Share

Bab 2

Cantika sangat kaget melihat makhluk seram itu akan mencekik Bunda Nisa. Nyawa bundanya terancam. Cantika segera berkonsentrasi dan mengumpulkan kekuatan istimewanya.

Akhirnya kekuatannya keluar, selarik  sinar kuning keluar dari mata Cantika.

 Makhluk  aneh itu terpental ketika Cantika tiba-tiba mengeluarkan kekuatan super dari matanya. Amarahnya timbul melihat Bunda Nisanya dalam bahaya.

“Kau siapa? Kenapa ikut campur urusanku?” tanya makhluk aneh dengan suaranya yang serak. Matanya menatap tajam Cantika.

“Kau mau bunuh ibuku, makhluk jelek!” jawab Cantika dengan geram. Matanya masih memancarkan sinar kuning yang panas.

Makhluk itu mundur dan berusaha menghindari bertatapan dengan mata Cantika 

“Oramg itu merebut suamiku, aku tak rela,” desis makhluk itu. “Aku akan terus memperjuangkan suamiku.”

“Suami?  suami yang mana? Siapa kamu sebenarnya?” tanya Cantika seraya mengerutkan kening. Dia berusaha mencari tahu siapa makhluk aneh itu.

“Aku istri Wahyu,” jawab makhluk itu sambil menyeringai. “Sudah lama dia melupakanku dan tak berusaha mencariku. Aku tak rela!”

“Pergilah makhluk, tempatmu bukan disini lagi!” usir Cantika geram ketika mendengar jawaban makhluk aneh itu.

Makhluk itu menyeringai dan tertawa meringkik. Giginya nampak hitam dan menjijikan. Matanya kosong melotot.

“Aku akan kembali dan akan terus kembali. Sampai wanita perebut suamiku mati,” serunya geram  diiringi kembali tawa mengerikan. “Kau bayi yang dulu punya kekuatan itu, bukan?”

Cantika tidak menjawab. Matanya kembali mengeluarkan larik sinar kuning menyerang makhluk itu, sampai  makhluk itu terpental lagi.

“Aku akan kembali nanti,!"teriaknya sebelum  menghilang. "Aku harus membuat wanita itu mati!"

Kemudian makhluk itu hilang beserta kepulan asap tipis.

Wahyu dan Nisa terbangun mendengar  suara gaduh dan suara Cantika. Mereka heran dan kaget melihat Cantiks ada di kamar dan sedang berbincang sendiri.

“Kamu kenapa, Cantika. Ada apa?” tanya Wahyu bingung. “Kenapa ada di kamar ini?”

“Maaf, Yah, tadi Cantika mendengar suara aneh. Takut maling jadi masuk ke sini," ujar Cantika terpaksa berbohong, biar orang tuanya tidak panik. “Tapi tidak ada. Kayaknya itu suara tikus.”

“Ah, kamu ada ada saja, Cantika. Ayo kembali tidur, ya, besok pagi kan harus mulai orientasi di kampus,” perintah Wahyu sambil tersenyum mendengar jawaban Cantika.

“Iya, Ayah."

Cantika menurut perintah ayahnya untuk beranjak keluar dan kembali ke kamarnya. Sepanjang malam itu pikiran Cantika penuh tanda tanya. Ada banyak hal yang tidak diketahui Cantika. Tentang cerita orang tua kandungnya, Bunda Nisa dan kisah dirinya semasa kecil dulu.

Akhirnya Cantika bisa tertidur menjelang dinihari.

****

Pagi ini Cantika harus bersiap berangkat ke kampus pagi-pagi, karena ada acara masa pengenalan kampus untuk mahasiswa baru.

Pikiran Cantika masih teringat kejadian tadi malam. Pikirannya penuh tanda tanya tentang makhluk berupa  wanita aneh yang akan membunuh Bunda Nisa.

Siapa dia, dan kenapa dia benci sekali dengan Bunda Nisa?  Bahkan bilang Bunda Nisa telah merebut suaminya. Apakah yang dimaksud suami disini adalah Wahyu, ayahnya? Lantas siapa makhluk wanita aneh itu?

Cantika masih bingung. Ingin  bertanya pada ayahnya. Namun takut ayahnya  jadi bingung dan panik. 

Dia akhirnya  teringat pada Mak Murni, Dukun paraji  yang dulu mengasuhnya dari bayi. Cantika sudah menganggap Mak Murni neneknya sendiri. Mak Murni pasti tahu segalanya tentang ayah dan ibu kandungnya. Selain itu dia juga kangen ingin bertemu Mak Murni. Sudah lama tidak pernah ketemu, semenjak Cantika dulu  masuk asrama di usia 7 tahun.

Cantika memutuskan untuk bertemu Mak Murni setelah pulang dari kampus. Dia akan bertanya banyak hal yang tidak diketahuinya selama ini. 

