Share

PART 8 - HASRAT SEMATA ?

Author: Noodles
last update Last Updated: 2021-03-21 07:38:15

ALEX ANDREW POV

Wajahku tertekuk tak beraturan seperti kertas yang sudah kusut. Sialnya aku, yang gagal menjadi pahlawan kepagian untuk menolong Mika.

Noah Dylan! Sejak kapan ia peduli dengan wanita?! Bukankah kepeduliannya tak lain dan tak bukan adalah tubuh telanjang para kaum hawa.

Kutenggak beberapa gelas minuman beraroma kuat yang membuat kepalaku semakin sakit dihantam pikiran liar tentang Wanda dan pria sialan itu.

Tak cukup ia merebut wanita jalang itu kemudian gadis yang aku, maksutku sahabatku.

Mentang-mentang berkantong tebal dan berwajah ganteng juga minim akhlak. Dia tak punya hak untuk menyentuh tubuh Mika yang meggunakan baju sialan itu. Seharusnya tadi aku menyebutnya jelek supaya ia berganti pakaian.

Seharusnya tadi aku tidak terpesona dengan pemandangan dadanya yang membuat pikiranku ngalor-ngidul

Aku merasa bingung karena tidak bisa mengendalikan pandanganku ke arah Mika yang sedang digendong oleh pria itu.

Untuk apa aku marah?

Batinku menghardik pikiranku berkali-kali. Berdentang-dentang menyulitkan diriku untuk menjangkau kesadaran yang semakin tertelan seiring kutenggak air dari beberapa sloki itu.

Bruk!

***

“Bangun woi, Lex c’mon babe. Aku ga kuat bawa badanmu yang segede ini” suara itu timbul dan tenggelam di pikiranku yang masih setengah mabuk.

Suara lain yang bisa kucerna adalah deru mobil yang membawaku pergi dari klub sialan itu!

Jari-jari lentik yang dicat warna biru mengkilap menggenggam tanganku di atas dadanya.

Aroma tak asing, Marissa.

Bunyi pintu mobil menutup sedikit membangunkan diriku. Tapi mataku terasa berat untuk dibuka.

“Sialan lu manusia alien. Buset berat kali badan kau!”

Beberapa kali kudengar Marissa mengeluarkan logat Bataknya memakiku karena bangor.

Aku tidak sepenuhnya ingat, selain tubuh mungilnya yang menyeretku ke apartemen yang sudah ku tinggali selama satu tahun ini.

Kami berdua jatuh ke atas kasur milikku.

Aku meliuk, menarik pinggang ramping Marissa mendekat dan menghilangkan jarak antara kami

Tanganku ligat meremas dada Marissa.

Astaga, dia adalah ciptaan Tuhan paling menggairahkan

Tak perlu dalam keadaan sadar untuk memahami keindahan tubuhnya

Suara desahannya membuat otakku makin buas

menghujani tubuh semampainya dengan ribuan ciuman

Desahannya makin keras ketika benda  milikku yang keras dan menegang masuk ke lubang nafsunya

Lidahnya menjilati telingaku, tak lupa gigitan kecil menjadi tambahan kenikmatan.

Buah dadanya memutar dan bergoyang ketika bendaku keluar masuk ke tubuhnya

Semakin cepat , semakin keras erangannya.

Sampai kami merasakan orgasme yang menyembul sampai ke ujung kepala.

***

“Lu, suka sama Mika ya lex?” ujar Marissa sembari mengenakan kembali bra-nya

“Eh-eh kagak lah” Balasku skeptis

“Oh come on, gue udah lama kenal lo. Gue juga tahu semalem lu mau nolongin wanda tapi malah ada pak steve”

“Oh itu Noah Dylan, CEO baru di perusahaan kita”  balasku pura-pura tidak mengenal Noah Dylan.

"Ngomongin Pak Dylan bikin gue nafsu lagi, sialan" Marissa tergelak.

"Mau lo embat juga tuh orang?"

"Lo bisa suka sama Mika, masak gue kagak?"

"Kan gue sama lo, ga percaya sama cinta-cintaan tai kucing itu" 

Marissa tersenyum kecut mendengar kejujuranku.

Sama halnya dengan cara pandang Marissa mengenai cinta. Cinta tak lebih dari senyawa yang memicu sekaligus mempermainkan delusi manusia.

Aku merasa bahwa jatuh cinta hanyalah omong kosong. Apa gunanya mencintai satu orang kemudian kita akan mengalami masa transisi, fase konflik, fase kebosanan dan kemudian terhempas pada perseturuan yang akhirnya membuahkan perpisahan.

