LOGINSazia's heart gets broken when she finds out that the love of her life chose someone else to be with at the mated ceremony. Trying to run away from her past, she melts herself into the human form and loses a bit of her memory due to the incident. With a new name and a new identity, she tries to restart her life again but fate has other plans for her. What would happen when her past starts to haunt her and she is the only one left to save the werewolf pack? Would she go back to her old life or will she choose to move on? There's only one way to find out…
View More“Ah ….” Lenguhan dan desahan bergema di ruangan hotel itu.
Cahaya remang dari lampu tidur yang menyala memperlihatkan samar siluet dua orang yang tengah saling memagut satu sama lain.
Namun, detik sang pria ingin menyatukan dirinya dengan wanita dalam pelukan, satu desisan terlepas dari bibir wanita tersebut.
"Kamu masih perawan?" tanya Ryuga yang mengerutkan kening saat melihat gadis di bawah kungkungannya meringis kesakitan, tepat begitu dia berusaha membobol mahkotanya.
Claudia mencengkeram punggung Ryuga kuat-kuat. “Terobos aja, Pak,” tukasnya cepat.
Satu tangan Claudia merangkul tengkuk Ryuga, berusaha mengalihkan perhatian pria itu dengan bibirnya. Namun, Ryuga menolak.
"Jawab pertanyaan saya," tegasnya.
Ditatap seperti itu, Claudia menggigit bibir. Frustrasi karena hasratnya terpaksa ditahan. "Ya menurut Bapak?!" balasnya ketus, ingin agar pria di atasnya ini cepat melanjutkan aksinya lagi.
Namun, tidak disangka, Ryuga malah menghela napas dan menjauhkan diri darinya. "Saya nggak bisa lanjut." Suara Ryuga kembali mengudara di tengah hawa panas yang menyelimuti keduanya.
"Loh, kenapa?!" rengek Claudia. “Kan sudah sesuai perjanjian!”
Untuk melupakan rasa sakit hatinya karena ditinggal bertunangan oleh sang pujaan hati, Claudia memesan seorang pria dari muncikari yang direkomendasikan temannya.
Pria dewasa dengan proporsi tubuhnya bagus, tidak kelebihan otot dan juga wajah yang menawan, itu ciri-ciri yang Claudia berikan sehingga dirinya berujung mendapatkan Ryuga, pria yang membuat Claudia merasa telah mendapatkan jackpot lantaran gigolo yang dia pesan ternyata bisa begitu memesona.
Akan tetapi, karena dia perawan, Ryuga malah mengurungkan niatnya?! Transaksi macam apa ini!? Claudia sudah mengeluarkan uang, masa batal!?
Ryuga menautkan alis mendengar ucapan Claudia, entah karena bingung atau tidak setuju dengan kalimat gadis itu. Namun, kalimat yang tidak mampu Claudia percaya terlontar dari bibir Ryuga.
"Kamu harus lakukan itu dengan seseorang yang kamu suka,” ujar pria tersebut seraya turun dari tempat tidur dan meraih jubah mandi di dekatnya. Otot perutnya yang menggoda masih dipertontonkan.
Mendengar kalimat Ryuga membuat Claudia mematung. Gigolo macam apa Ryuga ini?! Kok bisa menolak dan malah menyarankan kliennya untuk melakukan yang pertama kali dengan orang yang mereka suka?!
Ya, kalau misalkan bisa bersama dengan orang yang Claudia suka, dia juga tidak akan ada di tempat ini!
Kepalang tanggung karena hasrat sudah di ubun-ubun, Claudia memutuskan untuk membalas, "Saya sukanya Pak Ryuga!”
Sontak, Ryuga membeku. Ekspresi pria itu memang datar, tapi pancaran matanya memancarkan keterkejutan seiring dirinya perlahan menoleh untuk menatap mata Claudia.
Wajah Ryuga tampak kesulitan, tapi setelah beberapa saat, pria itu kembali membuang wajah. “Tapi saya nggak suka kamu,” ucapnya, sukses membuat Claudia terbelalak. “Kamu amatir.”
"Pak, jahat banget sih mulutnya!" protes Claudia, merasa tersinggung.
Memang dia tidak seksi dan berisi seperti wanita-wanita lain di bar malam itu, tapi Claudia cukup pede dengan parasnya. Walau Claudia tidak selalu percaya, tapi banyak orang yang memuji kecantikannya, membuatnya yakin kalau paling tidak penampilannya masih berada di garis rata-rata!
