"Brian tidak akan marah dan dia akan senang. Kalau diserang balik itu hal yang wajar. Sudah tenang saja, semuanya aman. Ayo kita pulang," ajak Miko kepada anak buahnya dan yang lainnya untuk pulang karena mereka sudah selesai dengan serangan atau lebih tepatnya ledakan yang membuat markas penyimpanan barang milik Leo hancur tak bersisa. Miko bisa membalaskan dendamnya kepada Leo. Vila diserang maka markas Leo juga mereka serang jadi tidak salah jika mereka melakukan itu. Miko pulang dengan rasa bahagia. Berbeda dengan Leo yang murka dan marah. Namun, Leo bisa apa? Dia tidak bisa membalas serangan itu. Hanya menduga saja tapi dugaannya benar. "Besok kita cari Brian dan Bella. Aku tadi melihat dia. Kita lakukan penculikan saja. Aku yakin kalau mereka akan ke kota lagi. Aku akan menunjukkan wanita Brian. Apa kamu mau menculiknya?" tanya Mark ke Leo. Leo menatap Mark dia tidak menyangka kalau Mark mengetahui kalau Brian dan Bella ada di kota. "Kenapa tidak memberitahukan padaku kalau
"Tentu, Mami akan meninggalkan dia. Mami tidak mau bersama dengan pria itu. Dia sudah membuat Mami terluka dan Mami tidak akan memaafkan dia. Mami yakin mereka sudah bersama selama ini. Mami dibohongi olehnya dan Mami tidak akan mau lagi dibohongi. Dia hanya incar harta Mami. Mami tidak mau dia mengincar harta Mami," jawab Nyonya Sherly kepada Brian yang membuat Brian hanya diam. Harta? Semua orang mengincar hartanya. Padahal, harta itu tidak dibawa mati tapi entah kenapa mereka malah memperebutkan semuanya. "Brian, kamu mau mengurus semuanya? Mami mau sudahi semuanya," ucap Nyonya Sherly kepada Brian. "Aku akan urus. Tapi, Mami jangan lagi berhubungan dengan Elly dan mereka semuanya. Aku tidak ingin Mami dimanfaatkan lagi, paham!" Brian tegas melarang ibunya untuk dekat dengan Elly yang akan membuat keluarga besarnya celaka. Apalagi, Elly kekasih musuh bebuyutannya. "Mami janji tidak akan dekat dengan dia. Dia sudah ada pria lain. Mami mendapatkan semua buktinya. Mami tidak mau s
Brian pergi menemui ibunya di rumah sakit bersama Bella dan tentu saja apa yang dilakukan oleh keduanya sesuatu yang luar biasa. Brian masih takut kalau Bella tidak diterima. Tapi, melihat keyakinan dari Bella membuat Brian percaya diri membawa Bella ke hadapan ibunya. "Kamu kenapa. Apa masih memikirkan ibumu?" tanya Bella ke Brian. "Iya, aku memikirkan ibuku. Aku tidak tahu apakah ibu menerimamu atau tidak," jawab Brian. "Kamu jangan takut, kalau aku tidak diterima ya aku tunggu diluar. Asal kamu bisa bersama ibumu. Aku baik-baik saja kok, jangan khawatir," jawab Bella mengusap lengan Brian. "Aku tidak akan membiarkan kamu di luar. Kamu harus ikut dengan aku. Aku tidak mau kamu menunggu aku mau kamu bersamaku. Kalau dia tidak suka dengan kedatangan kamu maka aku akan membawamu pergi. Aku tidak peduli dengan dia lagi," ucap Brian. Brian tidak menerima kalau ibunya menolak Bella. Dia mau datang juga karena Bella. Jadi, kalau Bella tidak ikut maka dia tidak akan menemui ibunya. "Y
Brian yang baru saja menikmati malam indah dengan Bella kedatangan dua pria yang dia kenal dan keduanya menundukkan kepala ke arah Brian. "Tuan, maaf kami ganggu. Kami hanya mau sampaikan pesan dari Nyonya. Kami harap Anda mau mendengarkan pesan ini," jawab salah satu pria yang menatap Brian dengan sopan. Brian menaikkan alisnya, dia tidak mengerti kenapa dengan ibunya. Apakah ibunya main drama lagi. "Ada apa dengan dia? Apa dia main drama lagi. Apa sekarang dia berpura-pura sakit. Atau dia mengalami kecelakaan?" tanya Brian dengan suara datar. Pernyataan Brian membuat Bella terkejut begitu juga dengan keduanya. Bella tidak suka dengan apa yang Brian katakan. Dengan cepat Bella mencubit perut Brian. Dia tidak suka Brian mengatakan itu. Walaupun tidak suka tapi tidak sopan berkata seperti itu dengan orang tua. "Kamu jangan seperti itu. Tidak baik. Jaga ucapan kamu," ucap Bella dengan tatapan sinis. Brian mendengar perkataan Bella menghela napas. Dia tidak mengerti dengan istrinya
"Ini saya dapat informasi keberadaan dari Elly," ucap pria tersebut menyerahkan satu amplop lagi kepada Nyonya Sherly. Tanpa menunggu lama, Nyonya Sherly langsung membuka amplop tersebut dan terlihat gambar Elly sedang bermesraan dengan seorang pria. Wajah Elly tanpa sangat bahagia dan dia berbelanja tanpa beban. "Kurang ajar. Dia berani melakukan ini padaku, dia selingkuh dengan pria lain dibelakang aku. Dia benar-benar wanita tidak tahu diri. Selama ini dia hanya memanfaatkan aku saja. Awas kamu Elly. Akan aku buat kamu menyesal. Kamu dan ibumu akan aku buat hancur. Bagaimana dengan Brian dan Bella? Apakah kamu bisa menemukan anakku?" tanya Nyonya Sherly yang mengingat anaknya. Nyonya Sherly menyesal sudah berbuat tidak baik dengan Brian. Selama ini, Brian selalu saja memperhatikan dia dan Brian selalu membuat dia bahagia walaupun dia selalu mengabaikan Brian dan selalu membuat Brian marah tapi anaknya itu tidak pernah menyakiti dia. "Tuan Brian bersama Nona Bella ada di hotel t
"Tidak. Aku tidak akan mengikuti dia. Cukup kalian saja. Cari tahu kemana dia itu saja dan aku sudah katakan padamu untuk kabari semua orang yang berada di gudang dan markas kita untuk siaga. Jika ada yang bongkar muat dipercepat jangan ada barang kita di sana, paham!" Brian dengan tegas memerintahkan kepada Arci untuk memperketat markasnya. "Baik, Tuan. Saya sudah perintahkan semuanya dan saya sudah katakan kepada rekan saya untuk bergerak cepat dan untuk rekan saya yang mengikuti Leo juga siap memberikan informasinya. Anda jangan khawatir saya akan kabari Anda. Apa Anda akan pulang?" tanya Arci. "Barang-barang bawa ke hotel karena saya dan istri saya mau ke menara Eiffel untuk menikmati malam berdua. Awasi semuanya dan jangan sampai ada yang mengetahui saya ke sana," jawab Brian. "Siap, laksanakan. Saya akan awasi semuanya. Anda jangan khawatir," jawab Arci. Mendengar apa yang dikatakan Arci, Brian segera mendekati Bella yang berbalik menatapnya. Brian tidak mau Bella curiga den