“Syukur deh, soalnya aku mau ngasih tau ke kamu hasil autopsi Gabriel dari pihak kepolisian.”
Aera yang tengah memainkan sendok dipiring makanannya seketika menghentikan kegiatannya itu dan mengalihkan fokusnya ke telfon kekasihnya saat ini, “terus hasilnya apa?” tanya Aera tak sabar.
“Hasilnya aku kasih tau langsung aja. Kamu ada rencana mau kemana hari ini?” Jawab Aaron tetap tenang.
“Aku gak ada kegiatan apa-apa kok, kamu kerumah aja”.
“Oke, jam 9 aku kerumah ya”.
“Iya”
“Oke sayang, see you”.
“See you”. Lalu telfonpun dimatikan oleh Aera.
“Kenapa sayang?” Mama yang sudah mulai kepo karena melihat ekspresi wajah putrinya ketika menelfon tadi pun langsung menanyakan apa yang dibicarakan oleh kekasih putrinya itu.
“Hasil autopsi Gabriel udah keluar ma, jadi nanti Aaron mau kesini. Aku gak ikut ya shopping ke
“Aera sangat terpukul atas kematian Gabriel yang sangat mendadak.” Ucap mama Aera dengan nafas yang berat saat setelah putrinya menegaskan untuk tetap mencari bukti kematian Gabriel dan masuk menuju ke kamarnya.“Aera dan Gabriel memang teman yang sangat kompak dan sangat dekat tante, Aaron sangat paham kalo Aera terpukul saat mendengar hasil autopsi ini.”“Hmm yah kamu bener Aaron, semenjak kematian Gabriel, Aera mengurung diri didalam kamarnya dan gak mau makan sama sekali. Tante dan om sampe bingung harus kayamana ngehibur dia supaya gak mengurung diri lagi. Untungnya, Boem Jin sangat sabar ngebantu tante dan om ngebujuk Aera buat makan, kalo gak ada Boem Jin, tante bener-bener gak tau harus gimana.”“Tante tenang aja ya, Aaron bakal tetep stay disamping Aera dan ngebantu dia buat nyelidikin kematian Gabriel.”“Dimas juga bakal terus ngebantu memecahkan kasus ini te.”“Terimakasih
“Jadi, kamu nemuin bukti itu sama Boem Jin?” Aaronpun kembali memastikan pendengarannya, karena Aaron belum pernah melihat Boem Jin sebelumnya selain di rumah Gabriel saat kejadian Gabriel meninggal waktu itu.“Iya.. Kamu inget gak pas aku lagi liburan seminggu ke Korea waktu itu?”“Iya, inget inget.”“Nah, itu aku ngejemput Boem Jin dan minta bantuan dia untuk nyelidikin ini diem-diem. Awalnya misi ini cuma aku dan Boem Jin yang tau, tapi karna keadaannya udah kaya gini, jadi aku mikir kalo kayanya lebih baik kita kerjasama mulai dari sekarang.”“Hem gue setuju sih, lo gak bisa kerja berdua doang sama Boem Jin. Ini terlalu berbahaya, karena Gabriel udah jadi korbannya.” Dimas pun menyetujui ide Aera untuk mereka semakit mempekuat kerja tim dalam melakukan penyelidikan kasus ini.“Tapi, aku minta ke kalian jangan sampe James tau soal Boem Jin. Biarin Boem Jin kerja dibelakang layar,
Dimas yang sudah berada diparkiran kini langsung membuka kunci mobil dan masuk ke kursi kemudi. Tanpa mau membuang waktu lagi, Dimas langsung mencari tempat yang pas untuk memasang alat penyadap yang diberikan oleh Boem Jin.Tanpa sengaja Dimas melihat bagian miniature mobil-mobilan yang bisa dibuka, dengan inisiatif Dimas mencoba memeriksa miniature mobil dan memasukkan alat penyadapnya didalam miniature itu.“Ah pas rupaya.” Gumam Dimas pada diri sendiri. Setelah alat penyadap mendapat tempat yang aman, Dimas langsung mengambil ponselnya dari saku celananya untuk menghubungi Aera dan menanyakan apakah Boem Jin bisa mendengar suaranya saat ini didalam mobil James.Tuuuttt tuuuttt tuuutt“Halo.” Sapa Aera di seberang telfon.“Halo Ra, lo lagi sama Boem Jin? Gue udah pasang penyadapnya ini… buruan cek.” Jawab Dimas sambil melihat ke arah gedung kelas, kalo-kalo James dan Aaron sudah didepan gedung menunggu
Setelah Aaron diberikan tugas oleh Boem Jin untuk memasang kamera pengintai dirumah James, Aaronpun segera pulang kerumahnya untuk membersihkan badan dan istirahat sejenak sebelum nanti malam ia menjalankan aksinya."Akhirnya seger juga abis mandi." Ucap Aaron ke diri sendiri sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur yang berukuran king size dikamarnya itu.Aaron memandangi langit-langit kamarnya, mencari ide bagaimana caranya dia memasang kamera yang diberikan oleh Boem Jin."Oh iya, gue nginep aja kerumah dia hari ini. Jadi pas dia tidur bisa gue pasang, apa gitu aja kali yaa?" Tanya Aaron ke dirinya sendiri.Setelah menimbang-nimbang, Aaron pun bangun dari posisinya dan bersiap-siap untuk ke rumah James. Tak lupa Aaron pun menelfon James lebih dulu untuk memberikan kabar kedatangannya serta alasannya untuk menginap dirumahnya malam ini.Aaron kini sudah siap dengan pakaiannya, ia pun mengambil handphone nya dan mencari kontak James. Setelah ketemu
