Happy Reading 😘
"Evelyn, kau sudah sadar?" tanya Gerad spontan.
"Tentu saja, kau lihat aku mati memangnya?!" Evelyn berujar ketus, mood nya masih jelek karena lagi-lagi ia terbangun di rumah sakit.
"Ah.. syukurlah." ucap Gerald senang, kemudian memeluk tubuh kecil gadis itu reflek, Evelyn yang terkejut atas gerakan tak terduga dari Gerald hanya dapat membatu ditempatnya, wajahnya bersemu merah muda.
"Menjauhlah dariku! Kau bau tanah! Dasar anjing!" bentak Evelyn mendorong tubuh Gerald.
"Kau merona." goda Gerald.
"Fuck you, jerk! Stay away from me!" Evelyn berujar kesal, wajahnya semakin memerah.
Precap :Rencanaku kali ini gagal, kalian! Kalian akan mati! Kalian harus membayar nyawa atas kematian ibuku! Happy Reading 😘Evelyn terbangun di tempat asing, kali ini bukan langit-langit rumah sakit atau mansion. Sekarang ia berada ditempat yang sangat mengerikan dengan lautan manusia yang menjerit pilu karena sambaran api yang terus menghujam tubuh mereka juga terdapat berbagai makhluk besar dengan rupa yang aneh berkeliaran disekitarnya.Apa ia bermimpi? Tetapi mengapa para makhluk-makhluk aneh yang berkeliaran disekitarnya menatap Evelyn aneh? Mereka seolah mengetahui keberadaannya.Kemudian Evelyn kembali dibuat heran, karena makhluk-makhluk aneh yang awalnya menatap Evelyn tiba-tiba bertekuk lutut dan menundukkan kepalanya.
Happy Reading😘"Kau seharusnya tidak lengah!" pria itu berujar tenang, namun sorotnya memancarkan kemarahan yang begitu besar."Maafkan aku, aku tidak menyadari jika keberadaan gadis itu mengancam kita," pria yang lainnya mengepalkan tangan erat."Bukankah kau sudah tau ramalan itu? Gadis demon itu adalah kuncinya, dia bisa menjadi ancaman sekaligus keuntungan bagi kita," pria itu berujar dingin, wajahnya nampak tak bersahabat saat ini."Aku.. Mengerti, maafkan aku.""Gerhana Matahari akan terjadi dalam waktu dekat, kau sudah mendapatkan Perkamen Speranta?" tanya pria itu.Pria di depannya mengangguk, ia mengambil Perkamen Speranta dari balik piyama panjangnya dan mem
Happy Reading😘Evelyn menutup kedua matanya, dapat ia rasakan tubuhnya tersedot oleh tenaga yang cukup besar."Bangun Evelyn," bisikan kecil itu membuat kedua mata Evelyn terbuka seketika, Evelyn menatap sekitarnya, ia melihat gumpalan putih dan burung-burung yang tengah bermigrasi, tubuhnya terasa terbang di langit.Tunggu, terbang?"What the fuck!" umpat Evelyn, tubuh Evelyn terbang diantara awan, lebih tepatnya ia jatuh dan melayang tak jelas di udara tanpa pengaman apapun.Evelyn berusaha tetap tenang, dan menyeimbangkan tubuhnya, walau ia tau jika jatuh kebawah tak akan menjamin selamat, setidaknya ia mencoba bergerak untuk jatuh ke dalam air.Jurnal gila! umpat Evelyn dalam hati.Tinggal 400 meter lagi tubuh Evelyn jatuh ke tanah. Ia yakin akan mati jatuh diatas ri
