Waktu istirahat akhirnya tiba. Para mahasiswa baru membubarkan diri dari barisan di lapangan. Masing-masing mencari tempat untuk beristirahat dari Banyakdpanasnya terik matahari, sekalian makan siang.
Banyak yang sengaja membawa bekal makanan dari rumah, mereka beramai- ramai makan bersama. Saling menawarkan dan mencicipi makanan teman lainnya
Cantika juga beristirahat di bawah pohon yang rindang. Udara yang panas membuatnya gerah dan haus. Diambilnya botol berisi minuman beserta cemilan yang tadi pagi masih sempat dia masukkan dalam tas.
Seorang gadis cantik duduk tak jauh darinya. Cantika berusaha bersikap wajar melihat ada makhluk lain juga yang menunggui gadis itu. Makhluk berbentuk wanita cantik, aneh dan mengerikan. Cantika pura-pura tidak melihatnya, saat makhluk itu menoleh ke arahnya.
Sesuai pesan guru di sekolah asramanya dulu, jangan memperlihatkan hal ganjil, meski di sekelilingmu ada hal yang aneh. Bersikap sewajar mungkin. Sehingga tidak menarik perhatian orang lain, apalagi makhluk lain di luar nalar.
Meski kemarin makhluk itu curiga dan menghampirinya. Namun, Cantika pura-pura tidak melihat atau mendengar ucapannya. Sehingga makhluk itu pergi, meskipun bicaranya aneh seolah dia memancing Cantika untuk menjawabnya. Namun, untunglah Cantika tidak terpengaruh kehadiran makhluk aneh itu.
Cantika berusaha tersenyum dan mengangguk ramah ketika beradu pandang dengan gadis itu. Dari nama yang tertera di dadanya, Cantika tahu namanya Sonya. Sedangkan nama di dada Cantika dibuka dulu, karena tadi basah kena keringat, sehingga takut kertasnya sobek.
Cantika merasakan bau amis darah ketika Sonya membuka kotak kecil yang dibawanya. Dia menahan diri untuk tidak melihat ke arah bekal yang dibawa Sonya. Dari baunya yang tajam, Cantika tahu itu daging mentah dan ada bau darah.
Perutnya sedikit mual ketika melihat Sonya menyuap sesuatu ke mulutnya. Benar saja, tanpa sengaja Cantika melihat warna merah dari makanan yang disuap Sonya, dan itu pasti darah.
Tidak ada orang lain lagi di sekitar mereka, kebetulan pohon rindang tempat berteduh hanya cukup untuk mereka berdua, jika ada orang lain lagi ikut berteduh, pasti terkena sengatan sinar matahari.
Ingin sekali Cantika pergi dari sana. Dia merasa jijik dengan bau amis darah. Akan tetapi hatinya menyuruhnya untuk bertahan dan mengabaikan rasa jijiknya. Supaya makhluk aneh yang mengawasi gadis bernama Sonya, tak curiga bahwa Cantika bisa mengetahui bekal makanan aneh yang dibawa Sonya.
Cantika segera mengunyah permen mint, untuk meredakan mual di perut. Dia merasakan makhluk aneh itu memperhatikan dirinya dengan tajam. Namun Cantika tetap cuek dan berusaha mengabaikannya.
Terlihat dari tempatnya berteduh, serombongan mahasiswa sedang asyik mengobrol. Sepertinya itu kakak tingkat yang jadi panitia orientasi pengenalan kampus.
Satu diantaranya lelaki sangat tampan yang menjadi ketua panitia. Dari perkenalan tadi ketika sedang apel pagi, Cantika tahu namanya Leon.
Cantika tiba-tiba tertegun. Ada kelebatan bayangan, kejadian yang mengerikan, melihat lelaki itu diseret. Ada darah berceceran, lalu kelebatan peristiwa itu hilang begitu saja.
