Share

Catatan Kecil

“Mau rokok?” Kamu tawarkan sebatang rokok, tetapi ia menatap dengan heran dan penuh keengganan. “Tenang saja, ini murni rokok. Ini bungkusnya. Tidak mungkin aku meracuni temanku sendiri,” lanjutmu lirih seraya mengeluarkan sebungkus rokok.

“Tidak, terima kasih. Aku sudah berhenti merokok,” tolaknya secara halus.

Kamu hanya tertawa dan menyimpan kembali lintingan tersebut, dan menghisap dalam milikmu seraya menikmati indahnya kelap-kelip kunang-kunang. Di malam itu, kamu meluapkan segalanya baik keluh kesah dan kesedihan yang tersimpan jauh di dalam dada. Dia menjadi pendengar yang sangat baik, memerhatikan, kemudian memberikan jawaban yang penuh arti dan sedikit memberi solusi.

Hal itu membuatmu sangat gembira, bahkan sampai memeluknya erat seraya meneteskan air mata. “Menangislah, tidak apa sesekali merasa lemah. Kamu sudah terlalu lama kuat dan menahannya seorang diri. Sekarang sudah waktunya bagimu untuk menumpahkan segala keluh kesah. Nanti, kalau udah se

AZAZEIL

Ntr: Dalam beberapa chapter ada adegan dewasa yang kurang pantas untuk dibaca anak-anak. Dimohon untuk mengerti dan memahaminya. Berikan saran dan kritik yang membangun, agar semakin maju dan menarik. Terima kasih, TiaRi.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status