Surya mengangguk dan berkata, "Ya, itu benar."Saat ini, Raka sedang duduk di sana, badannya terus gemetar. Yenny melirik ke arah Raka, kemudian Raka bertanya, "Kenapa kamu melihatku? Pikiranku masih sangat kacau, jangan tanya aku."Surya menyela, "Apa kami boleh pergi?"Yenny berkata, "Karena masalah ini cukup penting, berdasarkan situasi yang sudah diketahui sekarang, khawatirnya kalian masih perlu menunggu lebih lama lagi.""Baiklah, kalau begitu tunggu saja."Setelah subuh, anggota investigasi kriminal kembali. Setelah dilakukan penyelidikan, mereka menemukan memang ada pistol di dalam mobil McLaren yang terbakar. Berdasarkan analisa balistik, kedua peluru tersebut memang berasal dari pistol tersebut.Meskipun anggota tim investigasi tidak mengetahui kenapa pria bertopi itu menembak ban mobilnya sendiri dengan tembakan kedua, setelah dia menembaki kendaraan di belakangnya, mereka sudah bisa menyimpulkan bahwa hal itu adalah fakta.Pria bertopi itu menerima akibatnya dari perilaku b
Karena ada kaldron satu naga dan kaldron tiga naga, seharusnya ada tujuh kaldron perunggu lainnya, sehingga totalnya pasti sembilan kaldron perunggu.Memikirkan hal ini, Surya menjadi sangat bersemangat. Meskipun sekarang kaldron satu naga dan kaldron tiga naga dapat menyerap dan menyimpan aura naga dalam jumlah besar, kemudian kedua kaldron tersebut belum terisi penuh, Surya tahu bahwa seiring dengan peningkatan kultivasinya, semakin banyak aura naga yang pasti akan diproduksi di dalam tubuhnya.Pada saat itu, secara alami akan dibutuhkan lebih banyak kaldron perunggu untuk menyerap dan menyimpan aura naga. Oleh karena itu, kaldron perunggu ini sangat penting bagi Surya. Terutama ketika memikirkan tentang Lembah Cahaya dan Utusan Kegelapan, Surya bertekad untuk mempercepat peningkatan kekuatannya.Meskipun orang-orang di Lembah Cahaya kali ini membiarkan Surya kembali, mereka pasti memiliki tujuan. Mereka adalah organisasi yang dapat menangkap monster laut dan menyebar ke seluruh duni
Ghazi menendang Wirdo ke tanah dan mengutuk, "Kamu nggak perlu mengatakan hal semacam ini. Sudah kubilang, sejak aku tiba di Kota Juwana, aku akan menangani masalah ini sendiri. Aku akan memberimu waktu tiga jam. Cari informasi orang itu dan segera berikan padaku. Kalau nggak, aku akan membunuhmu!""Baik, baik ....""Kak Ghazi, jangan khawatir, aku pasti akan melakukannya."Wirdo buru-buru meminta seseorang pergi ke tempat lelang untuk bertanya. Akhirnya mengetahui bahwa pria yang duduk di sebelah Aksha tadi malam adalah Raka, putra Gubernur Leonard, penanggung jawab Provinsi Andaru.Berita ini mengejutkan Wirdo. Bagaimanapun, Leonard adalah Gubernur Provinsi Andaru dan bertanggung jawab atas seluruh Provinsi Andaru. Meskipun Ghazi adalah seorang penguasa jalanan, tidak peduli seberapa kuatnya seorang Ghazi Juniaro, dia tidak akan bisa bersaing dengan Leonard.Ghazi awalnya adalah seorang kontraktor di sebuah lokasi konstruksi. Kemudian, dia menjadi sukses karena pembongkaran yang tida
Ghazi menampar wajah Wirdo seraya mengutuk, "Apa kamu nggak bisa bicara bahasa manusia?""Kak Ghazi, Kak Ghazi, aku salah."Wirdo menunduk dan tidak berani berbicara lagi. Ghazi melontarkan niat membunuh di matanya, kemudian berteriak, "Nggak peduli apa pun, kalau anakku meninggal, anak Leonard juga nggak bisa hidup lagi. Dia harus mati!""Tapi dia adalah anak Pak Leonard. Kak Ghazi, kalau kamu memprovokasi beliau, kita semua akan tamat.""Huh, kenapa, kamu nggak berani, ya?"Ghazi meraih pakaian Wirdo dan berkata, "Biar kuberi tahu saja, aku punya bukti kejahatanmu di tanganku. Kita berada di kapal yang sama sekarang. Kalau kamu berani memberitahuku tentang masalah ini, aku nggak akan melepaskanmu begitu saja.""Aku ... Kak Ghazi, bagaimana mungkin aku berani mengkhianatimu?" sahut Wirdo mengeluh berulang kali di dalam hatinya. Dia awalnya ingin menjadi saudara yang baik dengan Ghazi. Bahkan dia memiliki ide untuk menjadi saudara angkat dan bergandengan tangan untuk menghasilkan uang.
