Share

The Story of Saka
The Story of Saka
Penulis: Bani Salman

Malam Kelam di Hutan Pinus

Malam makin meninggi , ketika sebuah Jeep hitam berkecepatan tinggi melaju kencang menembus kabut yang semakin menebal.

Seperti tidak mengenal takut, dalam suasana yang temaram , sang pengemudi menjalankan mobilnya dengan gila. Membelah jalanan yang lengang dan sunyi, seolah mengejar sesuatu. Atau lebih tepatnya sedang berusaha menghindari sesuatu.

Seorang pemuda berusia tiga puluhan, menatap jalanan dengan nyalang. Matanya nampak waspada melewati tiap titian jalan yang berkelok. Seolah sedang menapaki ular besar yang setiap saat bisa saja melahapnya, andai dia tidak hati - hati.

Dia mengemudi dengan skill Dewa. Tangannya sangat cekatan di belakang kemudi. Memutar setir dengan lihai, tanpa keraguan. Kakinya menginjak pedal gas dengan keras. Hampir tidak menurunkan kecepatannya sama sekali. Sesekali matanya menatap spion. Melihat ke belakang. Berharap tidak ada siapapun yang mengejarnya.

Welly, sang pengemudi nekad ini sedang mengejar waktu. Memburu peruntungan dirinya yang masih tersisa di depan sana. Berusaha menghindari takdir buruk yang setiap saat bisa menimpanya. Ketika sebuah keputusan telah diambil. Sebuah perjudian terbesar yang pernah dibuat seumur hidupnya. Menentukan nasib hidup dan matinya saat ini.

Nuri, dialah sang dadu yang telah digulirkan oleh pemuda ini. Dengan segala konsekwensi yang siap ditanggung oleh nya. Antara kalah atau menang. Antara Hidup atau mati.

Dan sekarang dadu itu berada di tangannya. Tergolek dengan lemah di jok belakang mobilnya. Dengan kondisi yang cukup mengenaskan.

Ya , Welly telah menculik Nuri sekitar dua jam yang lalu. Mengambilnya secara paksa dari tempat seseorang bernama Zacko yang dengan sengaja menyekapnya.

Entah karena keberuntungan sedang memihak kepadanya, atau memang takdirnya sedang baik, Welly sang Perwira Muda ini telah berhasil mengambil Sang Gadis dari tempat penyekapan Zacko yang tidak lain adalah atasan nya sendiri!

Ketika tadi dirinya sengaja membuntuti atasannya yang tengah bersuka cita membawa gadis ini, lalu dengan sabar menunggu di tempat persembunyian sambil berharap-harap cemas, Welly melihat Zacko pergi dengan marah-marah meninggalkan hotel.

Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan kesempatan yang ada dengan menjalankan misinya. Melakukan aksi nekad yang tidak semua orang mampu dan mau melakukannya.

Welly memutuskan untuk menyelamatkan Nuri, gadis cantik yang di bawa dan di sekap oleh Kapten Zacko.

Walau Dia harus mengambil resiko tingkat tinggi dan berbahaya, menerobos masuk dengan melumpuhkan beberapa bawahan Kapten Zacko, yang tidak lain adalah kawan-kawannya sendiri.

Dan inilah permainan berbahaya yang sudah dia mainkan. Rolet Rusia sudah dia putar. Pelatuk senapan sudah dia tarik. Tinggal menunggu ditembakan. Dengan dua pilihan yang nyata dan jelas.

Pertama, diburu oleh sang Komandan dan siap menghadapi hukuman yang sangat berat, bahkan dengan konsekwensi di bunuh Kapten Zacko.

Kedua, melarikan diri sejauh mungkin hingga ke ujung dunia bila perlu dan tidak pernah lagi menunjukan batang hidungnya di depan sang Komandan.

Sekian lama berselang, akhirnya dia sampai di ujung kota. Batas antara kota bernama Stolen Hart City, dan kota lainnya. Sebuah kawasan hutan pinus yang mengapit di kiri-kanan jalan, selayaknya para Raksasa jahat yang sedang berbaris dengan gagah dan sombong. Melambai-lambai memanggil siapa saja untuk masuk kedalamnya . Masuk dalam cengkraman ilusi mereka.

Bahkan ketakutan pun miliki warna. Gelap, dingin, suram dan menyeramkan.

