Asisten Sempurnaku Adalah Bos Besar

Asisten Sempurnaku Adalah Bos Besar

last updateLast Updated : 2025-11-28
By:  Pena_PeniUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
13Chapters
19views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Leonard Arman Atmadja, CEO muda yang terkenal dingin, logis, dan perfeksionis, hanya mempercayakan jadwal kacau-balaunya pada satu orang. Alea Arananda. Asisten pribadinya yang nyaris tidak pernah salah—tenang, sopan, cekatan, dan selalu menjadi tameng bagi karyawan lain ketika Leonard berubah menjadi badai. Di kantor, Alea adalah definisi profesionalisme. Ia selalu patuh SOP, berbicara seperlunya, dan hadir kapan pun Leonard membutuhkan. Namun Leonard tak pernah tahu satu hal. Alea memiliki sisi lain yang tidak pernah ia tunjukkan di kantor. Begitu jam kerja selesai, Alea berubah total—nakal, genit, berani, bebas. Dan yang lebih besar lagi… Alea bukan sekadar asisten biasa. Ia adalah pewaris Arananda Group, salah satu perusahaan raksasa yang sering bekerja sama dengan keluarga Atmadja. Alea menyamar sebagai asisten hanya untuk satu alasan, ia ingin dekat dengan Leonard, lelaki yang diam-diam ia kagumi sejak pertemuan bisnis lalu. Hidup keduanya berubah ketika suatu malam, Leonard—yang sedang ditekan keluarganya untuk segera menikah demi menjaga citra keluarga besar Atmadja—tanpa sengaja bertemu Alea di sebuah club. Bukan Alea yang kalem dan sopan yang ia lihat setiap hari. Melainkan Alea yang asli, menggoda, liar, bebas… dan berbahaya bagi pertahanannya. Satu malam yang seharusnya menjadi “kesalahan” justru membuka pintu hubungan terlarang antara bos dingin dan asistennya. Di kantor, mereka tetap dingin dan profesional. Namun begitu pintu tertutup, hubungan mereka menjadi intens, intim, dan tak terhindarkan. Hubungan itu terus berkembang—sampai sebuah krisis perusahaan memaksa pemilik Arananda Group turun tangan. Saat itulah identitas Alea terbongkar di depan seluruh kantor. Kantor heboh. Media berspekulasi. Keluarga Atmadja menekan Leonard untuk memutuskan hubungan. Namun pada titik itulah mereka berdua menyadari. Tidak ada lagi alasan untuk menjauh. Tidak ada lagi batas posisi. Yang tersisa hanya perasaan yang sudah terlanjur terlalu dalam. Dan hubungan rahasia itu akhirnya bermuara di pelaminan—bukan lagi sebagai CEO dan asisten, melainkan sebagai dua pewaris besar yang memilih satu sama lain.

View More

Chapter 1

BAB 1 — DI BALIK PINTU KACA

Pukul delapan tepat.

Suara ketukan hak sepatu yang cepat dan berirama memenuhi koridor lantai lima dua, disertai bisikan panik para karyawan yang langsung merapikan meja masing-masing seperti sedang mengikuti instruksi evakuasi.

“Pak Leonard udah naik lift!”

“Cepat, dia benci banget meja berantakan!”

Dalam beberapa detik, suasana kantor berubah seperti time-lapse: kemeja ditarik rapi, tumpukan kertas diratakan, gelas kopi disembunyikan, dan semua orang duduk tegap seolah tidak pernah bernapas sejak tadi.

Pintu kaca berlogo ATMADJA CORP. terbuka.

Sosok yang paling ditakuti sekaligus paling dikagumi itu masuk dengan aura dingin yang membuat AC kantor kalah telak.

Leonard Arman Atmadja.

Kemeja putihnya tersetrika sempurna, dasi hitamnya jatuh lurus, dan tatapannya—tajam, datar, menilai. Cara berjalannya membuat lantai seakan memberi ruang untuknya lewat.

Tidak ada yang menyapa.

Tidak ada yang berani senyum.

Kecuali satu orang.

“Selamat pagi, Pak Leonard.”

Suara lembut itu datang dari sebelah kiri.

