuknya.

"Hati-hati Nona ..." Ucap salah satunya setelah membukakan pintu.

Dan dengan sopannya mempersilahlan kedua Rekannya untuk terlebih dahulu keluar dari toko tersebut. Disisi lain Dari arah luar jalanan toko, terlihat 2 orang Pria dengan Tudung Hijau menutupi kepalanya berjalan dengan tergesa-gesanya.

"Ayo cepat jalan sialann!!" Seru salah Satu pria Yg berjalan dipaling depan dengan kumis tipis runcing keatas berpakaian ala bangsawan diabad pertengahan. Dengan didominasi corak Abu2 gelap, serta memakai sepatu boot berwarna hitam.

Pria tersebut terus berjalan Sambil menarik tali tambang berukuran sedang dibelakangnya, yg terlihat mengikat dirantai leher dari 4 orang Wanita bertelinga Segitiga hitam dan berekor, yg hanya berbalut kain tipis kecoklatan yg tampak lusuh Serta Kotor. Diguyur derasnya air hujan bercampur angin malam Yg terasa menusuk raga ditubuh wanita ber-Ras Panther tersebut.

"B-baik ..!" Jawab lirih dari para wanita yg terus mengekor dibelakang Pria itu, Yg tampak pasrah Saat Tali yg mengikat dileher mereka ditarik kencang oleh Pria tersebut. Sambil menahan rasa perih dan sakit dileher mereka, Saat Rantai besi berwarna hitam itu menggesek kulit2nya.

Tapi ternyata pria itu tidak datang sendirian, Seorang Pengawal berarmor besi dengan pedang besinya Terus mengawalnya dibarisan paling belakang. Hingga tidak sengaja dari mereka menyenggol, salah Satu bahu Dari 3 orang bertudung hitam yg tadi sedang berjalan keluar Dan tengah menuruni beberapa anak tangga dibangunan toko tersebut.

"K-kya!!" Pekiknya kaget dan hampir membuatnya terjatuh Dari anak tangga, tapi untung ditahan salah Satu dari temannya yg tadi berjalan lebih dulu didepannya.

"Hei!!" Seru marah tidak terima dari salah satu orang bertudung hitam yg berjalan dibagian paling belakang. Yg langsung menoleh kebelakang, Seraya memegang bahu Pria berkumis yg sudah menabrak salah Satu Temannya tadi.Tapi bukannya meminta maaf, tapi pria berkumis itu malah menolehnya Dengan tatapan marahnya.

"A-apa-apaan kau huh? Perhatikan langkah kakimu!" Jawabnya ketus saat bahunya tiba2 ditarik kebelakang oleh laki2 bertudung itu,

"Kau tadi menabrak Salah Satu temanku tuan!" Balasnya Dengan suara berat dan sedikit geramnya, yg tak lama tindakannya tersebut langsung dihentikan oleh gadis yg tadi ditabrak oleh Pria berkumis itu Dengan tenangnya. 

"Huh siapa kau brengsek!? Berani sekali kau cari Masalah denganku!?" Omelnya Marah, sambil menepis kasar tangan laki2 yg tadi menarik bahunya.

"Orang ini-!" Tapi Saat Pria bertudung ingin membalasnya, lagi2 Ia ditahan oleh gadis mungil bertudung disampingnya.

"S-sudahlah, biarkan saja ..." Ucap gadis itu, Sambil menarik lengannya tapi ditepisnya pelan.

"Tapi Nona orang ini sudah-"

"Ah tolong M-maafkan kami tuan ..."

Tiba-tiba suara laki2 yg terdengar pelan dan lembut, mulai terdengar ditelinga ke3 bertudung hitam Yg berdiri membelakanginya.

Dan Saat Pria itu menoleh kebelakang seorang laki2 muncul sambil membuka Tudung Yg sebelumnya sempat menutupi separuh dari wajahnya, hingga memperlihatkan rambut Pirang pendeknya. Dengan tubuh luarnya yg terbalut armor besi serta pedang tipis dipunggungnya, yg juga tadi datang bersama pria tersebut. Dan lagi laki2 muda ini memiliki Luka goresan Yg cukup besar dari Alis hingga kepipi kanannya, mungkin dia seorang Kesatria Pengawal.