Welly melambatkan laju kendraaannya. Matanya dibuka lebar-lebar, berusaha mencari sesuatu. Mengubah arah, membelokan arah Jeep nya ke jalan setapak yang ada di sebelah kanan jalan. Lalu masuk menembus gelapnya hutan.

Mobilnya merayap pelan. Menapaki jalan tanah liat yang basah berkabut. Menyisakan pandangan hanya beberapa meter di depannya. Namun Welly masih bisa melihat dengan jelas, walau hawa dingin yang terasa seperti pedang tajam menusuk tulang. Seolah mengoyak kulitnya. Dan jejeran Pinus seperti hantu yang memanggil dirinya. Menghipnotisnya. Dia tidak peduli. Dia ingin segera sampai di tujuan.

Sebuah bangunan pondok yang terbuat dari kayu menyambutnya. Berdiri kokoh seperti hewan buas yang sangat besar tengah mendekam menunggu mangsa.

Sebuah pondok yang jarang sekali di pakai. Tempat yang sengaja dibuat para avounturir penjelajah hutan. Sebagai base camp. Sesekali juga dipakai sebagai tempat berlatih para prajuritnya. Anak buahnya. Untuk melatih skill mereka.

Welly menghentikan Jeep nya. Turun dari mobilnya. Matanya berkeliling menatap sekitar. Tanah lapang yang datar, dan lebatnya hutan Pinus. Setelah dirasa aman, dia langsung membuka pintu belakang Jeep. Melihat 'sang dadu' yang masih belum siuman. Lalu dengan cekatan membopongnya. Membawanya masuk ke dalam pondok.

Welly meletakan tubuh Nuri di lantai kayu. menyalakan ponselnya , menyetelnya ke mode light. Menaruhnya dengan posisi terbalik. Cahaya led memancar menerangi seisi ruangan . Menghasilkan cahaya temaram yang redup. Namun cukup untuk menerangi ruangan pondok.

"Nuri, bangunlah!" Welly menepuk-nepuk dengan agak keras wajah cantik di depannya. Nuri memang sengaja dia buat pingsan. Karena dia melawan ketika akan dibawa tadi. Dan itu menyulitkannya untuk membawa gadis itu dari sana.

"Akh, .. ada dimana aku ... Si.. Siapa kau .." Nuri mengerang. Masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Kesadarannya mulai berangsur pulih.

"Kamu berada di tempat yang aman bersamaku ..."

"We .. Welly, apa yang terjadi disini. Kau, mengapa kau membawaku kemari? Tempat apa ini ?"

"Kamu tidak perlu tahu ini dimana, yang jelas, kamu sudah aman dari Kapten Zacko sekarang ..."

"Tapi, kau ... Kau juga bagian dari mereka! Dasar pembunuh kejam!" Nuri memekik. Dia mulai mengingat apa yang terjadi. Hari-hari berat yang telah dilewatinya selama ini. Kesadaran yang hampir pulih sepenuhnya, secara spontan membawanya pada ujung kesedihan.

"Jangan salah faham , bukankah sudah kubilang, aku hanya menjalankan tugasku sebagai seorang penegak hukum ..."

"Penegak hukum apanya? Kamu adalah seorang munafik tercela! Kau manfaatkan aku untuk tujuan mu sendiri! Kamu membunuh saudara-saudaraku, teman-temanku, dan mereka yang kusayangi!"

"Gak perlu bahas masalah itu! Kamu seharusnya berterima kasih kepadaku malam ini. Kamu tahu andai aku tidak menyelamatkanmu? Kamu mungkin sudah dihabisi dengan kejam oleh Zacko!"

"Siapa yang butuh pertolonganmu? Aku sudah muak melihat penipu seperti dirimu!"

"Menipu? Bukankah aku sudah bilang sebelumnya, kalianlah yang seharusnya bertobat! Aku sudah memberi kalian kesempatan untuk kembali ke jalan yang benar. Meninggalkan ide gila kakakmu yang haus kekuasaan itu!"

"Apa kau bilang? Kakaku haus kekuasaan? Dasar tukang memutar balikan fakta! Kakaku, dia tidak serendah itu! Dia berjuang untuk kebaikan seluruh rakyat, untuk keadilan dan hak yang selalu kalian rampas, dia berjuang melawan penindasan yang selalu kalian lakukan setiap saat!"

