Share

Ditelepon Bagas

Dua minggu berlalu, udara Turki hampir saja mendarah daging di tubuh Eriska. Dia dan keluarganya masih berada di rumah sewa. "Ma, kapan pulang?"

"Ngapain cepet-cepet sih, dik? Di sini lebih enak, kan!" sambar Alex merebut jawaban ibunya.

"Tapi kak, aku mau ...."

"Mau pulang?" tatapan Alex bermakna tidak suka, "boleh, tapi tinggal sama kita!" tegasnya. Sebagai kakak laki-laki juga sebagai pengganti ayahnya kelak tentu Alex harus punya sikap layaknya pemimpin bijak dan cerdas jika bisa kesampingkan juga ke-egoisan.

"Ma ...." Kali ini Eriska terdengar merengek pada ibunya.

"Dengarkan ucapan kakakmu ... kami melakukan ini untuk kebaikan kamu, nak." Ibunya tidak mendukung ingin Eriska.

Eriska membuang napas panjang secara perlahan. "Eriska bukan anak kecil yang harus diatur jalan hidupnya. Eriska tau mama, papa sama kakak peduli sama aku, tapi tolong biarin aku menyelesaikan masalah sendiri," mohonnya.

"Kamu keras kepala, dik. Untung kakak belum menikah jadi bisa awasi kamu!"

"Hus, kaka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yustina Andelo
kalau buat cetita yg wajar aja, jangan terlalu mengadaada. ceritanya tdk terlalu baik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status