Share

Chapter 32

Rumah yang tidak pernah bisa membuatku nyaman. Seakan itu bukanlah rumah, yang seharusnya membuatku merasa aman dan tenang.

Aku sudah sampai di depan rumahku. Mengendarai mobil masuk ke dalam garasi rumah. Ayahku sangat menyukai mobil, oleh sebab itu banyak sekali mobil yang terparkir di garasi. Sangat banyak.

Hal yang paling membuatku nyaman berada dirumah adalah pada saat nenekku berkunjung. Dari aku kecil, hanya neneklah yang selalu memprioritaskan aku. Karena nenek pula aku bisa tinggal bersama Ayahku.

Orang tua dari Ibu kandungku sudah lama meninggal sejak Ibuku masih remaja. Oleh karena itu, sosok yang paling aku kenal hanya Ibu dari Ayahku. Untuk kakek juga sudah lama meninggal dunia pada saat aku berumur 1 tahun.

"Oh sudah pulang? Den Bima sudah makan?" sapa salah satu pelayan dirumahku.

"Tidak usah Bi, aku sudah makan tadi."

"Baik, Den." ucapnya halus.

Pelayan rumahku ini sudah berusia 40 tahun. Dan dia juga yang sudah mengurusku sejak kecil.

"Ayah sudah pulang, Bi?
AFRIL

Bima, sini sini aku beritahu. Dia bahkan tidak pantas disebut Ayah. Dia hidup untuk dirinya sendiri. Keberadaanmu mungkin hanya formalitas. Aku ikut sedih untukmu. Tak bisa ku salahkan sifatmu yang sekarang. Kamu punya asal yang kuat untuk jadi manusia tidak menyenangkan.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status