Dengan wajah menunduk gugup, laki2 yg tampak masih berusia sangat muda kembali berkata dengan nada memohon padanya.

"S-sepertinya dia tidak sengaja melakukannya tadi ... Dan lagi tadi Kami juga sedang terburu2 tuan ... J-jadi maklum saja kalau dia tidak memperhatikan langkah kakinya dengan benar ..."

"T-Tolong maafkan kesalahan Dari temanku ini tuan!" Ujarnya Yg Terus menunduk memohon kepada 3 orang bertudung hitam didepannya. Melihat sikap dari temannya yg sangat sopan Dan baik, membuat laki2 bertudung hitam itu menghela napasnya,

"Lain Kali berhati-hatilah kawan. Karna bisa saja kecerobohan dari "temanmu itu" malah akan membahayakan Keselamatan orang lain dimasa depan!" Katanya Dengan suara penuh penekanan Sambil menatap tajam Kearah Pria berkumis Yg berdiri disamping pintu Dengan ekspresi kesalnya.

Tapi bukannya merasa bersalah dia malah memalingkan wajahnya dan langsung berjalan masuk kedalam toko tersebut,

"Cih!"

"Apa yg Kalian lihat huh?! Ayo cepat masuk bodoh!" Geramnya, sambil terus menarik dengan kasar tali yg mengikat leher ke-4 wanita itu masuk bersamanya.

"B-baik tuan ... Akan Saya ingat pesan anda ini ..." jawab laki2 muda itu, yg kemudian sekali lagi membungkuk meminta maaf kepada ke-3 orang bertudung didepannya dengan hormatnya.

"Kalau begitu Saya permisi tuan"

Dan pergi menyusul salah Satu temannya, yg sudah lebih dulu memasuki toko khusus yg menjual Peralatan senjata Dan juga Item-item Sihir lainnya. Dan mereka ber-3 pun kembali melanjutkan perjalanannya yg sempat tertunda karna sebuah pertikaian kecil Yg membuat waktu mereka terbuang Dengan percuma. 

Hingga ketiga orang bertudung hitam itu berjalan ditengah-tengah derasnya air hujan Yg turun dikota kecil Yg tampak sepi tersebut. Dan disaat langkah kaki mereka mulai melewati sebuah lorong jalan yg tampak gelap, Dan redup akan Cahaya lampu Yg meneranginya. Tiba2,

"Kya!! T-tolong ..!!"

Terdengar suara jeritan seorang Wanita, yg berasal dari arah dalam lorong disamping kiri mereka. Mendengar itu membuat salah Satu dari 3 orang bertudung yg tengah berjalan melewatinya. Seketika berhenti, Dan menoleh kebelakang,

"Siapapun t-tolong aku!!!" Jerit wanita itu kembali Dengan suara Yg terdengar ketakutan Dan paniknya. Yg langsung disahuti suara gertakan beberapa laki2 yg juga berasal dari dalam lorong tersebut,

"Kubilang diam jalang!!!?" Seru Pria Dengan marahnya,

Dan kemudian terdengar suara pukulan keras hingga beberapa kali, bercampur dengan suara jeritan dari wanita Yg terdengar menahan sakitnya.

Bugh! Bugh!

"T-to ... Long ... Aku ..." Lirihnya Yg Kini suaranya terdengar semakin pelan Dan parau.

"Hahaha! Mampus Kau jalang!" Gelak tawa dari salah satu pria Didalam lorong diikuti tawa dari teman Pria lainnya Yg tampak puas.

"Ugh!" Dan saat salah satu orang bertudung hitam itu ingin pergi mendekat kearah Lorong yg Ada dibelakangnya, sambil menarik pedang besi dari saku kirinya.

Tangannya langsung ditahan Salah Satu rekannya yg tadi berjalan dibelakangnya.

"Nona Tidak." Katanya setelah berhasil mengentikan langkah kaki dari temannya, yg ingin pergi Kearah lorong Dengan pedang Yg sudah ia cabut dari sarungnya.