Alea Arananda—yang seluruh kantor kenal sebagai Ara, asisten pribadi sang CEO. Rambut coklatnya diikat rapi, make-up natural, kemeja pastel, dan clipboard di tangan. Tidak pernah telat. Tidak pernah salah. Tidak pernah terlihat goyah.

Ara berjalan di samping Leonard dengan langkah yang otomatis menyamai ritmenya.

“Agenda hari ini sudah saya siapkan, Pak,” katanya sambil menyerahkan tablet. “Ada meeting internal pukul sembilan, lalu presentasi investor pukul sebelas. Setelah itu—”

“Ada dua dokumen legal yang belum ditandatangani,” potong Leonard datar, tanpa menoleh.

Ara tidak tersinggung. “Sudah saya taruh di meja Bapak.”

Leonard mengangguk kecil—respon yang jarang ia beri pada siapa pun.

---

Begitu mereka memasuki ruang kerja besar bercahaya natural dari jendela setinggi dua lantai, Ara langsung menyiapkan kopi hitam tanpa perlu ditanya. Kebiasaan yang ia lakukan sejak hari pertama.

Leonard duduk, membuka laptop, kemudian berkata tanpa mengangkat kepala,

“Kamu tidak perlu membuat kopi setiap hari. Aku bisa melakukannya sendiri.”

Ara tersenyum kecil—senyum profesional yang lembut.

“Tapi Bapak selalu lupa minum kalau saya tidak buatkan.”

Leonard sempat terdiam.

Tidak membantah. Yang berarti Ara benar.

“Taruh di sini,” ucapnya pendek.

Ara meletakkan cangkir itu di sisi kanan meja. Ketika ia hendak mundur, Leonard kembali bersuara.

“Jangan lupa revisi proposal kemarin. Banyak bagian yang tidak presisi.”

Ara menatapnya sejenak. Bingung. “Proposal yang mana, Pak?”

Tatapan Leonard terangkat pelan. Nadanya turun setengah oktaf.

“Kamu tidak tahu?”

Ara tidak pernah lupa.

Sebentar ia memutar ingatan cepat—lalu klik.

“Proposal pemasaran dari tim brand?” tanyanya lembut.

“Ya. Itu.” Leonard kembali menatap layar.

“Saya revisi, Pak.”

“Sekarang.”

“Tentu.”

Ara menunduk sopan, lalu keluar dengan langkah ringan. Tidak ada rasa takut. Seolah dia sudah hapal kapan Leonard ketus karena stres dan kapan karena memang sifatnya begitu.

Begitu pintu tertutup, Leonard menarik napas panjang.

Ia menatap cangkir kopi di meja.

Dia selalu tahu apa yang kubutuhkan… bahkan sebelum aku sadar.

Pikiran itu segera ia tepiskan.

Emosi hanya gangguan.

Dan Leonard Atmadja tidak boleh diganggu perasaan.

---

Di luar, Ara berjalan melewati deretan meja dengan aura yang langsung membuat para karyawan bernapas lega.

“Mbak Araaa… tolong. Presentasi kita mepet banget,” keluh salah satu staf.

“Santai. Nanti siang aku bantu beresin slide kalian,” jawab Ara sambil menepuk bahunya.

Dia menenangkan yang panik, merapikan dokumen karyawan lain, mengingatkan deadline, bahkan meminjamkan jaket pada staf yang kedinginan.

Ara benar-benar seperti malaikat kantor.

Tidak ada yang tahu bahwa begitu jam kerja selesai, “malaikat” itu berubah menjadi sosok yang sama sekali berbeda.

Tidak ada yang tahu bahwa di balik senyum lembutnya, Alea menyimpan ambisi besar, rahasia besar, dan perasaan yang jauh lebih dalam dari sekadar loyalitas terhadap bos dinginnya.

Tidak ada yang tahu bahwa setiap pagi ia berdiri di samping Leonard… sambil menyembunyikan debaran kecil yang tidak pernah hilang.

Tidak ada yang tahu bahwa Alea—si asisten sempurna—sebenarnya bukan sekadar asisten.

Dan Leonard…

Dia bahkan tidak menyadari bahwa hidupnya sebentar lagi akan berubah total—berawal dari sebuah pertemuan tak terduga yang tidak pernah tercantum di kalendernya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
13 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status