Home / Romansa / Unexpected love / Bab 5. Mengerikan

Share

Bab 5. Mengerikan

Author: Neng Anjar
last update Last Updated: 2022-01-19 07:56:08

'Aneh, bukankah wanita biasanya paling sibuk kalau ingin menikah? Untuk pemilihan baju, gedung dan lain-lain saja bisa memakan waktu berbulan-bulan ... bagaimana mungkin Dina bisa bersikap ceroboh dan masa bodoh seperti itu?' Rengga merasa tidak habis pikir.

"Bagaimana? Kapan Kamu akan menyebarkan undangan?" tanya Dean meminta kepastian dari seberang telepon.

"Baiklah, secepatnya Aku akan mengurus semuanya."

"Bagus, Aku tutup dulu teleponnya, Aku terlalu sibuk untuk bermain game seperti Kamu!" kata Dean sambil menutup teleponnya.

Rengga terhenyak kaget mendengar perkataan Dean. "Sial! Dari mana Dia tahu kalau Aku tadi sedang bermain game?" gumam Rengga sambil mengamati sekeliling ruang kantornya.

pemuda itu mengerutkan kening. 'Apakah selama ini Dean selalu memata-matai Aku?' pikirnya sambil terus mengawasi seluruh ruangan.

Tiba-tiba saja Rengga jadi merasa tidak aman ketika berada di kantornya sendiri. Dia terus mencari keberadaan cctv atau alat serupa yang dipasang oleh Dean di kantornya namun tidak juga ketemu.

"Dimana mereka menyimpan alat itu?" gumam Rengga bingung.

Rengga terus mencari keberadaan alat yang dia curigai selama ini telah dipasang oleh Dean di kantornya untuk memata-matainya. Dia sampai melibatkan orang-orang kepercayaannya untuk ikut mencari.

"Tidak ada, Bos!" lapor tangan kanannya sambil mengusap keringat yang mengalir di dahinya sendiri dengan punggung tangan.

"Sial! Di mana mereka menyimpan barang itu!" kata Rengga marah sambil menggebrak meja kantornya.

" ... " kedua orang kepercayaannya hanya tertunduk takut, mereka juga bingung karena sudah semua bagian kantor termasuk kolong meja telah mereka geledah namun barang yang dicurigai oleh bosnya itu tidak juga bisa ditemukan.

"Sudah ... sekarang kalian bagi tugas, siapkan gaun pengantin, tempat dan segala hal yang terkait dengan pernikahan!" perintah rengga.

" ... " Kedua orang kepercayaan itu bengong menatap Rengga heran, dalam pikiran mereka bertanya-tanya, baru kemarin pertunangan bosnya dibatalkan, sekarang malah mau menikah, apakah bosnya menyesal karena telah membatalkan pesta pertunangannya kemaren dan untuk menebusnya bosnya ingin langsung menikahi Nona Mirela.

"Kok malah bengong?!"

"Siap, Bos!" 

"Arrgghh! Sialan Dean!" kata Rengga sambil mengacak acak rambutnya merasa jengkel setelah dia hanya tinggal sendirian di dalam kantor.

Rengga mengepalkan kedua tinjunya dan menaruhnya di atas meja menahan berat tubuhnya sementara matanya terus berkeliaran mencari alat yang dia duga telah disimpan oleh Dean di dalam kantornya tersebut.

Rahangnya mengeras dengan wajah yang memerah menahan marah, Dean yang menyaksikan semua itu dari balik layar monitor alat penyadap yang dipasangnya menyeringai puas karena sudah berhasil membuat Rengga bingung dan kalang kabut.

"Oke, itu akibatnya kalau Kamu berani memotong jalanku untuk mendekati Mirela, gadis yang diam-diam sudah lama Aku taksir," gumam Dean sambil tersenyum sinis.

Rengga memutuskan untuk membawa secara pribadi surat undangan pernikahannya dengan Dina yang ditujukan untuk Mirela ke kantor Pras. Dia benar-benar tidak berani untuk memberikan undangan itu secara langsung kepada Mirela karena takut akan goyah jika melihat gadis yang dicintainya itu bersedih.