"T-tapi Kita harus-" Jawab wanita bertubuh lebih kecil dari pada kedua rekannya tersebut. Tapi saat ini lengannya tampak ditahan oleh teman wanitanya, sambil ia berkata Dengan suara Yg terdengar berat dan Khawatirnya.

"Kumohon ... Apapun itu lebih baik Jangan Nona." 

Dengan perbedaan postur tubuh antar keduanya, Ia bisa melihat Dengan jelas dahi dari teman wanitanya Yg tampak berkerut didepan wajahnya Saat ini. Wanita berposture tinggi berkulit putih Dengan separuh wajahnya Yg tertutup poni, berwarna Hijau tua bagai warna daun.

"Benar nona. Lebih baik Kita lanjutkan perjalanan Kita ..." Saut teman Prianya yg sedari tadi berjalan melindunginya dari depan. Kini ia sudah berdiri tepat disebalahnya.

Dan bisa terlihat dari jubah hitam Yg sedang ia pakai Saat ini bisa Terlihat Dengan jelas lekukan dari tubuh kekarnya Yg basah karna tetesan air hujan Yg menembus masuk kesela2 jubah hitamnya.

"Dan lagi Kita harus cepat pergi dari Kota ini" Ujarnya. Mendengar itu wanita bertubuh mungi itu hanya bisa menggenggam erat gagang pedang besinya, serta suara gertakan gigi yg dari saling beradu dari wanita itu, yg sedang menahan rasa kesalnya Saat ini.

Tapi tak lama setelah helaan dari napas panjangnya beberapa kali, ia mulai mengangguk pelan mengiyakan permintaan dari rekan-rekannya saat itu. Tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya wanita mungil itu langsung melangkahkan kakinya pergi lebih dulu meninggalkan 2 rekan lainnya yg masih terdiam dibelakangnya.

Hingga keduanya hanya bisa mendesah pelan, dan tak lama mulai ikut melangkahkan kakinya mengekori wanita itu pergi dari tempat sepi dan sunyi disana. Terlebih disaat derasnya guyuran air hujan Yg masih membasahi seisi Kota terpecil tersebut.

***

Keesokan Harinya ...

Chip-Chip!

Disebuah reruntuhan bangunan Kastil, yg sudah ditutupi akar2 pepohonan yg menjalar disetiap bangunan yg tampak kuno, Terlihat sinar dari Matahari pagi ygYg tamp Menyinari separuh dari bangunan reruntuhan, Yg sudah ditutupi akar2 besar, dari tanaman rambat Yg saling melilit Dan tumbuh disekitarnya.

Tak lama dari kejauhan tepatnya dari arah semak2 belukar datang 2 Orang Bertudung Coklat, berjalan Masuk kedalam reruntuhan bangunan kuno itu. Setelah keduanya berhasil melewati sebuah jembatan kecil Yg Terbuat dari Batu2 berukuran 1 setengah meter Dengan penuh hati-hatinya. Walau Sambil membawa 1 Peti besar yg mereka bawa Dan gotong secara bersamaan, kedua orang itu berhasil menyebranginya tanpa sedikitpun masalah.

Karna kalau saja mereka salah dalam melangkah, mereka bisa langsung terjun bebas kebawah Jurang Yg sangat dalam dibawah kakinya.

"Kalian terlambat! Dari Mana saja huh?!" Seru Seorang laki2 bertubuh kekar Dengan tudung hitamnya yg tiba2 muncul dari balik Pilar dan berdiri menghadang keduanya, Tepat didepan pintu Masuk dari reruntuhan bangunan disana.

Dan Brak!

Setelah Keduanya Meletakan peti besar berwarna coklat Gelap tepat dibawah anak tangga, Mereka Dengan gugupnya langsung berbaris memanjang Dengan wajah tertunduknya,

"M-maaf ... tadi kami Ada sedikit Masalah dengan para penjaga perbatasan disana ..." Jawab salah Satu Pria yg membawa peti besar dipaling depan.

"B-benar! Tapi untunglah Kita berhasil Lolos dari pengawasannya tuanku ..." Saut laki2 disebelahnya yg juga terlihat sama gugupnya, Dan terus menunduk Tak berani Menatap kearah laki2 bertubuh besar yg tengah berdiri beberapa meter dari mereka.