Surya memimpin orang-orang ke gerbang Pulau Aora dan menemukan Rio yang tergeletak di tanah. Pada saat ini, Linda sudah disekap oleh seseorang. Surya mengamati secara sekilas dan menemukan ada sekitar dua puluh orang di depannya."Kak Ghazi, mereka sudah datang.""Surya!""Linda, jangan takut, aku di sini."Surya dan Ghazi saling menatap. Ghazi melotot dan bertanya, "Apa kamu Surya?""Ya, aku Surya. Sepertinya aku nggak ada hubungannya denganmu. Bagaimanapun, wanita itu nggak bersalah. Bisakah kamu melepaskannya dulu, baru kita bisa bicara?"Ghazi melotot dan menyahut, "Kamu benar, nggak banyak hubungan antara kita. Terlebih lagi, aku di sini bukan untuk mencarimu. Aku bisa melepaskannya, tapi kamu harus berjanji padaku kalau kamu nggak bisa ikut campur dalam masalah ini!""Ghazi, ternyata kamu!"Saat ini, Raka menjadi bersemangat dan menyahut, "Kamu datang ke sini untukku, 'kan? Orang itu, dia anakmu, benar?""Benar. Tuan Muda Raka, tebakanmu benar. Orang yang balapan bersamamu dan ja
"Huh, 20 miliar? Apa kamu pikir kamu sedang mengusir pengemis? Aku bisa mendapatkan 60 sampai 100 miliar dari proyek apa pun yang aku lakukan. Uang 20 miliarmu itu bukan apa-apa ....""Lagi pula, sekarang anakku sudah tiada, apa gunanya memberiku uang? Biar kuberi tahu, ini bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan uang. Nggak peduli berapa banyak uang yang kamu berikan padaku, entah triliunan atau bahkan puluhan triliun, aku nggak akan menerimanya. Uang ini nggak bisa membeli nyawa anakku."Wajah Raka menjadi gelap dan dia menjawab dengan dingin, "Baiklah, kalau begitu kamu nggak menginginkan uang. Jadi, apa yang kamu inginkan?""Aku ... aku hanya menginginkan satu hal, yaitu kematianmu."Pada saat ini, seorang pria berjubah hitam yang berdiri di samping Ghazi bergerak. Ghazi berkata, "Nggak perlu, silakan mundur. Awalnya aku berpikir kalau menyiksa Raka akan membuat aku bahagia, tapi sekarang setelah aku melihatnya, aku selalu memikirkan anakku yang sudah meninggal. Begitu aku m
"Aku harap kamu mau menerima Lukisan Sembilan Naga ini.""Sampaikan ucapan terima kasihku pada Pak Leonard.""Baik."Setelah tamu itu pergi, Surya meletakkan Lukisan Sembilan Naga di atas meja dan menemukan bahwa pada gulungan lukisan itu, terdapat sembilan naga sedang terbang di awan, dengan bentuk yang berbeda-beda dan seperti aslinya. Lukisan ini sangat indah, tetapi Surya merasa bahwa lukisan ini sangat familier. Sepertinya dia pernah melihat Lukisan Sembilan Naga ini di suatu tempat.Setelah berpikir dengan hati-hati, Surya mengingat dua kaldron perunggu miliknya. Pola naga yang diukir pada kaldron satu naga dan kaldron tiga naga hampir sama persis dengan naga yang ada di Lukisan Sembilan Naga.Dari sini, sebuah ide muncul di benak Surya. Lukisan Sembilan Naga dan kaldron sembilan naga ini pasti dibuat oleh orang yang sama. Lukisan dan ukiran adalah dua konsep yang sangat berbeda. Hanya orang yang sama yang bisa menggabungkan keduanya dan menunjukkan semangat naga yang sama.Orang
Setelah mencari tetapi tidak berhasil, Surya menghubungi nomor Nadya. Bagaimanapun, Surya masih mempercayai kekuatan Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural. Kebanyakan orang tidak dapat menemukan informasi tentang pelukis istana bernama Zony Armella, tetapi Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural mungkin dapat menemukannya."Halo, Pak Surya, ada yang bisa aku bantu?""Nadya, tolong bantu aku memeriksa informasi tentang Zony Armella, pelukis dari Lukisan Sembilan Naga.""Baiklah, Pak Surya, mohon tunggu sebentar, kami sedang mencari informasi tentang Zony Armella."Sekitar satu menit kemudian, Nadya menjawab, "Pak Surya, kami telah menemukan informasi tentang pelukis istana bernama Zony Armella, tapi ini kurang lengkap. Kami hanya mengetahui bahwa pelukis istana Zony pernah melukis Lukisan Sembilan Naga. Pada saat yang sama, konon katanya, beliau kemudian menjadi perajin kaldron perunggu."Benar saja, sepertinya tebakan Surya tidak salah!Cahaya te