"Jadi ... pada akhirnya Kamu akan menikah juga dengan adik Dean?" tanya Pras sinis.

"Aku terpaksa," kata Rengga merasa tidak berdaya.

"Sial Rengga! Kamu seperti bukan laki-laki! Apakah seumur hidup Kamu akan terus disetir oleh Dia?!"

"Apa lagi yang harus Aku lakukan? Dia terus mengamati gerak gerikku, bahkan di dalam kantor sendiri pun Aku mulai merasa tidak aman karena Dia meletakan alat penyadap yang tidak Aku ketahui di mana letaknya!" kata Rengga sambil meremas rambutnya merasa putus asa.

" ... " Pras terdiam, dalam hati dia merasa ngeri mendengar bagaimana cara kerja Dean dalam upayanya menekan Rengga. 

Pemuda itu merasa tidak habis pikir tentang apa dan bagaimana asal mula awal kesalahan Rengga hingga Dean bertindak seperti itu? 

Pras tidak percaya kalau semua itu hanya karena Dean ingin menikahkan adiknya dengan Rengga, pasti ada alasan lain yang lebih dari itu hingga pengusaha multi nasional yang sukses seperti Dean bertindak sejauh itu.

Pras mulai mempertimbangkan untuk memasukan Dean ke dalam daftar orang yang harus dijauhi dan dihindari. 

Sepulang dari kantor, Pras memberikan undangan yang dititipkan Rengga kepada Mirela.

Mirela menerima surat undangan pernikahan Rengga dan Dina dengan tangan gemetar, hatinya merasa sakit seperti tersayat sayat.

"Jadi pada akhirnya Dia akan menikahi gadis itu?" tanya Mirela pelan dengan air mata yang mulai bergulir membasahi pipinya.

"Begitulah," sahut Pras sambil membuang muka tidak tega melihat kesedihan Mirela.

"Oke, mungkin kita memang tidak berjodoh, Aku akan tetap datang ke acara pesta pernikahannya," tekad Mirela.

"Apakah Kamu bodoh?Kalau menurut Aku, Kamu seharusnya tidak usah datang ke acara itu, Aku takut Kamu nanti akan dipermalukan di sana."

"Tidak, ini adalah kali terakhir Aku menemuinya untuk meyakinkan hatiku bahwa Dia memang tidak layak untuk Aku cintai."

"Baiklah terserah Kamu saja ... apakah Kamu yakin tidak akan apa-apa jika datang ke pesta itu?" tanya Pras merasa khawatir dan tidak yakin.

"Aku akan berusaha untuk terlihat baik-baik saja menghadapinya, Aku juga tidak akan sekonyol itu untuk menampakan kesedihan di hadapan pria yang sudah mencampakkan Aku."

"Baik, terserah Kamu saja, Aku akan menemanimu ke sana."

" ... " Mirela mengangguk setuju.

***

Mirela menatap getir acara pesta pernikahan yang terpampang di hadapannya. Begitu megah dan meriah. 

Mulai dari pintu masuk, bunga-bunga segar telah menyambut tamu undangan yang datang, Mirela menghela napas untuk menenangkan gejolak hatinya.

Pras mengencangkan genggamannya di telapak tangan adiknya untuk mengingatkan dan memberikan kekuatan agar adiknya tidak sampai mempermalukan diri sendiri dengan menangis di pesta pernikahan mantan tunangannya ini.

Rengga terpana melihat kehadiran Mirela di pesta pernikahannya dengan Dina, tadinya dia berpikir Mirela tidak akan datang ke pesta pernikahannya tersebut.

Dean mengamati Rengga dan Mirela dari kejauhan sambil mengusap dagunya dan tersenyum merasa tertarik.

'Bagus, inilah gadis yang Aku sukai, mampu menahan amarah serta kesedihannya dan bisa bersikap seolah tidak ada apa-apa walaupun sebenarnya hatinya pasti telah hancur berkeping-keping,' kata Dean di dalam hati.

"Jangan khawatir Mirela, Aku pasti akan membantu Kamu mengobati luka hati yang telah ditinggalkan oleh laki-laki pengecut itu ... hehehe," gumam Dean sambil terkekeh senang.

