Ria langsung panik. Setelah buru-buru menyeimbangkan badan, dia mengeluarkan satu tangannya untuk menepuk headlamp di kepalanya.Namun, setelah dia menepuk beberapa kali, headlamp bukannya bereaksi, malah jatuh ke dalam jurang tak berujung di bawah sana dari atas kepalanya.Kali ini, dia sepenuhnya kehilangan satu-satunya alat peneranganIni membuat Ria sedikit putus asa. Yang membuatnya lebih putus asa lagi adalah dia tiba-tiba merasa kepalanya agak dingin. Saat mendongak, dia menemukan beberapa tetes air hujan membasahi wajahnya. Setelah itu, tetesan air hujan semakin besar dan hujan turun semakin deras. Dengan cepat, seluruh pakaiannya basah karena hujan. “Tuhan, jika sebelumnya aku pernah tidak menghormati Tuhan dan menghujat para peri, Tuhan juga jangan buru-buru menghukumku di saat seperti ini.”Ria menangis dengan sangat sedih. Namun, meskipun seperti itu, dia juga hanya bisa menghapus air matanya dan terus bergerak ke bawah dalam kegelapan dengan bersusah payah. Karena ke
“Krek!”Meskipun seperti itu, saat Ria jatuh ke atas permukaan dasar lubang amblas, terdengar suara tulang yang remuk dari kaki kanannya. Setelah itu di tubuhnya terdapat rasa ingin pingsan karena terkena pukulan keras dan dia hampir kehabisan nafas. Pandangan di depan mata Ria menggelap dan dia langsung pingsan di tempat. ……Waktu berlalu sedikit demi sedikit. Ria tetap dibangunkan oleh air hujan yang jatuh dari permukaan tanah. Setelah membuka mata, dia menemukan dirinya saat ini sedang terbaring di atas dasar lubang amblas dan di sampingnya adalah headlamp yang jatuh itu. Pada saat ini, rasa nyeri yang menusuk datang dari bagian kaki kanannya. Ria duduk, menaikkan ujung celananya dan menemukan bagian pergelangan kakinya bengkak. Tampaknya dia mengalami patah tulang. Setelah menemukan mutiara di depan dadanya hanya tersisa satu butir, air matanya mengalir keluar dengan tak tertahankan lagi. Dia ingin menyelamatkan Adik Kerikil Kecil.Tapi Adik Kerikil Kecil justru sekali demi
Bertemu kembali dengan David membuat Ria bahagia hingga meneteskan air mata. Dia tidak tahu bahwa di sepanjang perjalanan ini, dirinya sudah mengalami berapa banyak kesulitan dan berapa banyak kali dia berlalu-lalang di ambang kematian. Namun untungnya, dia akhirnya sudah menemukan Adik Kerikil Kecil. Ria tidak bisa mempedulikan hal lainnya lagi. Dia segera berjalan ke dalam air sambil terpincang-pincang. Dia bahkan tidak mempertimbangkan apakah sungai bawah tanah ini dalam atau tidak dan apakah ada bahaya di dalamnya. Dia hanya ingin menyelamatkan David dengan secepat mungkin. Airnya sangat dingin hingga menusuk ke dalam tulang. Untungnya kekuatan arus airnya tidak besar. Ria menyeret kaki kanannya yang mengalami patah tulang, perlahan-lahan masuk ke dalam air. Air perlahan-lahan merambat ke pinggangnya, kemudian di depan dadanya. Pada saat ini, dia sudah sangat kelelahan. Dia hanya merasa sepasang kakinya seperti penuh dengan timah dan sulit untuk digerakkan. Dia tidak bisa
Meskipun dirinya adalah maha guru silat, tapi dia bukan dewa dan tetap merupakan manusia biasa.David tersenyum pahit, kemudian menunduk melihat dirinya sendiri. Dia menemukan baju dan celananya banyak yang sobek. Tidak hanya seperti itu, di tubuhnya juga bertambah beberapa bekas luka. Mata David bersinar dan kembali mengingat adegan sebelum dia pingsan di benaknya. Jika dia tidak salah ingat, saat itu dia mengejar Thalib hingga sampai ke tepi lubang amblas. Thalib dipaksa hingga tidak menemukan jalan keluar dan langsung memilih meledakkan dirinya sendiri. Kekuatan ledakan diri seorang maha guru silat lebih besar daripada gempa bumi dan langsung melonggsorkan permukaan tanah. David juga jatuh ke dalam lubang amblas karenanya.David merangkak dari dasar lubang amblas dan tiba di sungai bawah tanah ini dengan menyeret tubuh yang terluka parah, kemudian jatuh pingsan. “Ceroboh.”Setelah mengingat kembali apa yang telah terjadi, David mengerutkan alis dan diam-diam menggelengkan kepala