Cantika menghela napasnya. Bayangan kejadian masa depan kembali hadir. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak tahu oleh siapa lelaki itu diseret.
Cantika mencoba berkonsentrasi dan berdoa untuk kebaikan lelaki itu. Supaya terhindar dari malapetaka. Itu yang diajarkan gurunya jika melihat bayangan masa depan yang buruk. Selalu berserah diri dan berdoa untuk kebaikan. Supaya bayangan buruk itu tidak terjadi. Kalaupun harus terjadi, akibatnya tidak fatal.
Ada hal yang bisa di ubah, ada yang tidak diubah. Semua bergantung pada nasib dan takdir. Jadi Cantika harus berhati-hati dalam bersikap dengan keistimewaan, kelebihan supranatural yang dimilikinya.
Dirinya bersyukur selama ini tinggal di asrama putri dan mendapat bimbingan yang baik dari gurunya.. Sehingga bisa mengendalikan kemampuan istimewanya itu.
“Kamu harus siapkan nanti untuk bulan purnama, Sonya.” Terdengar bisikan dari makhluk aneh itu pada Sonya. Cantika pura-pura tidak mendengar. Padahal dia mencerna onrolane mereka.
“Iya, Nyai. Ini aku juga sedang cari,” jawab Sonya sambil berbisik.
Cantika mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti apa sebenarnya yang mereka bicarakan.
Namun, dia tak bisa mencari tahu, karena tak berapa lama waktu istirahat pun telah berakhir. Cantika harus kembali berkumpul di lapangan.
*****
Pemuda yang menunggu di jalan kampus, tersenyum lebar ketika melihat gadis yang dicarinya keluar. Segera dihampirinya gadis yang tadi pagi menabraknya dan bisa melihat dirinya
“Hei..hei..aku tahu kamu bisa melihatku. Tolong aku, tolong..,” seru pemuda itu berusaha mengajak Cantika berkomunikasi. “Namaku David. Hei..bisakah kamu menolongku?”
Cantika berusaha menahan diri untuk tidak menoleh pada makhluk bernama David itu. Dia tahu makhluk itu bukan manusia, yang sedang mengajaknya berkomunikasi dan meminta tolong.
“Hai, tolong bantu aku. Aku sudah tiga bulan mencari manusia sepertimu,” seru David, sambil terus mengikuti Cantika yang berjalan ke arah gerbang kampus
“Hei, manusia. Tolonglah bantu aku,” pinta David dengan memelas.
Cantika akhirnya menghentikan langkahnya sebentar, menoleh ke arah David. Dia tidak tahan mendengar David terus merengek meminta tolong.
“Dengar ya, dunia kita sudah berbeda. Aku tak bisa ikut campur urusanmu,” ujar Cantika ketua, lalu kembali berjalan keluar dari gerbang, menuju ke jalan raya.
David terus membuntutinya. Dia tidak akan berhenti mengikuti gadis itu sampai dia mau menolongnya.
Cantika mengibaskan tangannya berusaha mengusir David yang terus mengikutinya. Dia jadi tidak waspada dengan lalu lalang kendaraan yang keluar masuk kampus.
Sebuah mobil berbelok kencang memasuki jalan kampus.
Bayu yang baru saja memarkirkan motor di halaman kampus, tanpa sengaja melihat Cantika yang sedang mengibaskan tangannya, lalu sebuah mobil menghampirinya untuk berbelok.
Matanya melotot pada bahaya yang mengintai Cantika. Tubuhnya langsung bergerak secepat angin menangkap tubuh Cantika dan menyeretnya ke pinggir jalan menghindari tabrakan dengan mobil yang berbelok kencang.
Cantika kaget tubuhnya diseret Bayu dan terhindar dari mobil yang hampir menabraknya..
Napasnya memburu karena terkejut dan merasakan ketakutan. Seandainya Bayu tidak datang tepat waktu, mungkin dirinya sudah celaka
“Kamu apa-apaan sih, Cantika? Jalan yang hati-hati dong!” protes Bayu kesal sekali.