Dengan tatapan tajamnya seraya melipat kedua tangannya didadanya, Pria itu mencibir pelan.

"Tsk. Sudah Cepat bawa masuk!"

"Gara-gara keterlambatan kalian, Ritualnya jadi tertunda selama beberapa jam!" Gerutunya Yg langsung disahutinya serentak oleh keduanya.

"B-Baik tuan ...!" 

Dan 2 orang bertudung coklat yg tadi membawa peti kayu berukuran besar, kembali membawanya kedalam reruntuhan bangunan. Diikuti laki2 bertudung hitam Yg Yg Terus mengamatinya dari belakang, Hingga keduanya terlihat memasuki sebuah pintu persegi berukuran besar Dengan penuh ukiran2 Disetiap dindingnya.

Dan Brak!

Pintu Batu itu langsung tertutup secara otomatis Setelah Pria bertubuh besar Yg mengekor, dibelakang kedua Pria Yg tengah membawa Peti kayu berwarna coklat gelap yg juga ikut memasuki Pintu Batu tersebut.

***

Didalam reruntuhan bangunan, Tampak 3 orang berjubah hitam sudah berada Didalam Reruntuhan dari Kastil kuno tersebut, Dan masing2nya Terlihat sangat sibuk dengan urusannya masing2. Satu orang tengah mengukir Lantai Batu yg berada diatas Altar berbentuk lingkaran dengan jari Telunjuk kanannya, dengan didepannya sudah berdiri 2 batu besar berukuran separuh dari tubuh Pria berambut Coklat Terang tersebut.

Dan 2 wanita lainnya tengah sibuk berdiskusi dibawah altar dengan Kedua buku tebal ditangan keduanya.

"Nona mereka sudah datang" Ujar pelan laki2 bertudung hitam dengan Postur tubuh besarnya Yg baru memasuki Pintu masuk dibelakangnya. Dan kemudian berjalan mendekat kearah 2 orang wanita Yg masih tampak mengobrol disamping tangga Altar,

"Benarkah?! Syukurlah akhirnya mereka datang juga ..." Kata wanita berambut merah Burgundy Yg menoleh kearah Pria tersebut dengan Ekspresi leganya.

"Terlambat beberapa jam sih, Tapi Kita masih bisa melakukannya kok nona. Tapi kita harus cepat sebelum waktu tengah hari tiba ..." Balas Wanita berambut hijau berkuncir kuda dengan Poni menutupi kedua alisnya.

"Kau benar. Kita Harus cepat melaksanakan ..."

Dan wanita berambut panjang sepunggung berwarna merah burgundy, menoleh keatas Altar Sambil berteriak dengan penuh semangatnya.

"Kak! Semuanya sudah siap, Mari Kita mulai Ritualnya~!"

Tak lama Pria berambut Coklat terang yg tengah mengukir sesuatu diatas tanah dan langsung menyahuti panggilan dari bawah.

"Ya. Aku juga sudah selesai disini!" Balas Laki-laki bermata biru tersebut Sambil mengelap dahinya Yg sedikit berkeringat.

...

Beberapa menit kemudian ...

Tepatnya diatas sebuah Altar Batu berukir Dan bercat putih dilantai batunya, yg berukuran besar dan berbentuk lingkaran. Dengan Terlihat 2 Batu berukuran separuh badan manusia, Berdiri tepat didepan altar batu tersebut.

Laki2 berambut Coklat terang itu, mulai mengiris telapak tangannya dengan sebuah pisau kecil, Yg ia ambil diatas nampan berlapis Kain Merah tua. Yg sedang dipegang wanita berambut hijau daun disamping kanannya. Terlihat darah mulai mengalir dan menetes kebawah, hingga membasahi garis dari pola Lingkaran Sihir berwarna Putih yg ada dibawah kakinya. Diikuti sebuah rapalan dari mantra sihirnya,

Sambil disaksikan oleh 5 orang lainnya Yg sudah berpakaian serba hitam. Dengan Tudung kepala Yg juga menutupi separuh dari masing2 wajah mereka, yg berdiri berjajar dibawah Altar sambil menyaksikan Proses berjalannya Ritual suci tersebut.

