Share

Bab 10

Bab 10

Sekuat apapun aku mencoba menghindari Pakde, nyatanya pria itu tidak akan pernah berhenti sebelum memarahiku habis-habisan.

Ibu. Kenapa dia begitu dekat dengan pria itu, padahal bude sudah lama meninggal. Seharusnya mereka jaga jarak karena bukan mahram. Rasanya risih saja saat melihat mereka tetap saling berhubungan.

"Ada apa, Pakde?" tanyaku to the point setelah panggilan kesekian kalinya masuk ke ponsel.

"Kamu tentu tahu untuk apa Pakde nelpon kalau bukan atas aduan ibumu.

Kenapa kamu tega pada mereka, Sas? Kamu tidak memberikan uang serta meninggalkan rumah begitu saja, lepas tanggung jawab. Kamu biarkan ibu dan adik-adikmu kelaparan. Jawab. Apa kamu sengaja? Atau ada seseorang yang mempengaruhimu?!"

"Itukah yang Ibu katakan?" tanyaku balik. Pintar sekali ibu bersandiwara.

"Kau pikir ibumu berdusta?" hardik Pakde. Suara baritonnya terdengar bergemuruh.

"Bukankah Ibu selalu seperti itu. Menjual namaku pada orang-orang, lalu menjelek-jelekkanku demi meraih simpati, te
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status