Beranda / Urban / Tukang Bakso Jadi Miliarder / 93-Setelah Hujan di Pegunungan

Share

93-Setelah Hujan di Pegunungan

last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-21 06:33:03

Kabut masih menggantung tipis di sela-sela pepohonan, membelai pucuk dedaunan seperti bisikan sunyi. Pondok kecil dari kayu sermpngan itu berdiri di tengah kesunyian alam, menjadi saksi atas apa yang telah mereka lakukan semalam, dan pagi ini.

Keheningan yang seolah menyimpan rahasia, hanya terganggu oleh kicauan burung yang terdengar jauh.

Hana terbaring diam, rambutnya berantakan, matanya setengah terpejam. Tubuhnya masih hangat oleh sisa pelukan dan cumbuan. Di sampingnya, Rendra masih memeluknya erat, seakan ingin mengukir keabadian dari kebersamaan itu.

Rendra membelai lembut pipi Hana. “Kau tahu,” bisiknya, “aku tak pernah membayangkan pagi bisa seindah ini.”

Hana tersenyum tipis, lelah tapi bahagia. “Kau bilang begitu juga semalam.”

“Tapi semalam bulan bersinar,” jawab Rendra, mencium keningnya. “Sekarang matahari menyinari kita. Dua-duanya indah. Tapi kau, Hana… kau lebih dari segalanya.”

Ia tidak menjawab. Hanya menarik napas pelan, menghela rasa yang bercampur antara senang,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   118-Jejak Bayangan TRINITY

    Langit Antartika tetap kelabu, menyelimuti daratan es dengan kesunyian yang mencurigakan, seolah menyimpan rahasia yang enggan terungkap. Di bawah permukaan tanah beku, sebuah markas rahasia berdiri tersembunyi, menyamar sebagai pusat penelitian ilmiah. Di dalamnya, pertemuan penting baru saja dimulai, bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi forum genting yang dipenuhi ketegangan. Suasana ruangan lebih panas dari suhu di luar, karena konspirasi besar yang selama ini disembunyikan mulai menguak dirinya secara perlahan namun pasti.Letnan Kolonel Arman, perwakilan Indonesia yang sebelumnya hanya bertindak sebagai pengamat pasif, kini berdiri di tengah ruangan dengan sorot mata tegas. Ia telah membobol komunikasi internal dari TRINITY, aliansi rahasia Korea Selatan, Jepang, dan Israel dan membawa bukti keterlibatan mereka dalam pembobolan fasilitas peternakan Genetika G-9 di Kalimantan. Di depan meja oval besar tempat para perwakilan negara-negara adidaya duduk, ia akhirnya berbicara.“

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   Bab 117- Suara yang Mengguncang

    Hujan tidak pernah terasa seasing ini.Di langit muram yang menggantung rendah di atas kota pusat penelitian Arix, petir menyambar seperti peringatan ilahi, sementara air membasahi bulu emas pucat di tubuh seekor makhluk yang berdiri dengan tatapan sendu namun teguh.NaraAnak ayam mutan, generasi ke-7 dari program rekayasa biologis Arix, kini berdiri di ambang keputusan yang bisa mengubah dunia. Ia bukan ayam biasa. Vokalnya, yang dihasilkan dari penyilangan genetik dan integrasi mikroresonator di pita suaranya, mampu berinteraksi langsung dengan sistem digital. Ia tidak hanya bisa membuka jaringan terkunci. Ia bisa menjungkirbalikkan sistem keamanan global.Dan ia tahu... dunia belum siap."Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, Nara?" suara parau menyapa dari balik bayang bangunan roboh. Suara itu milik Revan, seekor gagak modifikasi yang dulu menjadi mentor dan pengawasnya di bawah Proyek Arix.Nara menoleh pelan. Matanya yang bersinar biru menyala dalam kegelapan. "Kau

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   116-Di Antara Kegelapan dan Pengkhianatan

    Malam itu, langit Kota Nova gelap tanpa bintang. Hujan gerimis turun pelan-pelan, seolah menangisi keputusan yang diumumkan dunia hari itu.PBB mengeluarkan mandat global:"Semua makhluk bio-mutan harus dikendalikan atau dieliminasi. Risiko terhadap kestabilan internasional tidak lagi dapat ditoleransi. Tidak akan ada pengecualian."Satu nama muncul di peringkat tertinggi daftar ancaman global: CLARIA.Di ruang bawah tanah markas rahasia Ghenadie, lampu-lampu neon berkelip temaram. Di antara deretan layar holografik dan server berdengung, suasana mencekam. "Mereka menempatkan Claria sebagai ancaman level tinggi... setara senjata nuklir," ujar Dinda, matanya masih terpaku pada layar. Ghenadie berdiri kaku. "Padahal Claria satu-satunya yang masih... sadar. Yang masih punya rasa. Mereka tak tahu apa-apa." Dinda menoleh, suaranya gemetar, "Mereka akan memburunya, Ghen. Bukan hanya itu. Mereka akan mengirim pemburu—satuan elit. Sudah ada tim dari Amerika dan Uni Eropa yang mend

