Share

Bab 20.  Mas Elang Tak Lagi Mengenalku

Bab 20. Mas Elang Tak Lagi Mengenalku

“Mas Elang, apa kabar? Saya Bening, ingat, kan, Mas? Pegawai restoran yang dulu sering masakin Mas Elang bubur ayam. Mas Elang bilang bubur ayam buatan saya lebih enak daripada bubur ayam buatan Bu Ajeng,” bisikku di dekat telinga Mas Elang.

Hening, tak ada jawaban dari bibirnya. Bibir pucat seolah tak berdarah itu tertutup rapat. Wajah seputih kapas seolah beku. Kutatap lekat, entah hilang ke mana wajah tampannya dulu. Mas Elang sekarang terlihat persis seperti tengkorak. Pipi kurus dengan tulang menonjol, bibir tegasnya terkelupas dan pecah-pecah. Mata yang dulu selalu bersinar setajam mata Elang kini terkatup rapat. Kalau bukan karena garis-garis yang bergerak naik turun di layar monitor yang terpasang di dekat kepalanya, semua orang pasti mengira dia sudah tiada.

“Yo, wess, kamu pulang saja, Ning! Tolong urus restoran saja, ya, Nduk! Ibu akan menjagai Elang di sini. Restoran ibu serahkan sama kamu saja.“ Bu Ajeng terlihat sangat pasr
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status