Share

Kemurahan Hati Sang Guru

Di atas udara, ia memutar tubuhnya dan melesat ke arah selatan. Dalam sekejap mata, Wanara sudah tiba di sebuah gubuk sederhana milik Ki Ageng Jayamena yang telah lama ia tinggalkan.

Matanya yang tajam mengawasi sekeliling rumah tersebut. Kemudian, ia meluncur turun dari ketinggian dan mendarat tepat di hadapan rumah sederhana yang berdiri kokoh di tengah perkebunan pisang yang berjajar rapi di sepanjang jalan dan di bagian sisi kanan dan kiri rumah tersebut.

Kemudian, Wanara melangkahkan kakinya mendekati daun pintu rumah itu. Ia tampak ragu untuk mengetuknya. "Apakah guru akan memaafkan aku?" desis Wanara berdiri di balik pintu dengan menampakkan wajah penuh kegundahan.

Akan tetapi, rupanya Ki Ageng Jayamena sudah mengetahui kedatangan muridnya itu. Maka dari dalam rumah, ia pun berkata mempersilahkan Wanara untuk menunggunya di beranda rumah.

"Duduklah, Wanara. Sebentar lagi aku akan keluar!" kata sang guru.

"I–iya, Guru," jawab Wanara gugup, kemudi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status