Annika perlahan menutup termos.Setelah mengencangkan tutupnya, dia menundukkan kepala dan berkata dengan lembut, "Pasti ada jalan! Uang dari penjualan cincin kawin cukup untuk membayar pengobatan Ayah selama setengah tahun dan biaya pengacara Kakak .... Aku akan menjual rumah ini. Aku juga akan bekerja untuk menghidupi keluarga ini."Setelah mengatakan itu, mata Annika berkaca-kaca.Rumah ini adalah peninggalan ibunya, dia tidak pernah berniat menjualnya sesulit apa pun situasi keluarganya sebelumnya.Shinta tercengang.Dia tidak ingin membujuknya lagi, tetapi dia masih tidak setuju.Annika menangkan dirinya, lalu mereka berdua pergi ke rumah sakit.Setelah menjalani perawatan, kondisi Denny Chandra sudah mulai stabil. Akan tetapi, hatinya masih gundah, dia memikirkan masa depan putra sulungnya, Satya.Annika tidak menyebutkan perceraian untuk saat ini.Sore harinya, dokter yang merawat datang untuk melakukan pemeriksaan.Jony Handika adalah seorang dokter ahli bedah otak yang masih b
Annika benar-benar sudah tidak tahan. "Zakki, ini rumah sakit!""Tentu saja aku tahu."Zakki tidak peduli, dia tetap menekan tubuh Annika hingga wajah tampannya menempel di telinga Annika. "Apa kamu tahu siapa dia?" ujar Zakki dengan suara yang mencekam.Annika mencoba menebak pikiran Zakki yang tersembunyi.Dia adalah CEO Grup Ruslan, dia tidak akan mengizinkan istrinya terlalu dekat dengan pria lain.Annika tersenyum pahit.Dia berkata, "Zakki, aku nggak punya pikiran kotor sepertimu, aku juga nggak mau melakukannya .... Jangan khawatir, aku nggak akan berhubungan dengan orang lain sebelum kita bercerai."Setelah mengatakan itu, Annika mendorong Zakki, lalu memasuki bangsal.Zakki mengikutinya dan masuk ke dalam bangsal.Begitu Zakki masuk, dia mengerutkan keningnya. Ternyata bangsal itu bukan hanya untuk satu pasien.Shinta menarik kursi untuk Zakki dan berbisik, "Cepat duduk! Aku akan meminta Annika mengupas buah untukmu …. Hei, Annika, jangan cuma berdiri di sana! Kamu nanti pulan
Zakki jarang sekali berkompromi, tetapi Annika menolak.Annika menekuk jari-jarinya yang putih dan ramping."Apa sebenarnya yang kamu inginkan?" tanya Zakki dengan tidak sabar."Cerai! Aku ingin bercerai," jawab Annika.Zakki sibuk bekerja dan Annika menolak untuk pulang bersamanya. Pagi harinya, Zakki mencoba mencari kancing lengan yang tepat, tetapi dia tidak menemukannya. Dia merasa sangat kesal. Kekesalannya memuncak ketika dia melihat Jony dan seorang perawat sedang mengobrol di depan BMV putih di tempat parkir depan.Zakki sangat tidak senang.Saat itu, Sekretaris Dania meneleponnya. Zakki mengangkat telepon dan berkata dengan nada kesal, "Ada apa?""Nona Shilla baru saja bangun dari tempat tidur dan tidak sengaja terjatuh. Dia mungkin mengalami cedera saraf di kakinya. Suasana hatinya sedang buruk sekarang. Apakah Anda ingin pergi ke Kota Handa untuk menemuinya, Pak Zakki? Kalau Anda datang, dia pasti sangat senang,” ujar Sekretaris Dania.Zakki tidak langsung menjawab, dia khaw
Dua hari kemudian, Annika menjual rumah itu.Harga pasar rumah itu 100 miliar, sedangkan ada seseorang yang menawarkan harga 56 miliar. Bibi Shinta memaki-maki orang itu karena sangat serakah."Jual saja!" ujar Annika sambil menggertakkan gigi.Kakak laki-lakinya tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Selain biaya pengacara, Keluarga Chandra masih memiliki masalah besar lainnya. Di bawah segala macam tekanan yang ada, Annika tidak punya pilihan lain.Setelah menjual rumah itu, dia mencari cara untuk bertemu Satya.Satya sangat tampan dan bermartabat. Dulu, dia dikejar-kejar oleh gadis-gadis dari keluarga kaya ke mana pun dia pergi, tetapi sekarang dia terlihat kuyu. Satya dan Annika berbicara melalui kaca."Cari pengacara bernama Yoyok Martha.""Dia bisa membantu kita berdua, Annika."…Annika ingin menanyakannya lebih jelas,tetapi waktu kunjungannya sudah habis dan Satya harus dibawa pergi.Satya menatap adiknya dan merasa kasihan. Adik perempuannya, Annika, adalah kebanggaan semua ora