Bagiku cinta adalah tentang pemenuhan nafsu. Hasrat yang bisa dilepaskan kapanpun dan dengan siapapun tanpa sebuah ikatan, tanpa harus mewajibkan diri untuk bilang “aku mencintaimu” tanpa harus dipaksa oleh keadaan untuk berlutut di hadapan orang dengan menggunakan bunga, coklat atau boneka beruang yang hampir sebesar denga ukuran beruang asli. Kemudian berteriak dan meminta seseorang untuk menikah denganmu!

Untuk apa membuang-buang waktu hanya untuk menyakiti satu sama lain. Teori ini bukanlah teori tak beralasan. Beberapa tahun silam, perkelahian dua manusia yang rasa cintanya sudah kadaluwarsa menjadi pemandangan sehari-hariku. Kepahitan yang dialami oleh sang istri, Alice Andrew yang dikurung dalam jeratan istana megahnya serta citra palsunya bahwa ia akan selalu menerima dan mencintai istrinya hingga akhir hayat. 

Orang orang memanggilnya Si Tampan berdarah dingin, alias Flyn Andrew, alias Ayahku. Bukan hanya itu, semua manusia yang tergila-gila dan kagum akan kesuksesannya mengenalnya sebagai Calon Suami Idaman. Bagaimana tidak, di depan kamera ia berlagak manis denga Bunda ku. 

Ayahku adalah seorang berotak jenius yang telah memimpin perusahaan keluarga Andrew, dan menyandang julukan sebagai salah satu THE WORLD'S REAL-TIME BILLIONARES pada masanya. 

Selain kedua julukan itu, Flyn Andrew adalah seorang maniak seks, alkoholik juga seorang yang kerap menyakiti istrinya. Tapi hal itu tidak pernah tertulis dalam media berita manapun. Entahlah yang pasti mengapa aib tersebut tidak dapat muncul ke permukaan karena ayahku menyuap makhluk penggila uang atau mungkin mengancam akan membunuh siapapun yang berani.

Nyatanya semua itu hanyalah bualan yang diciptakan oleh Si Tua Bangka itu. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Esmi Yati
Waduh si Alex yang biasanya becanda bisa ngambek juga ya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 26 - CURUG

    MARISSA LOURDSuara ngorok membuatku terbangun. Dengan keadaan tubuh tanpa sehelai kainpun aku terkapar di atas karpet yang berada tak jauh dari ranjang. Saking capeknya sepulang kerja ditambah perjalanan yang cukup jauh membuat mataku langsung terkatup dengan mudahnya.“Kita pulang yuk ke vila, disana lebih hangat dan indah”Suara yang belum sempurna dicerna olehku yang masih setengah tidur. Sepasang tangan mengangkat ku dengan lembut menuju mobil. Mataku seakan dibebani puluhan batu sulit terbuka.“Mar, bangun woi”Suara cempreng Alex yang agak serak dan maskulin sukses membikinku terperanjat. Aku terkejut melihat jam digital yang duduk di atas meja samping ranjang king size yang kutiduri.Dimana gue? Bukannya tadi di motel ranjangnya ga semewah ini?Pikiran tentang dimana aku sekarang sekejap pudar mengingat matahari sudah nyelonong masuk melalui cela

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 25 - FRIEND WITH BENEFIT STILL GOING ON

    AUTHOR POV“Apaan sih lu” Marissa masih kaget melihat gelagat manusia yang terkenal aneh untuk dirinya.Tapi, alasan ia mengeraskan suaranya supaya suara detak jantungnya tak terdengar ke telinga Alex.Alex yang masih berusaha agar tak tergagap – kebiasaan lamanya ketika gugup.Fakta itu membuatnya makin gugup dan gelisah. Hingga sesuatu yang basah mulai mengguyur tubuh mereka. Bandung yang dikelilingi bukit dan pohon semakin dingin ketika dibasahi hujan.Jaket kulit milik Alex yang digunakan untuk menutup rambut Marissa bahkan tak mampu mengurangi volume air yang membasahi tubuh mereka. Kedinginan mulai menusuk sampai ke tulang.“Bibir lu gemeter, lu gapapa?” Alex yang melihat tubuh basah kuyup Marissa segera mendekapnya tanpa permisi. Tak seperti biasanya rasa gugup semakin mengikat mereka berdua. Mereka yang sudah menjadi “Friend with benefit” di at

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 24 - JAGUNG BAKAR ATAU JAGUNG REBUS?