Dengan mata yang mulai berkaca-kaca karena tersinggung, Claudia merengut selagi menatap Ryuga. Pria itu pun menyadari hal tersebut dan berujung kembali menghela napas.
"Saya minta maaf, tapi saya bener-bener nggak bisa," ucap Ryuga.
"Kenapa?! Saya berkenan, Bapak juga. Saya mau, Bapak juga mau. Jadi harusnya–”
"Kamu takut,” potong Ryuga membuat Claudia terdiam. Pria itu menoleh saat selesai berpakaian dan menatap mata Claudia lurus. “Saya bisa lihat itu di mata kamu."
Mendengarnya, Claudia tersedak air ludahnya sendiri. Apa … sungguh sejelas itu?
Memang, sejujurnya Claudia takut karena ini pertama kali baginya. Bukan hanya itu, dari awal dirinya juga tak pernah senakal itu apabila berpacaran. Paling mentok juga berpegangan tangan dan berpelukan, sisanya tidak pernah karena nyalinya begitu kecil.
Namun, karena patah hati yang begitu besar, malam ini Claudia memutuskan untuk nekat.
"Apa alasan kamu ingin tidur dengan saya?" tanya Ryuga lagi. “Penasaran? Ingin mencoba? Atau … karena ingin menjadikan malam ini pelampiasan?”
Claudia kaget. Tidak menyangka isi hatinya terbaca jelas oleh pria di hadapannya. Berusaha menghindari tatapan Ryuga yang tajam dan menusuk itu, Claudia pun menundukkan kepala, sedikit malu dan merasa bersalah.
Tahu tebakan terakhirnya benar, Ryuga berucap, “Saya nggak bersedia dijadikan pelampiasan.”
Ucapan Ryuga membuat Claudia mengepalkan tangannya. Dia sudah membayar sang muncikari, masa ditinggal tanggung begini!?
"Bener nih, Pak?" Claudia masih berharap, tapi Ryuga menganggukkan kepalanya mantap.
Keputusan Ryuga memang menyebalkan. Akan tetapi, pun dia seorang gigolo, Ryuga tetap manusia. Dia boleh punya pilihan.
Memikirkan itu, Claudia pun menghela napas kasar dan berkata, “Kalau begitu, saya minta yang lain saja.”
Mendengar tersebut, Ryuga yang baru saja ingin mengenakan jasnya mendadak membeku di tempat. “Apa?” Dia menatap gadis itu dengan wajah tidak percaya.
Claudia mengedikkan bahunya. “Ya, kalau Pak Ryuga nggak mau, saya cari pria lain. Rugi dong kalau kadung nanggung begini.”
Namanya sudah bayar, masa mau minta balik uangnya. Mana mungkin si muncikari mau!?
Baru saja Claudia membuka hapenya untuk menyalakan internet dan mengirim pesan kepada si muncikari, tangannya langsung dicekal oleh Ryuga. “Kamu akan mencari pria lain kalau saya menolak?” tanya pria itu.
Claudia mengerjapkan mata, tapi dia menjawab, “Iya.”
Ada kilatan aneh di mata Ryuga seiring dirinya berkata, “Apa kamu gila? Sebegitu nekatnya kamu sampai sama sekali tidak memedulikan harga dirimu?”
Alis Claudia tertaut, dia rasanya ingin marah. Apa hak Ryuga membicarakan harga diri dengannya?!
Baru saja ingin menyemprot pria itu, mendadak ponsel Claudia bergetar. Itu telepon dari ‘Mami’, panggilan untuk sang muncikari.
Melihat hal itu, Ryuga gegas melepaskan tangan Claudia. Mungkin baru sadar dia tidak ada hak menahan gadis tersebut.
“Saya ke kamar mandi dulu … kalau memang kamu mau lanjut, kita lanjutkan setelah kamu selesaikan panggilan itu!” Usai mengatakan hal tersebut, Ryuga langsung masuk ke kamar mandi.
Mendengar hal itu, Claudia tersenyum penuh kemenangan. Dia pun mengangkat panggilan.
“Halo?” sapa Claudia.
