Home / All / Werewolf and Psychopath / Part 4 : Mansion

Share

Part 4 : Mansion

last update Last Updated: 2021-04-16 15:28:53

Happy Reading😘

Gerald duduk disamping ranjang Evelyn yang tengah terbaring setelah mendapat transfusi darah dari dunia manusia, gadis itu kehilangan darah cukup banyak.

Tangannya menggenggam jemari lentik Evelyn erat, kemudian mengecup punggung tangannya berulang kali sembari mengucap permintaan maaf.

Sesekali dahi Evelyn mengernyit dalam dan menggeliat tak nyaman, sepertinya ia mengalami mimpi buruk. Gerald langsung mengelus dahi Evelyn pelan, beberapa saat kemudian kerutan pada dahi Evelyn menghilang, wajahnya kembali rileks.

Suara ketika pintu dari luar mengalihkan atensinya kearah pintu, siapa gerangan yang mengganggunya?

"Boleh aku masuk, Alpha?" tanya seseorang dari luar meminta ijin.

"Masuklah," jawab Gerald, dan pintu itu terbuka menunjukkan sosok pria berambut hitam legam dengan kulit putih pucat membungkuk hormat pada sang Alpha, kemudian kembali berdiri untuk menyampaikan maksud kedatangannya.

"Ada apa, Vernon?" tanya Gerald, pada pria yang bernama Vernon itu.

"Alpha, kami mendapat laporan dari perbatasan, vampir menyusup dan menyerang salah satu rakyat kita, beruntung kami dapat menyelamatkannya tepat waktu," lapor Vernon, Gerald mengetatkan rahang, kentara ia sangat marah saat ini.

"Bagaimana bisa?! Lalu dimana Vampir itu sekarang?" tanya Gerald.

"Vampir itu,.. melarikan diri dengan teleportasi, Alpha" jawab Vernon seraya menunduk dalam, ia benci mengecewakan Alpha-nya.

Gerald memijat pelipisnya pelan, saraf diotaknya berpikir keras bagaimana bisa Vampir itu dapat masuk kedalam bluemoon? Apa karena Evelyn dapat menembus pelindung yang dibuat perkamen speranta, membuka gerbang lebar untuk makhluk immortal lain masuk?

"Baiklah, kabari aku nanti, dan jangan lupa perketat keamanan perbatasan, kita tak tau kapan Vampir itu akan kembali menyerang!" perintah Gerald.

"Baik, Alpha," ucap Vernon membungkuk hormat, kemudian ia berdiri kembali dan akan berbalik tetapi dihentikan Gerald.

"Sebentar,.."

"Apa ada yang lain, Alpha?" tanya Vernon.

"Tidak, kau mau minum malam ini? Sebagai sahabat, tanpa embel-embel Alpha dan Beta" tawar Gerald.

"Baiklah Gerald, Bar Kakek Rivera, jam 9 malam, aku merindukan orang tua cerewet itu," ucap Vernon seraya tersenyum tipis.

"Bilang saja kau ingin menyewa jalang untuk menghangatkan ranjangmu, eh," goda Gerald.

"Apa kau tak berniat menyewa juga? Jalang disana sangat menggoda untuk dijamah," canda Vernon.

"Aku tak sepertimu, aku setia pada Mate-ku," ejek Gerald. "Mungkin jika kau bertemu Mate-mu, kau akan berhenti bermain dengan jalang-jalang itu," lanjutnya.

"Yah.. maybe" ujar Vernon ragu, kemudian ia keluar dari kamar, membiarkan sang Alpha berdua bersama Mate-nya.

🍃🍃🍃

"Ugh.." Evelyn membuka kedua kelopak matanya pelan, ia kembali terbangun. Kali ini ia tak melihat langit-langit putih dan aroma obat-obatan. Tapi ia melihat langit kamar berwarna abu-abu, dengan cahaya penerangan lampu tidur disamping ranjang, serta seluruh korden balkon ditutup rapat, pertanda hari sudah malam.

"Dimana aku?" ujar Evelyn bertanya-tanya, ia memegangi kepala yang pusing mendadak karena bangun dengan paksa.

"Minumlah," ucap wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik seraya menyodorkan segelas air pada Evelyn.

"Kau.. siapa?" tanya Evelyn bingung.

"Minum dulu, sebentar lagi Vernon akan membawakan bubur kacang hijau-nya," ungkapnya tanpa membalas pertanyaan Evelyn. Mau tak mau, Evelyn menurutinya.

"Sudah baikan?" tanya wanita paruh baya tersebut.

"Sudah, terima kasih, nyonya," ujar Evelyn sopan.

"Don't call me, Mrs. Just call me mom, cause you're mate of my son," ucap wanita itu tersenyum.