Sebelum Annika sempat bereaksi, Zakki menghampirinya dan memegang dagunya. Kemudian, dia mencubit telinga Annika dan berbisik, "Kamu mau jual diri?"Seluruh tubuh Annika gemetar.Dia tidak menyangkalnya.Zakki tidak marah, tetapi dia tersenyum dan mendekatkan tubuhnya ke Annika. "Kamu bisa jual diri ke siapa? Kamu menyandang titel Nyonya Ruslan di Kota Brata, memangnya ada yang berani menginginkanmu? Selain itu, memangnya kamu tahan kalau ada orang lain yang menyentuhmu? Rasanya seperti malam pernikahan, sangat menyakitkan ... apa kamu lupa?"Annika tampak pucat.Bagaimana dia bisa lupa bahwa Zakki sangat kasar padanya saat malam pernikahan mereka?Malam itu, Annika hampir dibunuh olehnya.Zakki tidak mau serakah.Dia melepaskan Annika dan menyentuh wajah Annika dengan lembut. "Kembalilah menjadi Nyonya Ruslan, kita masih akan sama seperti sebelumnya."Leher ramping Annika terasa kencang.Tiba-tiba, Annika melihat biola baru yang mengilap di rak buku seberangnya.Annika ingat ada gosip
Annika tampak sedih.Pakaian Zakki masih rapi, hanya saja celana panjang berwarna gelapnya terkena noda sedikit.Dia benar-benar terlihat bergairah.Tangan Annika gemetar hebat sehingga dia beberapa kali tidak bisa mengambil kancing kecil yang putus itu.Zakki berdiri di samping sambil menatap Annika, dia tidak berniat membantu.Dia mempunyai kebiasaan mengelus kancing mansetnya, tetapi dia tidak memakainya, jadi dia hanya bisa mengerutkan kening.Dia masih belum menemukan kancing mansetnya, tetapi dia tidak mungkin menundukkan wajahnya untuk bertanya pada Annika.Setelah sekian lama, Annika akhirnya selesai merapikan diri.Mereka berdua saling bertatapan. Tatapannya terlalu dalam dan sulit dibaca, tetapi Annika juga tidak ingin mengetahuinya. Annika berkata dengan putus asa, "Zakki, aku sudah capek! Ayo kita pisah baik-baik!"Setelah mengatakan itu, Annika keluar dari ruangan.Kali ini, Zakki tidak menghentikannya.Dia hanya berdiri diam sambil melihat sosok Annika yang pergi. Setelah
Annika adalah wanita cantik yang pandai bermain biola.Penanggung jawab acara memberinya 600 ribu untuk satu sesi dan Annika harus menjalankan tiga atau empat sesi sehari ketika ada banyak pekerjaan. Dia bermain setidaknya enam jam sehari, jadi dia mengalami kapalan tipis dan lecet di jari-jarinya.Dia bekerja keras setiap hari dan harus bepergian bolak-balik, tetapi Annika tidak pernah menyesal.Dia tidak menelepon Zakki, Zakki juga tidak meneleponnya .... Sesekali dia melihat berita tentang Zakki, menghadiri makan malam atau mengakuisisi perusahaan.Di setiap kesempatan, Zakki selalu terlihat tampan dan bermartabat.Annika juga dulu menemani Zakki di acara-acara semacam itu. Dia diam-diam terpesona ketika melihat penampilan Zakki yang tampan.Namun, sekarang Annika merasa sangat asing.…Pada malam hari, di lantai paling atas rumah sakit.Annika duduk diam dengan sebotol kola dingin yang dibeli di kantin. Dia dulu tidak minum soda karena tidak sehat, tetapi sekarang dia minum sesekal
Popularitas Shilla sepertinya membuat Nyonya Dian khawatir.Nyonya Dian mendekati Annika.Saat itu, Annika sedang tampil di supermarket. Dia mengenakan gaun murah yang disewa oleh perusahaan pertunjukan. Tangan pemain biola itu dibalut dengan beberapa plester.Jika tidak ada yang memberi tahu, siapa yang menyangka bahwa wanita ini adalah nyonya muda dari Grup Ruslan?Nyonya Dian berdiri di antara penonton dengan ekspresi tegas.Ketika Annika melihat Nyonya Dian, ujung jarinya gemetar, tetapi dia tetap berkonsentrasi bermain biola.Saat istirahat, Nyonya Dian menghampiri Annika dan berkata dengan nada dingin, "Ada kafe di luar, aku akan menunggumu di sana." Setelah mengatakan itu, dia pergi.Annika terus menggesek biolanya.Rekan di sebelahnya merasa khawatir, jadi dia berjalan mendekat dan berbisik, "Annika, apa kamu ada masalah? Wanita tadi sepertinya bukan orang sembarangan."Annika menggelengkan kepalanya dan tersenyum ringan. "Nggak ada apa-apa! Aku kenal dengan wanita tua itu."Re