“Bu Claudia! Akhirnya, terhubung juga panggilannya! Ibu dari tadi ke mana?! Saya telepon berkali-kali!” tegur si mami dengan agak panik, membuat Claudia menautkan alis. Belum sempat dibalas, si mami melanjutkan, “Ini anak Mami nungguin dari tadi!”
Claudia mengerutkan kening. “Loh, ini anaknya udah sama saya.” Ryuga saja ada di dalam kamar mandi.
“Hah? Nggak, Bu Claudia. Ini anak Mami aja udah dua jam nungguin Ibu di depan bar!”
Informasi dari si muncikari membuat Claudia membeku. Dia perlahan menatap ke arah pintu kamar mandi, lalu berkata dengan agak bergetar, “Nama anak Mami … Ryuga, ‘kan?”
“Ryuga? Siapa itu? Anak Mami yang buat Bu Claudia namanya Evan!”
Balasan sang muncikari membuat dunia Claudia serasa berhenti. Jadi, dia salah orang!? Lalu, siapa Ryuga yang ada di dalam kamar mandi kalau bukan gigolo yang dia pesan?!
**
But Xavier was right, many people found their mates during ceremonies like this, and when she finds hers, she may also forget about me. But what if she doesn't?I grew up so close to her that I did not even notice she was in love with me. She always visited me, she was always concerned about me, would I just let our friendship go down the drain? I cursed myself for indirectly torturing her, I pictured her face when I choose someone else. But what would happen after that?She may never talk to me again; she may remain heartbroken forever. She may even choose to go back to her pack and get revenge on us.But what could I do? I was in a huge dilemma of what to choose, I did not even pay attention to anything said or done in the ceremony. There was only one thing I had to do.After I was crowned the new Alpha, Xavier called me in front of the whole crowd of different packs of wolves."And so, my son. It has been a long tradition that the newly crowned Alpha chooses a mate during his
Lucian's POVI was walking around, greeting some guests when I saw a werewolf coming for me.Other werewolves did not come too close to the party before changing but that one did, and we bumped into each other.She turned back to human almost immediately."Oh I'm so sorry I bumped into you," she said, full of remorse. I was now on the ground because of the speed she used to rush toward me. "That's okay, at least you came for the ceremony," I said while standing up, dusting my body."Thank you," she smiled."A thick werewolf huh, I guess you are from the El Salvador pack right?""No, I'm Ladurgal, the El Salvador has longer hair""Okay, okay, my bad. It's nice to meet you..."I reached my hands to shake her, in a way of asking for her name. "Aveo, you can call me Aveo.""Okay Aveo, I am..."She cut me off before I could say anything,"Lucian, the Alpha's son. I can see your crown, and you smell like an alpha."I laughed and reached for her hands to give a handshake again but then sta
A smile brightened my eyes, it was Lucian’s crowning ceremony. I was very happy for Lucian, everything was getting in place.Lucian would be made the Alpha,He would choose me to be his mate: I was now sure of that,I was going to be with Lucian forever and ever.I started to picture the both of us together with our children, walking together, running around the place.I could picture a bright day for Lucian and me,I could imagine Lucian fighting with different men to save me.I started to daydream of Lucian and me, together. Then the dangerous wolves would come to take me away from him.I imagined Lucian fighting them all to save me… it was the happiest time of my life.But then I taught, if I wanted all the things I dreamt of, I had to be there for him.I quickly transformed into a wolf and went back to my house. I was going to pick out my best dress for Lucian’s ceremony.Lucian’s POVBy the time I came out of the forest, the day started to break.Thankfully, the place was still q
My heart skipped a beat, he was right.“You can’t just choose a mate you just met Lucian,” I replied. He could though, I was afraid it may be possible.I took a step backward and turned around, rolling my eyes like I didn't care about what he just said when it was the complete opposite. I did care. I did care that he would find someone who he would love and cherish and worship the ground she walked on. “You’re right, you may likely find a mate at the ceremony, then you would forget me forever,” I mumbled, not realizing he had heard me. I turned to leave but he grabbed my hands tight,“I’ll always choose you first Sazia. You were my first friend, the only girl to challenge me without being scared of what might happen.”He grabbed me close to him and hugged me tight. I could feel his warm embrace, his hot breath, and everything in between; it sent shivers down my spine and made me want to run my hands over his body frame and just give myself to him. We stayed like that for a long tim












Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.