" Mas hari ini kamu kerja?" tanya Eka pada Fatih saat ia baru saja selesai menyeruput minuman beraroma khas dengan warna hitam pekatnya itu. "Hemm, kenapa?""Bagi duit dong, aku mau shoping.""Duit? Aku dari mana? Kan aku baru kerja sehari? Aneh-aneh aja deh kamu.""Kata kamu bos kamu baik kalau begitu bisalah kamu kasbon dulu kan sama bosmu itu.""Iya abis kasbon terus seminggu kerja aku langsung dipecat. Mau kamu?""Yeee gak gitu juga kali, Mas. Ya kali bisa gitu kan kasbon dulu, alesan apa kek alasan anak sakit kek atau Ibu sakit kek. Kan pasti mereka iba tuh.""Kamu nyumpahin Nayra sama Ibu sakit gitu maksudnya? Kurang ajar kamu ya!""Kok kamu marah? Aku kan hanya masih saran lagian gak beneran sakit juga kan?" "Mulutmu itu perlu disekolahin tau gak! Seenaknya saja bicara. Nih uang kalau mau shopping ke pasar aja!" Fatih meletakkan selembar uang berwarna merah ke atas meja. Bukannya merasa senang dan berterima kasih, Eka justru mengerucutkan bibirnya yang sama sekali tidak seksi
"Pagi Sayang, maaf yah lama nunggunya," sapa Fatih pada Selena yang sudah duduk manis di atas kursi di balik meja yang memang disediakan untuk Selena menerima customer. "Pagi juga, Sayang, kamu sudah sarapan belum?""Belum nih hanya ngopi aja tadi.""Lho, istri kamu apa gak kasih kamu sarapan?""Ah ngandelin si Eka mana pernah bener sih? Biasalah kerjanya mah tidur aja terus dia itu.""Uluh-uluh kasiannya calon suamiku ini. Yaudah kamu mau pesan delivery gak? Biar nanti aku yang bayar.""Yang bener nih, Sayang?"Selena mengangguk dengan yakin menjawab fatih. "Makasih ya, Sayang, kamu memang baik banget. Gak salah aku milih kamu jadi calon istri. Pasti nanti kamu akan menjadi istri yang paling baik yang pernah aku punya.""Makasih cintaku, kamu manis banget sih.""Sama-sama sayangkuh, kamu itu memang pantas dipuji karena kamu sangat manis dan menggemaskan bagiku." Fatih menoel dagu Selena. Selena hanya tersenyum malu dan tersipu. Mereka dengan tidak tahu malunya bermesraan di depan u
"Mas itu bukannya Mas Fatih? Ngapain dia di sini?" tanya Kinan pada Andra dengan kening berkerut. "Aku juga gak tau, Sayang, ya udah mending kita samperin aja mereka." "Sayang, aaaa ini enak banget lho." Fatih menyodorkan satu sendok nasi goreng seafood pada Selena."Masa sih, Mas? Mau dong aku juga nyoba." Selena membuka mulutnya dan ia memakan nasi goreng dari sendok yang Fatih sodorkan. "Gimana? Enak kan?" "Iya ini tuh enak banget. Kamu juga cobain makanan aku dong. Ini juga enak banget lho." Kini giliran Selena yang gantian menyodorkan satu sendok beef teriyaki pada Fatih. Keduanya tampak sumringah dan mesra, saling suap satu sama lain dan tertawa yang entah membahas perihal apa. Namun, kemesraan mereka harus terhenti karena terdengar sebuah suara yang membuat pergerakan mereka terhenti. "Mas Fatih sama badut melet-melet ini pacaran?" Deg. Fatih seketika terpaku, tapi tidak dengan Selena. Karena ia sudah siap dengan semuanya, Selena pun tampak biasa saja. Ia justru tersenyu
"Apakah tampang kami seperti ingin meminta pekerjaan padamu? Mbok ya kalau mimpi jangan ketinggian. Kamu pikir hanya dirimu yang kaya? Hanya dirimu yang banyak duitnya?""Lah kan kata Mas Fatih kalian itu udah miskin. Apalagi kami, kamu kan udah bangkrut.""Lalu? Apa ada beras di rumahmu berkurang karena aku minta?""Ya nggak sih tapi kalian ke sini pasti karena mau cari kerjaan kan? Kalian mau melamar pekerjaan kan? Boleh saja akan aku kasih kalian pekerjaan tapi syaratnya minta maaf dulu sama aku terutama kamu, Mas Andra. Kamu selama ini sudah sombong padaku sekarang kalau mau mendapatkan pekerjaan ya kamu minta maaf dulu sama aku." "Mas Fatih kamu nemu ondel-ondel seperti ini di mana sih? Dari tadi nyerocos aja gak berhenti-berhenti. Gak jauh beda sama istri babonmu itu. Mbok ya disuruh ngaca. Sehebat apa dirinya. Heh kingking! Apa kamu lupa kalau kita ke sini karena mau beli mobil di sini. Aku kan udah bikin janji sama anak buahmu!" ucap Kinan yang membuat Selena tergelak. "Haha
