Share

Enam Belas

WARISAN ISTRIKU (16)

(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)

Sepeninggal Dina, Laras meraih ponselnya lalu dengan memberanikan diri mencoba menelepon Dicky Prasetya, lelaki yang tempo hari satu pesawat dengannya dan berprofesi sebagai seorang pengacara tersebut.

[Halo? Bicara dengan siapa ini?] tanya pria itu dari seberang.

[Saya Laras, Pak. Kita ketemu di pesawat tempo hari.] terang Laras.

[Oh, Laras. Ya, saya ingat. Ada apa, Ras? Gimana kabarnya? Masih di Jawa atau sudah kembali ke Jambi?]

[Sudah kembali, Pak. Dan saya mau minta bantuan hukum dari bapak, bisa?] lanjutnya lagi.

[Oh, tentu saja bisa. Ada masalah hukum apa sebenarnya yang menimpa kamu, Laras?] tanya Dicky.

[Hmm ... kalau saya jelaskan nanti setelah bertemu dengan anda gimana, Pak Dicky? Kalau di telepon begini rasanya kok kurang enak ya?] ragu Laras.

[Oh, baik. Kalau begitu saya tunggu kamu di kantor saja ya? Tapi jangan terlalu formal begitu, Ras. Panggil saja saya Dicky, seperti kemarin. Oke,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status