Sementara itu Dina menjabat tangan Mirela dengan wajah penuh kemenangan dan sikap acuh tak acuh. Kalau saja Mirela bukan gadis yang ditaksir oleh kakaknya, mungkin pada saat ini dia sudah mempermalukannya.

Dina diam-diam merasa sangat menyesal karena tidak dapat membuat Mirela malu, padahal ini adalah kesempatan terbaik bagi dirinya untuk menghina Mirela. 

Dina tidak berani melakukannya, apalagi saat ini Dean sedang mengawasi mereka, gadis itu tahu kalau dia sampai berani melakukan hal tersebut, kakaknya tentu tidak akan tinggal diam dan pasti akan mengamuk padanya. 

'Itu pasti akan sangat mengerikan, oke?' katanya di dalam hati sambil menggidikkan bahu merasa merinding.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Unexpected love   Bab 83. Obat Dalam Teh.

    Ini adalah sebuah kesengajaan! Sinta sengaja melukai anaknya agar Dean datang ke rumah ini menemui dirinya dan anaknya. Sejak Dean pindah dari rumah ini, dia tidak pernah datang atau menemuinya. Jika anak ini kangen pada papanya, Dean akan menyuruh kepala pelayan untuk membawa anaknya ke tempat yang dia tunjuk.Bagaimana dengan Sinta? Dia sama sekali tidak diizinkan untuk ikut dalam pertemuan antara Dean dan anaknya.Sinta ingin bertemu, tapi Dean tidak mau. Apapun cara yang Sinta lakukan sepertinya Dean tetap tidak bergeming! Pria itu benar-benar tidak mau lagi menemui Sinta.Sementara Sinta resah dengan kondisi anaknya yang dia buat sendiri, Dean masih memanjakan Mirela yang sakit akibat perbuatannya."Sepertinya aku sudah agak baikan," kata Mirela sambil duduk di tempat tidur. "Kamu sebaiknya menengok anak itu, bagaimanapun dia anak kandungmu!" kata Mirela sambil menghela napas panjang."Apakah kamu benar-benar tidak sakit lagi?""Setelah dioleskan obat oleh dokter aku sudah tidak

  • Unexpected love   Bab 82.Karena Terpaksa.

    Mirela terdiam mendengar perkataan narsis suaminya. Memang benar suaminya itu memiliki tubuh yang bagus, tapi apakah harus menyanjung diri sendiri seperti itu?"Mengapa kamu diam? Apakah kamu tidak setuju dengan perkataan aku?" tanya Dean saat melihat istrinya itu hanya berdiam diri tidak merespon kata-katanya."Apakah kamu harus memuji diri sendiri?" tanya Mirela sambil tersenyum tidak berdaya."Tentu, bukankah air laut memang asin sendiri?" kata Dean balik bertanya.Mirela langsung terkekeh geli sambil menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya. Dulu dia berpikir Dean adalah orang yang dingin dan tidak banyak omong. Bukankah itu yang selalu dikatakan oleh sahabat dan kakaknya? Tapi ternyata setelah menikah dengannya, Mirela mendapati Dean tidak sedingin yang dipikirkan kebanyakan orang. Kadang dia juga bisa lucu dan polos seperti anak kecil yang menantikan pujian."Baiklah, suamiku memang memiliki tubuh yang bagus dan ideal," puji Mirela pada akhirnya.D

  • Unexpected love   Bab 81. Tidak Tertarik.

    Perkiraan Mirela memang tepat, setelah melakukan hubungan intim dengan Dean, dia benar-benar tidak bisa bangun hingga Dean bergegas mencari dokter wanita untuk mengobati Mirela yang mengeluh sangat sakit di bagian intinya.Dokter itu hanya berdecak saat melihat apa yang terjadi pada daerah intim Mirela yang bengkak. Dia melirik Dean, ada semacam rasa kesal terlintas di wajah dokter itu. Laki-laki ini benar-benar buas, pikir dokter wanita itu sambil mengolesi salep pada bagian intim Mirela.Mirela merasakan sejuk dan nyaman di bagian intimnya saat sang dokter mengoleskan sesuatu di sana. Sedangkan Dean hanya diam menerima pandangan kesal sang dokter yang bolak balik ditujukan padanya. Apakah itu sangat parah? Tanya Dean dalan hati. Dia benar-benar tidak dapat mengendalikan diri saat berhubungan intim dengan Mirela. Itu benar-benar sangat enak hingga Dean merasa enggan untuk berhenti. "Bagaimana?" tanya Dean kepada dokter wanita itu tanpa dapat menyembunyikan rasa ingin tahunya."Ini b

  • Unexpected love   Bab 80. Puas Dan Bahagia.