Setelah James masuk ke kamarnya, Aaron bergegas membersihkan sisa bekas makan mereka. Setelah memastikan semuanya sudah rapi, Aaron memeriksa keadaan James dan memastikan kalau James sudah benar-benar tertidur lelap.“Apa dia udah bener-bener tidur?” Ucap Aaron berbisik ke dirinya sendiri. Aaron melambaikan tangannya didepan wajah James yang tengah damai dialam mimpinya. “Hei James, are you sleep?”“Aaah kayaknya dia beneran tidur, terus gue tarok mana ini kamera pengintainya ya,” Aaron melihat keseliling kamarnya James, mencari angel yang tepat untuk menaruh kamera kecil ini.Disaat sedang mengitari pandangannya, mata Aaron terhenti dibagian fentilasi diatas pintu kamar James. “Nah disitu aja.” Pikir Aaron, lalu Aaron berusaha mengangkat kursi yang ada dikamar James kedepan pintu, Aaron menaiki kursi itu dan meletakkan kamera pengintai disudut fentilasi agar dapat merekam semua kegiatan James.Selesai denga
JAMES POVHari ini gue mampir ke salah satu supermarket sehabis pulang kuliah untuk membeli beberapa stok minuman dan cemilan yang memang sudah habis, karena waktu Aaron nginep dirumah gue dadakan gak ada stok makanan apa-apa, jadi hari ini gue pengen ngisi penuh kulkas gue.Satu setengah jam gue mengelilingi supermarket sambil mendorong troli. Gue ngambil beberapa jening daging, seperti daging sapi, ayam, gue juga ngambil beberapa jenis sayur dan paprika, minuman soda, snack, rokok, air mineral, dan bahan-bahan masakan lainnya yang menurut gue perlu untuk gue beli.Setelah selesai membeli semua kebutuhan, guepun langsung balik ke unit apartemen gue.Sesampainya di apartemen, guepun langsung meletakkan semua belanjaan di dapur dan gue memilih untuk membersihkan badan lebih dulu karna badan gue udah bau bahan-bahan kimia sehabis praktikum tadi.Saat gue masuk ke kamar mandi, gue dibuat terkejut dengan tulisan berwarna
Gue masih berusaha untuk tetap sadar meskipun gue udah kehilangan banyak darah, kali ini gue diseret dan dibawa kedalam kamar mandi kamar gue. Dia mengikat tangan gue dengan kawat, dan menyumpal mulut gue dengan kain.Diapun mengisi bathup gue dengan penuh air, setelah air dalam bathup udah penuh, dia terus mengangkat badan gue dan dimasukkan kedalam bathup yang penuh dengan air panas.Rasa perih dan panas menjadi satu saat air panas itu menyentuh badan gue, belum lagi luka tusukan pisau belati yang ada diperut gue masih terbuka lebar karna ulahnya tadi. Gue hanya bisa menggigit kain yang ada dimulut gue dan berusaha berteriak agar ia mau mengangkat kepala gue keatas permukaan bathup.Setelah tiga menit dia menahan kepala gue didalam bathup, akhirnya pria itu mengangkat kepala gue keatas bathup. Gue berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Bahkan air dalam bathup sudah tidak sejernih sebelumnya, air ini sudah berubah berwarna merah. Yah, ini darah dari
RUMAH AERA “Apa yang dia lakukan di kamar mandi kamarnya James?” Tanya Aaron melontarkan pertanyaan ke Boem Jin.“Entahlah, kita tidak memasang kamera pengintai disana. Jadi aku tidak bisa memeriksanya.”“Ada rekaman lain?” Kini Aera yang bertanya.“Tidak ada, hingga saat ini hanya ini yang aku punya.” Jawab Boem Jin.“Kalo gitu, ayok liat rekaman terbaru yang sekarang.” Ajak Aera ke Boem Jin dan Aaron“Oh iya, mari kita liat lagi ngapain target kita sekarang.” Ucap Boem Jin sambil mengutak atik komputernya hingga muncul rekaman kamera pengintai yang dipasang dalam rumah James.“Kok sepi, James belum balik apa ya?” Tanya Aaron sambil melihat layar computer yang menampilkan rekaman ruangan unit apartemen James yang sepi.“Bisa jadi yang.” Jawab Aera menimpali pertanyaan kekasihnya itu.“Yau