“i..iya maaf. Tadi aku,---" Cantika memotong ucapannya dan matanya mencari makhluk bernama David yang tadi terus merongrong dan membuntuti.
“Makhluk itu kemana, ya?” tanyanya bingung
“Kamu ngomong apa sih Cantika? Udah salah malah celingak celinguk lagi Nyari apa?” tanya Bayu sambil melotot kesal melihat tingkah Cantika. “Jangan ngomong sendirian lagi. Malu dilihat orang!”
Cantika terdiam. Dia mengaku salah, harusnya dia memang berhati- hati dan tidak terpengaruh pada makhluk halus tadi.
“Maaf, Kak Bayu. Tadi ada makhluk mengikutiku,” ujar Cantika dengan wajah menyesal. “Terima kasih, sudah selamatkan aku.”
Bayu mendengkus kesal. Dia juga merasa kaget dan takut Cantika kenapa- napa tadi.
“Lain kali hati-hati. Kalau kamu melihat makhluk halus cuekin saja!”“Iya, Kak.”
Bayu memang tahu kelebihan Cantika yang bisa melihat hal ghaib. Namun kadang itu justru membuatnya kesal. Karena Cantika jadi kelihatan aneh dimatanya. Kadang ngomong dan bertingkah aneh sendiri.
“Ya sudah cepat pulang. Kakak ada perlu dulu ke kampus,” perintah Bayu. Cantika mengangguk menurut.
Dia mulai memesan ojek online melalui aplikasi, untuk segera pulang. Niatnya untuk menemui Mak Murni jadi urung, karena Bayu pasti mengomeli lagi kalau tahu dia belum pulang ke rumah.
Sementara itu arwah bernama David mempethatikan kejadian itu dari jauh. Dia jadi tidak bisa mendekati gadis itu karena ada sosok kuat menyilaukan yang tadi menolong si gadis.
Sosok itu punya aura kuat yang tidak bisa ditembus David. Ada kekuatan dahsyat di tubuhnya melebihi kekuatan gadis itu.
Dia tadi melihat betapa cepatnya sosok itu berlari menolong sang gadis. Laksana angin super cepat dan menghalau tubuh David hingga terpental jauh dan tak bisa mendekati lagi gadis itu
David akan terus menunggu lagi, semoga besok dia bisa ketemu gadis itu dan kembali minta tolong. Selagi ada sosok kuat disamping si gadis, dia tak bisa mendekatinya.
Semoga besok si gadis sendiri tanpa ada pengawal yang auranya begitu kuat menghalangi. David terus berharap bisa ditolong gadis bernama Cantika.
**
Cantika akhirnya tiba di rumah. "Assalamualaikum," Cantika berucap salam ketika masuk ke dalam rumah. "Waalaikumsalam." Cantika tertegun pada orang yang menjawab salamnya Dilihatnya Mak Murni yang menjawab salam dan sedang duduk di ruang tamu. Senyum bahagia langsung tersungging di bibir Cantika, ternyata telepatinya langsung kontak batin dengan Mak Murni. Tak disangka Mak Murni ada di rumahnya. Mak Murni tersenyum melihat Cantika sudah pulang dan ada di ambang pintu. Dia berdiri menyongsong Cantika. “Nenek..!” seru Cantika sambil menghambur ke arah Mak Murni. Dipeluknya Mak Murni dengan erat. Mak Murni tertawa. Dia bahagia sekali bisa melihat Cantika kembali. Dia membalas pelukan Cantika dengan erat. Sebelas tahun bukan waktu yang sebentar. Selama itu tidak pernah bertemu Cantika. Mak Murni melihatnya terakhir kali ketika usia Cantika hampir tujuh tahun, sebelum dia masuk asrama 