    Melihat bagaimana lembutnya Dean memperlakukan Mirela, petugas hotel wanita itu terpaku tidak bergerak di tempatnya. Dia membayangkan kalau saja yang mendapatkan perlakuan itu adalah dirinya sendiri, betapa bahagianya.Dia baru tersadar setelah mendengar bentakan Dean yang mempertanyakan untuk apa dia masih berada di sini."Maaf tuan, apakah ada hal lain yang tuan perlukan?" tanya petugas wanita itu sopan, tapi tidak meninggalkan kesan genit dari nada suara dan gerak geriknya.Mirela yg berada dalam gendongan suaminya mengangkat wajahnya dan heran melihat sikap genit petugas hotel yang ada di hadapannya saat ini. Mirela mengerutkan kening, biasanya petugas-petugas hotel ini baik yang pria maupun wanita, selalu menampilkan kesan ramah dan sopan, tapi tidak ada nada genit sama sekali dalam suaranya.Dia menatap wajah suaminya ingin tahu apakah suaminya sedang melihat kegenitan petugas itu. Di luar dugaan Mirela, saat ini Dean malah sedang menatap wajah Mirela penuh kelembutan. Sedikitpu

  • Unexpected love   Bab 79. Wanita Genit.

    Mirela dan Dean melalui malam pertama mereka dengan penuh gairah. Dean benar-benar merasa puas bisa bersatu dengan wanita yang sudah lama dia kejar dan dambakan. Pagi harinya Dean bangun dengan enerjik sementara Mirela merasakan tubuhnya seperti habis tertabrak. Dia merasakan sakit dan pegal-pegal di seluruh tubuhnya. Itu semua dikarenakan aksi suaminya menjarah dan menggiling dirinya bolak balik. Mirela tidak menyangka kalau suaminya, Dean akan sangat antusias sekali melakukan penyatuan mereka tersebut berulang-ulang.Dean merasa kasihan melihat istrinya terkapar tidak berdaya akibat keganasannya semalam. Dia pun berinisiatif untuk membantu istrinya membersihkan diri di kamar mandi. Dean membopong tubuh Mirela ke kamar mandi dan mulai memandikan istrinya terlebih dahulu.Mirela mulai merasa nyaman dan pegal-pegal nya hilang ketika merasakan siraman air hangat dan pijatan lembut Dean di tubuhnya. Hal ini berbeda dengan Dean yang mati-matian menahan hasratnya agar tidak memakan istrin

  • Unexpected love   Bab 78. Kompensasi.

    Dean menghela napas mendengar pertanyaan Mirela, apakah istrinya ini akan marah jika dia mengatakan terus terang kalau rumah yang sebelumnya Dean tempati saat ini dihuni oleh Sinta dan anaknya."Dia menginginkan tinggal di rumahku untuk menemani anak itu," kata Dean hati-hati sambil menatap wajah istrinya ingin melihat apakah ada perubahan setelah mendengar apa yang dia katakan.Mirela mengerutkan kening mendengar Sinta ikut tinggal di rumah Dean. Apa maksudnya? Sekalipun Dean tidak berniat menikahi Sinta, Mirela akan tetap merasa tidak nyaman jika tinggal satu atap dengan wanita yang pernah melahirkan anak suaminya tersebut."Apakah kamu akan menikahinya?" tanya Mirela ingin tahu.Kalau jawabannya iya maka Mirela tidak akan ragu untuk menggugat cerai suami yang baru dinikahinya ini."Tidak.""Aku tidak bisa tinggal bersama dia ...""Jangan khawatir, kamu dan aku akan pindah dari sana dan menempati rumah kita sendiri," potong Dean semangat."Lalu bagaimana dengan anak itu?""Biarkan d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status