Ayahnya tak pernah cerita apa-apa. Dia hanya tahu ibunya meninggal ketika melahirkan dirinya, kelahirannya dibantu dukun paraji bernama Mak Murni, bahkan Cantika ikut diasuh olehnya. 

Ayahnya menyuruhnya menganggap nenek pada Mak Murni, karena telah banyak menolong dan sangat menyayanginya ketika bayi.

“Cantika berangkat dulu Yah, Bunda Nisa,"  pamit Cantika ketika bersiap berangkat ke kampus.

“Mau diantar sama ayah, Nak?” tawar Wahyu

“Gak usah. Cantika pake ojek online aja, Yah.”

“Ya, sudah. Hati- hati ya."

“Iya. Ayah."

Cantika bergegas naik ke atas motor ojek online, yang sudah datang memjemput. Wahyu memandanginya sampai hilang di belokan jalan.

***

Cantika turun dari ojek dan bergegas berjalan ke arah gedung fakultas ekonomi. Dia  terburu-buru, sampai tak sengaja  menabrak seorang  pemuda yang sedang berjalan sambil menundukkan kepala.

“Eh, maaf,” ucapnya, sambil tersenyum menganggukan kepalanya,  lalu terburu-buru berjalan lagi  Mengejar waktu karena sebentar lagi waktu apel pagi jurusan dimulai. Jangan sampai telat, nanti bisa kena sanksi hukuman.

Pemuda itu menoleh dan mengernyitkan dahi. Gadis itu melihat dirinya. Bukankah dia sudah bukan manusia lagi? Tetapi gadis itu bisa melihat bahkan menabraknya. Barusan malah meminta maaf.

Pemuda itu tersenyum. Dia mendapatkan seseorang yang dia cari  selama ini. Manusia yang bisa diajaknya berkomunilasi. Dunianya memang sudah berbeda. Namun, ada hal yang membuatnya belum rela meninggalkan dunia nyata manusia. Ada hal yang masih memberatkannya hingga tak bisa pergi dengan tenang.

Sekarang ia menemukan orang yang  bisa melihat dirinya. Pemuda itu menyeringai senang. Tubuhnya  segera melayang mencari gadis yang barusan menabraknya dan bisa melihat kehadiran dirinya.

Matanya mencari-cari dari sekian banyak mahasiswa. Namun, pandangan mata pemuda itu malah terbentur pada sosok makhluk yang menyeramkan  yang juga ada disana. Berwujud wanita cantik aneh dengan rambut menyentuh tanah, dan taring runcing tersembul ketika dia menyeringai ke arahnya.

Pemuda itu terpana. Ternyata ada makhluk halus lain di kampus itu. Sepertinya dia juga sedang mengikuti seseorang.

Dia  jadi urung untuk mencari keberadaan gadis tadi. Dirinya tak ingin berurusan dengan makhluk astral lain yang pasti jahat, dilihat dari wajahnya yang terlihat bengis. Pemuda itu  akan menunggu gadis tadi di depan jalan kampus. Semoga gadis tadi bisa membantu menyelesaikan masalah dirinya di dunia.

Saat tubuhnya melayang hendak keluar dari area kampus, dia melihat  makhluk wanita tadi mengikutinya. Pemuda itu ketakutan dan segera mempercepat gerakannya melayang. 

"Ada urusan apa anak muda, hingga mencari seseorang di area kampus?" tanya makhluk itu, sangat serak dengan seringai mengerikan. 

"Ti-tidak ada," sahut pemuda itu yang ternyata arwah gentayangan.

"Awas, jangan ganggu anakku yang cantik."

"Anak?" pemuda itu kebingungan. "Wanita cantik yang mana?" 

"Yang selalu aku dampingi. Kamu melihatnya tadi di kampus!"

Pemuda itu teringat seorang gadis yang terus didampingi makhluk itu tadi.

"Oh, bukan dia yang aku cari. Tapi gadis lain!" seru pemuda itu sambil menggaruk kepala. "Seorang gadis yang sama cantik dan dia ada di kampus ini. Dia punya kemampuan melihat makhluk ghaib seperti kita."

Wanita menyeramkan itu mengerutkan kening. Instingnya juga mengatakan ada seseorang yang mempunyai kekuatan supranatural di kampus ini sama dengan anak wanitanya yang selalu dia dampingi. 

"Siapa gadis yang kamu cari, yang punya kekuatan supranatural?" tanyanya pada si pemuda arwah. 

"Aku juga tak tahu. Tadi aku mencarinya, keburu ketemu kamu!" sahut si arwah sambil mendengkus kecewa. 

Mereka berdua penasaran siapa wanita yang punya aura supranatural yang ada di kampus ini? 

***"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status