Keadaan David yang parah membuat hati Ria sepenuhnya tenggelam. Pada saat ini, dia berubah menjadi sangat panik dan yang lebih banyak lagi adalah ketakutan. Dia dengan bersusah payah menemukan Adik Kerikil Kecil. Bagaimana dia bisa menerima dirinya telah meninggalkannya? “Bagaimana ini……apa yang harus kulakukan?” Ria menggigit bibirnya dengan erat dan panik hingga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pada saat ini, alaram di ponselnya berbunyi. Hingga saat ini, Ria baru mengeluarkan ponsel bagaikan baru terbangun dari mimpi dan dengan tangan yang bergetar, dia berkata, “Benar, benar, benar. Menelepon dan meminta pertolongan dari luar.” Dia menelepon 110 tanpa ragu, kemudian menempelkan posel ke tepi telinganya. Namun, sesaat kemudian, dari dalam telepon terdengar suara ‘tut……’ dan sambungan telepon diputuskan.Ria melihatnya dan menemukan ponselnya ternyata tidak memiliki sinyal sama sekali. Dia tiba-tiba teringat bahwa ini berada di ribuan meter di bawah permukaan tanah dan si
Wajahnya memerah dalam sekejap. Bagaimanapun juga, dia sudah tumbuh sebesar ini dan ini adalah pertama kalinya dia memiliki kontak yang begitu dekat dengan lawan jenis.Namun, setelah mengingat pria di hadapannya ini adalah Adik Kerikil Kecil-nya, dia justru merasa sedikit bahagia. Ria menempelkan telinganya di dada David dan diam-diam mendengar bunyi detak jantungnya. Dia memeriksa nafasnya lagi dan mendapatkan kondisinya seperti sudah membaik. Ini membuatnya sangat senang. Ini membuktikan bahwa serangkaian tindakannya yang tampak bodoh dan tidak bisa diandalkan itu sebenarnya tetap bermanfaat. Hingga saat ini, Ria baru melihat sedikit cahaya redup di sekitar. Cahaya itu menembus celah-celah tebing di atas kepala mereka. “Kelihatannya langit sudah hampir gelap.” Ria menatap sekeliling dengan sedikit ketakutan. Dia kembali melihat David dan akhirnya memberanikan dirinya untuk berjalan menelusuri sungai bawah tanah dengan terpincang-pincang. Saat datang kemarin malam, dia menem
“Siapa?”“Siapa di sana?” Ria menatap lekat pada arah datangnya suara. Suaranya sedikit bergetar. Dia selalu takut kegelapan. Lagipula, tempat ini juga merupakan dunia di bawah tanah yang belum diketahui orang-orang. Tidak ada yang bisa menjamin adanya sesuatu di dalam sini.Misalnya, dia melihat tulang manusia di tengah jalan setelah dia jatuh ke bawah.Namun, setelah sekian lama Ria merasa panik, kali ini sudah tidak ada pergerakan dari tengah kegelapan, seolah-olah barusan dia hanya berhalusinasi saja. Hingga saat ini, Ria baru menghela nafas lega. Saat dia ingin berbalik badan, dari kegelapan di kejauhan tiba-tiba terdengar sebuah suara yang suram. “Tidak disangka, di bawah lubang amblas ini, bahkan masih terdapat 2 orang yang hidup.”Sesaat kemudian, sebuah sosok hitam tiba-tiba muncul di dalam jarak pandang Ria bagaikan hantu. “Aaaggghh!”Ria terkejut hingga menjerit dan melindungi David di belakangnya secara spontan. Setelah itu, dia memperhatikan sosok hitam itu dengan wa
Ria mengangguk dengan terkejut dan ketakutan. “Aku tidak percaya. Kamu tunjukkan jalannya dan pergi melihatnya bersamaku.” Raut wajah Nenek Sari berubah beberapa kali. Dia mencengkeram bahu Ria. Kukunya menusuk jauh ke dalam dagingnya. Tanpa mempedulikan jerit kesakitan Ria, dia melompat keluar satu langkah sambil menjinjing Ria secara paksa. Dia melewati sungai bawah tanah selebar belasan meter dan langsung bergegas ke dasar lubang amblas. Dengan cepat, Ria membawanya datang ke tempat di mana dia terjatuh. “Di……di atas sana.” Saat ini, Ria merasa putus asa di dalam hatinya. Dia mendapatkan Nenek Sari ini bukan manusia biasa. Keterampilannya sangat hebat dan dia tidak bisa lepas dari kendalinya sama sekali. Nenek Sari mengangkat kepala dan melihat tebing yang tidak tampak ujungnya. Dia ragu-ragu sejenak dan tiba-tiba mengibaskan lengan jubahnya.Seekor ular kecil berwarna hijau keluar dari mulut lengan pakaiannya, turun ke atas tanah dan tersenyum pada Ria. Ria ketakutan hingga