Cantika terus mengikuti David, yang melayang menuju sebuah rumah yang tua, tidak terurus tak jauh dari kampus. Rumah itu bangunan tua yang lumayan besar. Namun, nampak tidak terawat. Temboknya berlumut dan kayu- kayunya mulai terlihat lapuk. Banyak rumput liar tinggi di halamannya. Rumah itu nampak angker dan tidak berpenghuni. Cantika terus mengikuti David yang melayang, memutar ke arah belakang rumah itu. Rupanya ada pintu masuk dari arah belakang rumah. “Kita masuk kesini?” bisik Cantika. David mengangguk. "Iya, ayo masuk!” Cantika pun pelan-pelan masuk. Hawa dingin dari rumah kosong yang lembab, langsung menerpa tubuhnya Rumah itu sangat kotor. Lantainya sudah kasar dan berdebu. “Sttt.. ada orang datang,” bisik David. “Ayo, sembunyi!” Cantika dan David segera mencari tempat bersembunyi. Di sana terlihat ada tembok yang mulai runtuh. Dan dibawahnya ada celah untuk bersembunyi. Cantika bersembunyi
"Ka-Kak Bayu..?" tanya Cantumkan kaget ketika melihat siapa yang menyelamatkannya. "Sst..Diam! Kamu sudah amN sekarang!" bisik Bayu mengingatkan. Dia tak ingin dukun jahat di dalam rumah mendengarnya. Lalu.Bayu berbisik lagi pada Cantika.“Cantika, apa kamu kenal dengan gadis itu?" tanya Bayu sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang akan masuk ke dalam rumah tua. Cantika melihat ke arah yang ditunjuk Bayu. Dilihatnya Sonya yang masuk ke rumah tua itu. “Iya, Kak. Namanya Sonya. Teman kuliah Cantika." Mata Bayu serta merta melotot mendengar jawaban Cantika bahwa gadis itu bernama Sonya dan teman kuliahnya. “Dia teman kuliahmu, Cantika? Berarti kamu harus hati-hati." “Iya, Kak,” sahut Cantika. “Kak, kalau kita tidak nolong Aditia, nanti pas tengah malam Aditia akan jadi tumbal." Bayu terdiam lalu ditatapnya Cantika dengan dahi berkerut “Kamu bisa sabar dulu nggak Cantika? Kita harus lihat dulu kead
Kisah Hantu David***Waktu istirahat sudah usai, Cantika bergegas kembali masuk ke gedung fakultasnya. Meninggalkan David yang termangu sendirian.Cantika sudah berjanji akan menolongnya, jadi David akan setia menunggu gadis itu keluar gedung jika nanti pulang.Saat Cantika masuk ke ruangan kelasnya, matanya tak sengaja beradu pandang dengan Sonya. Ternyata dia kembali masuk kelas di masa orientasi ini. Hati Cantika merasa tidak enak. Sonya pasti akan mencari korban baru setelah kemarin Aditia bisa diselamatkan Bayu.Cantika berusaha bersikap normal, dia mengulas senyum tipis ketika tanpa sengaja beradu pandang dengan Sonya, yang sama hendak masuk ruangan kelas. Namun Sonya hanya membalas senyum Cantika dengan anggukan. Ekspresi wajahnya tetap.dingin tanpa senyum.Wajah Sonya memang cantik namun wajahnya penuh misteri. Dingin dan jauh dari senyum. Bahkan kedua matanya terlihat tajam dan kelam. Mengandung kekuatan magic yang dimi