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   115-Sanctuary Gallius-Persekutuan yang Terluka

    Angin senja berhembus lembut di atas bukit-bukit hijau Sanctuary Gallius. Burung-burung berkicau rendah, dan suara air mengalir dari sungai jernih di lembah seolah menyanyikan lagu kedamaian.Di sinilah ayam-ayam mutan muda—makhluk hasil eksperimen genetika yang gagal namun justru menemukan harmoni dalam keberadaan mereka—menjalani kehidupan damai, jauh dari hiruk-pikuk dunia manusia.Namun, kedamaian itu mulai retak.Malam itu, cahaya bintang tertutup oleh awan pekat. Di balik bayangan reruntuhan menara observatorium tua, dua sosok berkamuflase menyelinap perlahan, menyatu dengan semak dan dedaunan."Alpha, posisi aman. Tidak terdeteksi," bisik agen Jepang, Haruto, melalui komunikasi internal."Konfirmasi. Koordinat zona 3. Target: Area Reproduksi dan Komando Ayam Mutan," jawab agen Mossad, Arkix, dari sisi lain hutan.Di belakang mereka, dua tim elit—campuran pasukan intelijen Jepang dan Israel—bergerak cepat, menyusuri jalur hutan lebat menuju jantung Sanctuary Gallius.Namun apa y

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   114-Kode yang Tak Terpecahkan

    Langit di atas markas Gallius menggulung awan kelabu, seolah memantulkan gejolak yang sedang terjadi di dalam ruang penelitian bawah tanah Lapisan-4. Haruto duduk membungkuk di depan layar holografik, matanya menatap intens pada deretan angka dan algoritma yang tak berhenti bergulir.Sudah dua belas jam ia mengutak-atik kode jurnal Arix yang disimpan dalam format cryo-sekuens. Tak ada yang menyangka bahwa di balik catatan eksperimen psionik Arix, tersimpan sebuah cetak biru rahasia—sebuah algoritma empati buatan. Haruto menyebutnya Hati Biologis.Suara pintu otomatis berdesis, dan langkah cepat Dinda memasuki ruangan.“Kau belum tidur?” tanyanya, alisnya terangkat. “Lagi-lagi kau mencoba hidup sebagai program, bukan manusia.”Haruto tidak menoleh. “Aku sudah hampir memecahkannya. Hanya tinggal satu lapisan enkripsi terakhir.”“Enkripsi psionik?” Dinda menghampiri, melirik data yang berpendar. “Apa ini...?”Haruto mengangguk. “Blueprint untuk sesuatu yang Arix sebut sebagai Empatheia C

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   113-Perang Data Amerika vs Rusia

    Mongolia, 03.42 GMT+8 — Dua Hari Setelah Interkoneksi PsionikLangit malam Mongolia masih berselimut salju lembut. Claria berdiri sendiri di tepi bukit, menatap jauh ke arah piramida digital yang kini tidak lagi berpendar biru seperti sebelumnya. Ia menyentuh alat pemindai di pergelangan tangannya.“Jaringan bio-sinaptik stabil,” bisiknya sendiri.Langkah kaki terdengar dari belakang. Ghenadie datang, jaket bulu panjangnya menyapu salju.“Dia belum pernah sehening ini,” katanya, menatap piramida dari kejauhan.Claria mengangguk. “Setelah koneksi psionik itu, sepertinya Nakam lebih memilih diam.”Ghenadie menatapnya. “Kau yakin dia tak akan kembali?”Claria tidak langsung menjawab. Angin dingin meniup helaian rambut hitamnya.“Dia mungkin kembali,” ujarnya akhirnya. “Tapi bukan untuk menyerang. Untuk... berbicara.”Ghenadie menarik napas panjang. “Kalau benar begitu, dunia harus siap.”Markas Koalisi Siber Internasional, Lapisan-4, Pusat Komando DataHaruto mengetik cepat di konsol hol

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status