Share

Keheningan Panjang

"Bu!" Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara Sari mengetuk pintu kamar. Aku menyuruh perempuan itu masuk dan duduk, menanyakan ada apa dia datang ke bilik.

"Saya hanya ingin memastikan kalau Ibu baik-baik saja. Bu Rivani itu orang paling baik yang pernah aku temui, jadi aku ikut merasa sedih melihat keadaan Ibu seperti ini," ujarnya seraya menggengam erat jemariku.

"Terima kasih atas perhatiannya, Sar." Mengulas senyum tipis, menyandarkan punggung di headboard sambil menatap lurus ke depan.

"Ibu mau makan apa? Biar saya ambilkan."

"Tidak, Sar. Saya tidak lapar."

"Kalau begitu minum susu saja, Bu."

"Ya sudah. Boleh!"

Sari menerbitkan senyuman, mengayunkan kaki keluar dan tidak lama kemudian kembali membawa segelas susu untukku dan lekas kuteguk hingga tandas.

Pukul lima sore Mas Erlangga kembali bersama anak-anak, dan mereka langsung menghambur memelukku. Mata pria dengan garis wajah tegas itu berkabut ketika m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status