"Hey apa maksudmu segera bayar hutang Mas Fatih?" tanya Selena yang merasa heran dengan ucapan Kinan. "Kau tanya saja dengan calon suami tersayangmu itu. Berapa uang yang sudah dia pinjam dari aku dan sudah sejak lama tidak dikembalikannya." Kinan menatap dan tersenyum sinis pada Fatih. "Tutup mulutmu, Kinan! Andra! Suruh istrimu berhenti bicara atau aku akan membungkamnya dengan tanganku sendiri!" Tangan Fatih mengepal erat dengan rahang yang mengeras. Namun, Kinan sama sekali tidak gentar. Ia tidak takut sedikit pun dengan ancaman Fatih. "Kamu pikir aku peduli, Mas? Coba saja kalau kamu berani menyakiti fisikku sedikit saja maka aku tidsk aksn segan-segan melaporkanmu ke polisi. Ayo silahkan kalau kamu berani?!" tantang Kinan pada Fatih ia pun terdiam seketika karena benar saja yang Kinan ucapkan. Tentunya Fatih tidak berani jika sudah berhadapan dengan hukum. "Halah udah, Mas, biarkan saja si kikir ini kalau mau nagih. Sama saudara sendiri kok hitung-hitungan, memangnya berapa
"Gimana? Masih belum percaya sama print out an buku itu? Yuk kita ke bank, aku mintakan sekali lagi bukti transfer sama pihak bank. Biar kamu tahu seberapa kayanya diriku hingga uangku habis karena diporotin oleh pria benalu dan gak tahu diri yang ada di sampingmu itu.""Halah, Dek, pastilah dia hanya omong kosong. Tadi aja sok-sok an menghina kita miskin mana mampu meminjamkan uang segitu. Lha giliran sekarang ana dia kicep. Yuk kita pulang, cukup tahu saja ternyata seorang pemilik showroom ini hanya bisa omong besar dan pastinya gak sekaya dirimu." Harga diri Selena serasa terkoyak atas ucapan Andra. Ia mengeraskan rahang dengan wajah yang memerah. Jikalau bisa kepala itu berasap mungkin sejak tadi asap itu sudah berupa kepulang karena saking tebalnya. "Ck! Halah, baru juya uang segitu. Itu mah kecil bagiku. Mana sini nomor rekening kamu biar aku transfer uangnya sekarang." Selena kepalang basah sudah mengatakan ingin membayar berrapa pun hutang Fatih pada Kinan. Jika kini dirinya
"Kamu kenapa?""Mas, itu tadi Mbak Eka lewat dan arahnya ke sana. Kayaknya dia mau ke showroomnya si tonggos deh.""Ah masa sih? Kamu salah lihat kali?""Enggak, Mas, itu beneran Mbak Eka. Ayo, Mas!" tarik Kinan pada tangan Andra mendekati motornya yang terparkir di depan minimarket. "Mau ke mana kita, Dek?""Mau samperin Mbak sama Masmu lah, mau apa lagi memangnya?""Lah … mau ngapain? Ini minuman kita belum habis lho.""Halah kan bisa dibawa. Ya mu lihat mereka lah, aku tuh penasaran tau gak.""Ish, ngapain sih, Sayang, kayak gak ada kerjaan aja.""Halah, kepo aku tuh. Sekalian mau cuci mata liat si tonggos dibikin tonggos sama Badak bercula tiga.""Hih kamu ini orang cuci mata mah lihat yang seger-seger lha ini malahliat orang gotok-gotokan.""Yeee ngeliat si tonggos yang sombongnya bukan main dibikin tonggos lagi itu jauh lebih seru tau gak. Udah ah ayo nanti keburu udahan mereka berantemnya." Alhasil Andra pun menuruti kemauan Kinan untuk kembali ke showroom nya Selena. ***"Ye
Dari situlah Eka sangat yakin kalau dalih Fatih yang mendapatkan pekerjaan hanyalah kamuflase saja agar dirinya tidak curiga jika Farih sering keluar. "Jadi beneran kalau Mas Fatih punya selingkuhan? Katakan, Bu! Katakan siapa gundiknya itu! Biar aku beri dia pelajaran karena sudah berani merebut suamiku! Dasar jalang murahan!""Hey jangan kamu hina calon menantuku! Bahkan, Selena jauh lebih baik dari pada kamu!" Bu Nuri kembali keceplosan. Ia kembali menutup mulutnya karena sudah salah berucap. Ia bahkan berkali-kali menabok bibirnya sendiri karena tidak mampu diam perihal hubungan Selena dan Fatih. "Oh jadi si tonggos itu yang sudah merebut suamiku? Baiklah aku akan kasih dia pelajaran agar dia tau siapa aku yang sebenarnya. Dasar pelakor buluk, buruk rupa! Pantas saja tak ada pria yang mau dengannya. Dia kira dirinya secantik apa sampai-sampai berani menyaingi aku, huh! Biarpun aku gendut tapi aku cantik!""Ah sudahlah sana kamu pergi! Intinya Selena jauh lebih baik daripada kamu