"Bumi berputar, kehidupan pun terputar ..."

Sambil melangkahkan kakinya Laki2 itu kembali berkata,

"2 dunia menjadi gerbang antar pemisah diri! "

"Wahai roh2 suci Dan agung, yg bersemayam didalam pedang suci ini ..."

Ucap laki-laki tersebut. Dan kemudian selangkah demi selangkah kakinya terus mengitari garis demi garis, dari Pola lingkaran Sihir berwarna putih yg terukir dibawah kakinya. Sambil terus mengalirkan tetesan darahnya, Hingga mengarah tepat kearah 2 Batu besar yg Ada didepan Altar tersebut.

"Serta Jiwa2 yg terikat oleh Satu garis Takdir kehidupan!"

"Kemalangan, kegelapan Dan kebatilan akan tersucikan oleh air pemurnian ..."

Dan dari belakang seseorang bertudung hitam Yg diketahui adalah wanita berambut hijau, Mulai Berjalan mendekat saat laki2 itu sudah selesai mengitari seluruh garis Dari pola lingkaran putih dibawah kakinya. Sambil tangannya membuka sebuah peti hitam besar Dan panjang, Yg didalamnya sudah terbalut sarung pedang yg terbuat kayu Yg tampak usang berwarna coklat muda, Dengan nampak ukiran berwarna hitam keabu-abuan tergambar jelas mawar berduri. Menghiasi setiap sudutnya,

Tak lama Laki2 itu mulai mengambilnya Dan membawanya tepat diantara 2 Batu besar yg Ada didepannya Saat ini.Dan disaat Yg bersamaan wanita itu ikut mundur Dan keluar dari Altar, Dan kembali berdiri disamping ke-5 orang lainnya Yg menyaksikannya dari bawah Altar setelah Laki2 itu menaruh pedang Yg terbalut sarung kayu berukirkan mawar hitam, ia kemudian mundur Kembali dan berdiri tepat ditengah2 pola garis lingkaran sihir yg semua garisnya mengarah tepat kebawah kakinya,

Kemudian ia melanjutkan Rapalannya kembali,

"Wahai 2 gerbang kehidupan yang abadi ..."

"Tempat terbukanya jiwa2 yg bersih nan Suci tanpa setitikpun dosa!"

Terlihat pola lingkaran yg Ada dibawah kakinya yg semula berwarna Putih, Dan berukuran kecil.

"Dengarkanlah panggilan kami ..."

Kini pola itu berubah menjadi besar serta berwarna merah darah yg menyala terang, dibawah kaki Laki-laki Berambut Coklat terang tersebut.

"Anak cucumu tengah mengalami kemalangan diri, wahai kekuatan yg terpendam Dan terkucilkan jauh didalam tanah Dan bumi ini ..."

Suara Gema dari rapalan mantra sihirnya Yg semakin terdengar nyaring Dan keras diruangan tersebut. Diikuti dengan suara dari rantai-rantai berwarna merah Yg tiba2 keluar dan bermunculan satu persatu, Dari dalam pola lingkaran sihir yg ada di bawah kakinya yg perlahan-lahan mulai mengikat Kedua tangan Dan kakinya semakin kencang Dan semakin membilat dengan sangat kuat dikedua tangan Dan kakinya.

"A-ahh!"

Terdengar beberapa kali suara rintihan Dari mulut Laki2 tersebut, dengan jubah hitam menutupi seluruh tubuhnya Saat ini. Hingga suara rintihannya terdengar semakin kesakitan saat rantai-rantai Merah itu mulai perlahan-lahan menggores seluruh kulitnya hingga berdarah.

Mendengar suara jeritan dan rintihan kesakitan dari temannya, Membuat ke-5 temannya langsung menjadi khawatirnya dan tegang secara bersamaan termasuk gadis berambut merah Burgundy yg mulai ketakutan Saat Melihat laki2 tersebut Yg Tak lain merupakan kakak kandungnya sendiri tak henti-hentinya terus menjerit kesakitan.

"K-kakak ...!!"