    ALEX ANDREW POVMataku seperti dibakar api di perapian yang ada di villa milik keluarga ku. Muka ku kusut dan bau, sudah dari kemarin malam tubuh ku tak terkena air selain air mataku sendiri. Tanganku memar akibat terlalu banyak memukul tembok.Brengsek! Aku meraih handphone dengan malas memencet dengan kasar sebuah kontak yang bertuliskan Marissa – si jalang.Dari seberang suara sesenggukan memenuhi isi telingaku. Suara yang akhirnya meluluhkan amaraku terhadap Marissa.Setidaknya Marissalah yang cukup memahami situasi yang aku alami.Mungkin kita tengah berada pada fase teralihkan akibat perasaan jemu dan kesepian yang menggiring kita merasakan perasaan yang mungkin hanya berlaku untuk sementara.“Lu dimana?” Baru kali ini aku melihat dia seterpuruk ini. Seorang Marissa sangatlah anti mewek-mewek club. Ia sangat benci ketika terlihat lemah di depan ora

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 23 - NAFSU ATAU RINDU?

    MIKA LODGE POV“Aku mencintaimu Mika,meski tubuhku terjerat dan tidak leluasa memilihmu sebagai satu-satunya” bisik Noah di lekuk leherku.Aku terisak mendengar kalimatnya.Tapi manusia seperti diriku tidak cukup untuknya. Tidak akan pernah.Bukan hanya itu saja, aku pun akan menyakitinya lagi dan lagi seperti yang sudah sudah. Kita akan menjadi lingkaran setan dan saling menyakiti.Entah sejak kapan aku menjadi manusia yang rakus dan melupakan diriku. Atau apakah inilah wujud diriku yang sesungguhnya.Yang pasti, ungkapannya di sela ketidaksadarannya membuat hatiku terasa lebih hampa.Perasaan bersalah menggerayangi tubuhku.Aku menggeser layarku dengan buru-buru, beberapa dering kemudian.“Selamat malam pak, ada sebuah kecelakaan di jalan depan perpustakaan Timba Ilmu”Selamat tinggal Noah.Ku kecup bibirnya yang kering dan

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 22 - BERITA YANG MEMBUAT GILA

    NOAH DYLAN POVBelum sempat aku merebahkan diri setelah kejadian semalam. Badanku yang masih kaku sudah berada di atas kursi kebesaran keluarga Dylan.Belum ada kabar dari Mika. Apakah semalam hanyalah delusi?Tapi aku ingat betul, ketika aku berbicara dengannya di telepon.Tubuhku pun masih terkenang akan tubuhnya yang duduk di atas pahaku.Tubuhku tidak bisa ditipu ketika dipuaskan.Bayangan wajahnya membuatku tidak bisa berpikir jernih.Apakah ia kembali bersama Alex? Jelas aku ingat semalam aku berterus terang perihal keadaanku yang jauh dari kata normal.Pikiranku saling memaki dan bertengkar.Kepalaku semakin berdenyut.“Permisi pak, ada kiriman khusus untuk anda” kata Marissa melangkah menuju mejaku.Wanita ini benar-benar memiliki nyali yang besar. Atau lebih tepatnya tidak punya urat malu. Bagaimana tidak, setelah kelakuannya yang

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 21 - 3 SAHABAT

    32 Panggilan Terjawab dari Wanda.“Lex, maafin Mika, kalau udah denger pesan ini. Telpon Mika ya”Pesan suara dari Mika mengalir ke seluruh ruang apartemen Alex yang sepi.Maafin Mika, serius jangan tinggalin Mika ya Lex.suara isakan Mika membuat hati Alex semakin perih.Sejak malam mengerikan itu, Alex tak sempat memejamkan matanya. Gelagatnya seperti orang yang sedang keranjingan. Mukanya kusut, otaknya tak berhenti memutar dan memikirkan perempuan itu.Kamarnya sudah berantakan akibat amukan Alex yang kerasukan iblis tampan.“Alex”Suara familiar diiringi bunyi bel dari pintu apartemen membuatnya berhenti.Penampakan Marissa yang amburadul. Matanya setengah menyeramkan lantaran maskara yang luntur, rambutnya benar-benar kusut bahkan bajunya robek di bagian pahanya. Tidak sekalipun Alex melihat penampilan sahabat—mantan sahabatnya acak-acakan se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status