"Omong kosong! Kamu percaya kakakmu seperti itu? Kamu benar-benar terlalu naif dan bodoh! Sepertinya doktrin yang ditanamkan Eagle sudah mengakar kuat dalam otakmu! Sudahlah, semua masih belum terlambat. Aku masih memberimu kesempatan, jadilah manusia biasa. Hiduplah dengan normal. Belajar dengan giat. Tidak ada lagi yang harus berlaku aneh-aneh. Tidak ada yang perlu diperjuangkan disini! Semuanya sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Jika ada yang pantas disebut penipu, itu adalah dia, kakakmu sendiri!"

"Dasar pecundang! Kamulah yang seharusnya sadar, bahwa kota ini sudah tidak benar. Segala kebobrokan dan ketidak adilan terjadi di depan matamu hampir setiap hari. Apa kamu buta? Apa kamu tuli? Demi kesenanganmu sendiri, kamu malah mendukung mereka! Sebenarnya hatimu terbuat dari apa? Tumpukan sampah dan kotoran? Kenapa kamu tidak sadar sedikitpun? Apa ini tujuan hidupmu sebenarnya?"

"Cukup! Semakin lama kata-katamu semakin tidak enak didengar! Kamu telah bicara terlalu jauh. Kamu gak perlu ajari aku tentang tujuan hidupku. Kamu hanyalah gadis kemarin sore yang belum tahu apa-apa. Beruntunglah, karena aku memujamu sejak dulu. Yang harus kamu lakukan sebenarnya adalah membuka mata dan hati kamu lebih lebar. Peka dengan keadaan. Siapa yang sebenarnya memperjuangkanmu sampai saat ini. Itu aku! Welly! Bukan kakakmu yang sok jagoan itu! Dimana dia saat kamu menderita? Dimana Eagle ketika kamu hampir dihabisi Zacko? Aku mengambil resiko ini karena aku peduli dengan mu! Aku melakukan ini karena aku mencintaimu!"

"Aku tidak butuh pertolonganmu! Aku tidak butuh dicintai olehmu! Aku lebih baik mati dari pada harus menerima cinta busuk mu!" timpal Nuri keras. Sekeras hatinya yang membatu.

"Dasar jalang tidak tahu diuntung! Kau benar-benar sudah menguji batas kesabaranku! Baiklah, aku tidak perlu lagi berlaku baik kepadamu. Aku sudah menahannya sejak tadi, tapi sepertinya kamu memaksaku untuk melakukannya. Kamu mau tahu seperti apa aku sebenarnya? Kamu akan segera mengetahuinya!" Welly menahan napasnya. Senyum buruk dan sinis tergambar di raut wajahnya.

Gadis ini terlalu memaksanya. Dia telah menginjak harga dirinya sebagai seorang pria.

Apa mau dikata. Kamu meminta, kamu akan segera mendapatkanya!

Welly secara tiba-tiba menghempaskan Nuri ke lantai. Diiringi dengan jeritan sang gadis. Dia langsung menindihnya!

Welly sudah memutuskan. Dia akan melakukannya disini. Melampiaskan hasratnya disini!

"A... Apa yang kau lakukan, lepaskan!" Nuri berteriak. Namun Welly tidak menggubris teriakan Sang Gadis. Badannya yang kekar langsung bergumul dengan tubuh sang gadis, setelah sebelumnya menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh gadis itu.

Nuri terkejut tiada tara. Tidak menyangka pria di depannya akan berbuat seperti itu. Perbuatan keji yang sangat ditakuti hampir seluruh wanita di muka bumi ini!

Ternyata Welly tidak ada bedanya dengan Zacko, sama-sama manusia bejat!

Nuri menjerit dan meronta dengan keras, melawan sekuatnya. Semampu yang dia bisa. Berusaha mempertahankan harga diri dan kehormatannya.

Sementara Welly mulai menggila. Akal sehatnya telah pergi mengembara entah kemana, membawa nurani manusianya ke tempat terjauh. Diganti dengan hasratnya hewaninya yang mulai mendaki menuju puncak.

"Lepaskan aku ... Tolong ..." Nuri masih berteriak dengan sisa suaranya. Air matanya tumpah. Fikriannya terasa gelap. Dia sudah putus asa. Dia membayangkan hal terburuk yang hampir pasti terjadi padanya.

Dia serasa ingin mati. Dan dia lebih baik mati. Jika itu adalah pilihan yang tersisa!

Itu lebih baik baginya.

Tuhan, tolong aku! Aku benar-benar butuh pertolonganmu! Diantara ketakutannya yang meraja, batinnya memohon pertolongan.

Dia teringat Tuhannya!

"BRRAAAKKK !"

*********

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status