Hingga membuatnya ingin berjalan mendekatinya, tapi seketika langsung dicegah Salah satu Rekannya bertubuh besar yg berdiri disebalahnya saat ini. Membuat wanita muda itu tidak bisa berbuat apa2, selain hanya bisa diam ditempat dan terus menyaksikan berlangsungnya upacara dari Ritual suci Yg tengah kakaknya lakukan Saat ini.

Dengan raut wajah menahan rasa sakitnya, Laki2 itu tidak berhenti merapalkan mantra sihirnya. Walau dengan kondisi kedua tangan dan kakinya Yg sudah berdarah akibat kuatnya rantai-rantai merah yg mengikatnya saat ini.

"J-Ja ...wablah! Panggilan .... kesakitanku ini!!"

Serunya. Dan lagi-lagi ia menjerit disertai kedua air matanya Yg tampak basah serta berair akibat menahan rasa sakit disekujur tubuhnya saat Rantai2 berwarna merah itu terus bergerak keatas hingga menjeratnya kuat keatas lehernya.

Membuatnya lama-kelamaan kesulitan untuk bernapas karna kencangnya ikatan dari rantai2 yg mengikatnya saat ini yg seakan-akan menghentikan aliran oksigen dan darah diseluruh tubuhnya. Tapi Laki2 itu masih belum menyerah,

"T-tangan .... d-diba... las ... tangan!"

" ... H-Hingga .... jantung I-ini ... Berhenti ..... b-berdetak!"

Suaranya terdengar semakin terbata-bata penuh susah payah ia berusaha untuk merapalkan mantra sihir dari mulutnya, belum lagi waut wajahnya yg kian semakin bertambah pucat disertai keringat dinginnya.

"A...agh ..!"

***

Greek! Greek!

Suara gemuruh seluruh Dinding dari reruntuhan bangunan Kastil diruangan itu yg perlahan-lahan mulai bergetar hingga terlihat retakan hingga mengarah ke-2 Batu besar yg Ada didepan mereka. Tempat dimana semula pria itu menaruh Pedang bersarung kayu kecoklatan diantara 2 batu disana.

Kini guncangan itu semakin bergetar hebat, hingga secara mengejutkan membuat pedang bersarung kayu itu ikut melayang Terbang keatas. Hingga perlahan2 membakar hangus pedang kayu, Yg entah muncul dari Mana api2 itu. Dan dengan cepat merubahnya menjadi butiran abu2 Yg saling beterbangan diudara.

"D-da ... tanglah!!"

Dan Saat suara rapalan mantra sihir dari mulut Laki2 tersebut mulai terdengar kembali,

Woooshh!

Seketika angin kencang langsung berhembus Dan dengan sekejam mata saja butiran2 debu dari pedang berbalut kayu Yg tadi sudah terbakar hangus Tak bersisa. Kembali utuh saling menyatu satu sama lain, Disertai dengan kilatan2 listrik berwarna Biru tua Yg juga muncul ditengah2 kencangnya angin. Yg langsung berubah menjadi angin badai berwarna abu2 pekat yg berhembus kuat Disekitar area altar,

Membuat Ke-5 orang yg tengah menyaksikan Ritual suci itu langsung menutupi wajahnya dengan sebelah tangannya. Karna didepannya, angin mulai bertiup sangat kencang hingga menghalangi jarang pandang mereka, bahkan berhasil melepaskan tudung2 Yg menutupi kepala mereka Saat ini.

Dan lama kelamaan membentuk sebuah pusaran angin yg sangat besar, yg semakin menyeret tubuh mereka hingga mengarah kedalam pusaran Yg muncul ditengah2 altar diatasnya.

"S-segera aktifkan sihir pertahanan diri kalian!!" Teriak laki2 bertubuh besar yg Dengan cepat mengeluarkan sebuah Perisai Baja bergambar naga Yg ia taruh dibelakang punggungnya.

"B-baik!!" Saut ke-4 orang didekatnya. Dan sesuai aba2, mereka mulai membalut tubuh mereka dengan sebuah sihir Perisai pertahanan diri ditubuh masing2.

Tapi tidak dengan gadis berambut merah burgundy Yg masih diam ketakutan Dengan seluruh pandangannya terfokuskan kepada kakaknya Yg sudah hilang ditelan pusaran badai Yg semakin membesar.