"Hey, kau tak apa?" tanya Evelyn menghampiri tubuh Evelyn kecil, ia mencoba menyentuhnya, namun nihil, ia tak bisa."Ck.. kau memang benar-benar bodoh! Sudah ku bilang ini hanya ingatanmu bukan? Kau tak akan bisa menyentuhnya." ujar pria itu seraya memutar kedua bola matanya jengah."Shut up you!" bentak Evelyn, pria yang bersamanya ini memang sangat cerewet dan ingin menang sendiri, bikin emosi saja."Aku mendengar pikiranmu lagi," ujar pria itu."Kalau begitu jangan lakukan lagi!""Ssstt.. diamlah, Adamson akan datang."Benar yang pria itu katakan, Evelyn melihat ayah angkatnya berada diluar dengan senyum miring penuh keganjilan, dengan jubah hitamnya ia ber-teleportasi kedalam rumah dan mengambil Evelyn kecil yang pingsan dalam gendongannya, kemudian ia membawa Evelyn kecil keluar dengan teleportasi."Hey, hey, tubuhku adalah aset! Kenapa kau membawan
"Gerald.""Hey Gerald.""Geraaaald..""GERALD!"Evelyn mengerutkan bibirnya, ia berkali-kali memanggil nama Gerald yang tengah memeriksa berkas perusahaan, namun tak digubris sama sekali."Kau marah padaku?""...""Gerald!""...""GERALD BANGSAT!""...""Masa bodo, aku pergi," merasa tak dipedulikan, Evelyn menghentak-hentakkan kedua kakinya kesal, kemudian berbalik dan bersiap untuk menjauh, namun tangan Gerald menarik Evelyn kasar hingga jatuh terduduk diatas pangkuannya."Lepaskan aku, bajingan gila!" umpat Evelyn berusaha melepas cengkeraman kedua tangan Gerald, namun Gerald hanya menatap Evelyn datar dan semakin mengeratkan cengkeramannya."Kau mulai tuli sekarang?""Gerald!""Gerald ba
Gerald memegangi perutnya yang terbalut perban, sesak dan nyeri ia rasakan, masih teringat jelas bagaimana pedang sihir Vernon menusuk tubuhnya.Ia masih tak percaya jika orang yang dulu pernah menjadi sahabat sekaligus saudara dan orang yang pernah ditolong dari sekumpulan Rogue sewaktu kecil akan mengkhianatinya.Gerald berharap jika semua hal yang menimpanya hanya bunga mimpi yang menjadi penghias kala ia tertidur. Namun ia kembali ditarik pada kenyataan dengan bekas luka yang diberikan oleh Vernon dan Mate-nya telah dibawa pergi entah kemana.Gerald menangis.Untuk yang kedua kali sejak kematian kakeknya Zachary. Se-bajingan apapun Vernon, Ia tetap tidak bisa menyakiti seseorang yang telah menjadi sahabatnya selama 10 tahun.Ia bahkan masih ingat Vernon yang menyerang dirinya berkali-kali namun Gerald sama sekali tak
Evelyn masih mengingat jelas perkataan yang diharapkan akan hubungan Kaum Demon dengan Perkamen Speranta, dari sekian mimpi yang selalu ia dapatkan dari sang ayah setiap malam.Dirinya juga mengerti mengapa saudaranya mengatakan jika adalah yang terpilih dari sekian 7 miliar makhluk di bumi ini.Ia kelahiran kelahirannya.11 Agustus 1999Dimana gerhana matahari terakhir pada abad 20 terjadi, tanggal dimana Evelyn menjadi satu-satunya bayi di d
Happy Reading ^_^Shit! Fuck! Asshole! Crazy jerk!Segala umpatan itu hanya bisa terucap dalam hati. Nyatanya, ia tak mungkin mengumpat pada kembar tiga darah yang memberikannya sepiring makanan berisi potongan lambung dan jantung manusia.Evelyn memang suka membunuh seseorang, tetapi dirinya bukan kanibal yang akan memakan korbannya, itu menjijikkan! Bisa saja dalam organ manusia itu terdapat virus berbahaya yang dapat mematikannya dalam jangka panjang.Jika dua hari yang lalu ia berada di Istana Vladimir. Maka sekarang, Ia berada di sebuah menara yang tak diketahui dimana lokasinya, entah bagaimana, saat ia mencoba keluar, pintunya sudah hilang dan hanya tersisa satu penerangan, yaitu jendela dengan kawat besi tebal yang Evelyn yakini tak sanggup mematahkannya.Ia berkali-kali mencoba hal bodoh, seperti menga