Latar Belakang Hantu David“Ini rumahmu, David?” tanya Cantika tak percaya sambil mengamati rumah mewah berlantai dua itu.“Iya,” jawab David. “Di tembok pinggir gerbang ada bel.”Cantika mencari bel yang dimaksud. Setelah ketemu di pencetnya bel itu.Nampak seorang wanita paruh baya membuka gerbang.“Cari siapa, ya?” tanya wanita paruh baya itu“Ini rumah Bu Merry?” tanya Cantika langsung.“Iya, betul,” jawab Wanita itu. “Mbak siapa, ya?”“Saya Cantika, mau ketemu Bu Merry.”“Oh ya, baiklah. Silakan masuk!”Pintu gerbang dibuka. Lalu Cantika mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumah.Wanita paruh baya yang mungkin ART itu mempersilakan Cantika menunggu di ruang tamu.Tak berapa lama seorang Ibu berkulit putih dengan wajah mirip David muncul dan langsung duduk di h
Latar Belakang Hantu David“Ini rumahmu, David?” tanya Cantika tak percaya sambil mengamati rumah mewah berlantai dua itu.“Iya,” jawab David. “Di tembok pinggir gerbang ada bel.”Cantika mencari bel yang dimaksud. Setelah ketemu di pencetnya bel itu.Nampak seorang wanita paruh baya membuka gerbang.“Cari siapa, ya?” tanya wanita paruh baya itu“Ini rumah Bu Merry?” tanya Cantika langsung.“Iya, betul,” jawab Wanita itu. “Mbak siapa, ya?”“Saya Cantika, mau ketemu Bu Merry.”“Oh ya, baiklah. Silakan masuk!”Pintu gerbang dibuka. Lalu Cantika mengikuti wanita itu masuk ke dalam rumah.Wanita paruh baya yang mungkin ART itu mempersilakan Cantika menunggu di ruang tamu.Tak berapa lama seorang Ibu berkulit putih dengan wajah mirip David muncul dan langsung duduk di h
Firasat Cantika pada BayuMak Paraji Season 2Cantika tersentak, dia melihat kelebatan bayangan kejadian kakaknya, Bayu. Dia sedang dalam bahaya. Dia melihat langit yang gelap menyelimuti Bayu.Cantika bersama Bu Mery di kantor polisi, yang sedang melapor tentang pembunuhan David.Dia teringat, bahwa sejak pulang dari kampus, langsung pergi ke rumah David. Tanpa mengabari orang rumah, terutama Bayu.Segera diambilnya ponsel dari dalam tas. Dan dia kaget ponselnya dalam keadaan mati. Sepertinya kehabisan baterai karena semenjak pagi terus on.Dilihatnya jam dinding yang terpajang di kantor polisi, menunjukkan pukul 5 sore. Ya, Allah. Sudah sangat sore, Cantika jadi merasa gelisah.Ayah dan Bunda Nisa pasti cemas. Terutama kakaknya, Bayu. Dia yang paling protek pada Cantika.Dengan memberanikan diri, dia meminjam ponsel kepada Ibu Mery.“Maaf, Bu. Bisa pinjam ponselnya? Saya belum mengabari
Pengasihan **“Kamu sedang apa di sini? Semua mahasiswi sudah pada pulang,” tegur Leon pada gadis cantik yang masih keluyuran di jam segini. Hari sudah mulai masuk malam. “Kamu harusnya sudah pulang. Sebentar lagi malam.” Gadis itu memandang lekat ke arah mata Leon. Dan Leon pun jadi lupa niatnya untuk menyuruh pulang gadis itu. Dia mulai terpesona dengan kecantikannya. “Kamu siapa ya? Boleh kenalan?” tanya Leon tanpa sadar Gadis itu menyeringai senang. Mantera pengasihan mulai merasuki pemuda tampan itu. “Namaku Stella. Kamu mau mengantarku?” jawab Stella genit. “Kemana? Tentu aku akan antar kemanapun yang kau inginkan,” jawab Leon sambil tersenyum senang melihat kecantikan gadis yang mengerling genit padanya. Dia mulai merasa tersanjung dapat tawaran untuk mengantar gadis bernama Stella. “Antar aku jalan- jalan di kota ini ya, mau?” tawar Stella. “Tentu saja,” jawab Leon sambil tets