"Kya!! T-Tolong aku Gil!!"Teriaknya Saat tubuhnya mulai tertarik maju kearah pusaran angin didepannya.

Tapi dengan cepat lengannya ditarik oleh Pria bertubuh besar dengan sebuah Perisai berbentuk naga hitam Yg masih tertancap ditanah, tubuh mungilnya langsung dipeluknya erat2 Saat disekelilingnya tampak batu2 besar ikut melayang terbang terbawa kedalam pusaran angin disekitarnya.

"Dan ... j-awablah .... P-panggil Suci ini .... "

"W-wahai jiwa2 .... penyelamat kami !!!!"  Seru pria itu dengan suara yg lantang.

Seru laki2 yg masih bertahan ditengah2 pusaran badai karna jeratan dari rantai2 Merah Yg masih mengikat seluruh tubuhnya Saat ini. Membuat raut wajah dari wanita mungil itu berubah menjadi senang, karna kakaknya ternyata masih hidup Dan bisa bertahan ditengah2 badai Yg tiba2 muncul entah dari Mana datangnya.

"K-kakak!!!" 

Dan ta lama BOooomM!.

Suara Ledakan dari pusaran angin yg sangat kencang langsung mendorong tubuh ke-5 orang itu, Hingga terpental jauh menabrak tiang2 bangunan reruntuhan diruangan yg berubah seperti kapal pecah tersebut.

"K-kakak ..." Rintih gadis itu yg sudah terbaring tengkurap ditanah Yg juga ikut terlempar dari pelukan Pria bertubuh besar Yg tadi sempat melindunginya. Ia terlihat mencoba untuk meraih kakaknya yg masih ditelan pusaran angin badai ditengah2 Altar diatasnya,

Hingga tak lama ruangan dari bangunan reruntuhan disana perlahan2 mulai berguncang dan satu persatu mulai runtuh berjatuhan kebawah. Menimpa semua orang yg Ada didalam sana, termasuk gadis berambut merah burgundy Yg sudah kehilangan kesadarannya Saat sebuah reruntuhan bangunan Kastil menimpa tubuh mungilnya tersebut.

Tapi sebelum bangunan Dari reruntuhan disana mulai menimpa tubuh dari wanita mungil itu, Sekilas dari kedua matanya ia melihat ditengah2 Pusaran angin badai bercampur kilatan-Kilatan biru yg menyala Terang ditengah2 kabut hitam yg memenuhi seluruh bangunan ruangan tersebut, Tepatnya diatas 2 batu yg Ada didepan altar.

Sebuah Pedang yg semula terbuat Dari kayu kecoklatan, Kini sudah berubah bentuk menjadi sebuah Pedang berwarna hitam kebiru-biruan. Dengan lekukan tajam dibawah Mata pedangnya Yg semakin menambah kesan Mistis Dan Gelap dari pedangnya. Disertai sambaran dari kilatan2 Petir Yg masih muncul disekeliling Pedang hitam tersebut, dengan diikuti sebuah Pola lingkaran sihir yg menyala terang dibalik pedang tersebut.

"I-indah sekali ...." Ucap gadis itu pelan dengan penuh decak kagumnya, Saat ia melihat kearah Pedang yg berhasil kakaknya panggil dari sebuah ritual suci, memperlihatkan betapa indahnya pedang yg sedang melayang dihadapannya saat ini.

Hingga tak lama pandangannya pun mulai kabur, Dan gadis itu pun langsung Tak sadarkan diri, saat seluruh tubuhnya mulai tertimpa reruntuhan bangunan didalam sana.

***

==>>NEXT

Pilus_99

Ha! Akhirnya selesai juga untuk Chapter 3 Khusus bagian Epilognya :)). Cukup panjang sih, Tapi Semoga kalian suka Dengan Alur cerita yg kubuat ini. Karna ini termasuk bagian penting dari cerita kedepannya *upps! Pokoknya Terimakasih kepada para pembaca Ceritaku siapapun itu ... Ditunggu Feedbacknya Dan jangan lupa Komen Dan Like ya!! ❤️. #loveyourself Guys!

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status