Share

Bab 14

"Ih, bibirnya itu lho ... ngegemesin. Nantangin kayaknya!" terlihat tangannya mencengkeram menggenggam gemas ke arahku.

"Nantangin apa?" selidikku.

"Nantangin buat dicium tahu!" ucapnya lalu menutup mulut, sepertinya refleks.

"Mulai, ya ... aku tinggal pergi, nih! Aku lagi males buat bercanda tau!"

"Sorry, gak deh ... silakan Nona Manis buat bercerita! Jangan ngambek, dong!

"Dengerin baik-baik sebelum aku berubah pikiran!"

***

Dulu saat masih berusia 16 tahun setelah lulus SMP, kuputuskan pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Ibu dan ayahku memang orang miskin yang tinggal di desa dan tak sanggup membiayaiku sekolah SMA. Mereka hanya bekerja sebagai buruh di sawah tetangga dengan upah sangat minim. 

Hingga aku bertekad ingin merubah nasib, menjadi anak semata wayang yang merasa punya kewajiban untuk membahagiakan mereka. Walau berat hati akhirnya aku diijinkan pergi bekerja sebagai pelayan toko pakaian. Dengan pe

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status