Share

Bab 19. Bisikan Bening Kepada Elang Putra Bu Ajeng

Bab 19. Bisikan Bening Kepada Elang Putra Bu Ajeng

“Sebenarnya biar kamu enggak repot, aku bisa menjemputmu besok ke kampung. Aku akan minta izin kepada Bu Ajeng, kamu mau?” usulnya menoleh ke arahku sesaat. Kulihat binar di matanya. Hatiku berdegup gundah.

“Tidak usah, Mas! Tolong enggak usah repot karena saya. Eeeh, maaf, bisa agak dipercepat sedikit laju mobilnya! Saya khawatir, Bapak sudha celas menunggu saya,” pintaku sedikit tegas.

“Oh, iya. Kita balap, ya, Ning!”

“Terima kasih, Mas!”

Kulihat rona kecewa di wajahnya. Semoga dengan ketegasanku, mampu memupuskan harapan di hatinya.

**

Air mataku tak henti luruh. Kupeluk bayiku dengan erat. Bahkan wajahnya sudah basah karena ketetesan air mataku. Bayi montokku malah tertawa-tawaa karena ulahku. Mungkin dikiranya aku sedang mengajaknya bermain dengan pelukan dan ciumanku. Dia tak tahu kalau sesat lagi, dia tak akan lagi melihatku. Mungkin seminggu, dua minggu, bahkan mungkin juga sebulan.

Di awal kerja, aku tak akan bisa beb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status