"M.. Mom.. Mate? Ta.. tapi.. kau siapa?" Evelyn semakin pusing, kenapa segala hal yang ada disini selalu mengatakan hal aneh?

"Kau adalah Mate putraku, yang ditakdirkan oleh moongoddes, calon luna bluemoon pack," jelas Ibu Gerald yang bernama Mellisa.

"Kenapa kalian mengatakan hal sama? Aku tak mengerti! Kumohon, biarkan aku pulang, nyonya," mohon Evelyn.

"Karena itu takdirmu, sayang. Dan maaf aku tak bisa membiarkanmu pulang. Tempatmu sekarang disini," ucap Ibu Gerald.

"Aku ingin pulang, kumohon, nyonya," ucap Evelyn memohon, berharap wanita paruh baya itu akan luluh dan membebaskannya.

"Tak usah memohon, bitch! Aku tau kau jijik dengan bangsa kami! Kau memohon pada ibuku agar dibebaskan? Ck.. Mimpi!" ucapan sarkas dari seorang gadis muda yang bersandar tepat di bahu pintu kamar.

Gadis kecil bangsat! Dia membaca pikiranku? Batin Evelyn kesal, hancur sudah rencana kabur secara baik-baik.

"Aku membaca pikiranmu? Kenapa? Kau pikir aku tak tau jika kau berencana menusuk ibuku? Jalang menyedihkan!" sarkas gadis itu.

"Alexi! Jaga bicaramu, dia mate kakakmu," peringat Mellisa.

"Mother.." Alexi merajuk, "apa kau akan membela gadis yang berniat menusukmu?" geram Alexi.

"Dia mate kakakmu, Alexi. Setidaknya bersikap sopan pada calon luna" ucap Mellisa penuh pengertian.

Alexi mendesah keras, hanya karena gadis psikopat itu Mate kakaknya, semua orang disini menghormati manusia itu layaknya seorang Ratu. Ck.. bahkan manusia macam Evelyn akan mati hanya karena geraman Werewolf, pikir Alexi.

"Terserah! Aku pergi" ucap Alexi, kemudian ia meninggalkan pintu kamar Evelyn, tapi saat ia berjalan ia berpapasan dengan Vernon. Pria menunjukkan senyum ramahnya, sedangkan Alexi menatap Vernon benci kemudian membuang muka dan berjalan tanpa menatapnya lagi.

Setelah me-reject ku, ia bahkan masih bisa tersenyum ramah? Bangsat! Aku benar-benar membenci manusia! Batin Alexi.

🍃🍃🍃

"Nyonya, saya membawakan obat Nona Lishon," ucap Vernon.

"Terima kasih, Vernon. Aku tadi melupakannya dimeja makan" ucap Mellisa dengan senyum yang tak pudar dari wajah awet muda walau usianya yang menginjak satu abad.

"Sama-sama Luna, saya harus pergi, masih banyak yang harus saya kerjakan," ijin Vernon pamit undur diri, kemudian ia membungkuk sopan, setalah itu meninggalkan kamar Evelyn.

"Minum obatnya, setelah itu tidurlah," bujuk Mellisa penuh kelembutan.

"Apa kau tak marah padaku? Membunuhku? Jika kau mengetahui isi otakku penuh umpatan dan rencana pembunuhan untukmu?" tanya Evelyn frontal.

"Marah? Untuk apa? Bagiku kau hanya gadis muda yang kesepian, dan butuh kasih sayang," jeda, "juga, untuk apa membunuhmu? Kami tak membunuh manusia, hanya Rogue yang membunuh manusia, Aku tau dari Gerald yang berkata kedua orang tuamu terbunuh oleh kaun kami. Maaf, karena mencari latar belakangmu dan maaf karena kami tak dapat mengendalikan para serigala pemberontak itu," jelas Mellisa, "Dan untuk membaca pikiran, kami tidak memiliki kemampuan seperti itu, tolong maafkan sikap Alexi. Dan.. terima kasih atas kejujuranmu," lanjut perkataannya.

Bukannya ia luluh akan perkataan Mellisa, Evelyn semakin marah mendengar penjelasan wanita paruh baya itu, "Kasih sayang? Kasih sayang hanya untuk orang lemah. Dan bagiku kalian sama saja!"

"Kau salah, sayang. Kasih sayang membuat orang menjadi kuat. Kami serupa, tapi tak sama, Kau akan segera mengerti tentang kami setelah tinggal disini," jelas Mellisa, Evelyn lantas tak peduli, ia bahkan beranjak dari atas ranjang.

"Biarkan aku pergi! Aku tau aku tak akan bisa lolos walau merencanakan pembunuhan sebaik apapun," ucap Evelyn.

"Maaf, aku tak bisa, ini adalah takdir moongoddes. Ini rumahmu sekarang, Evelyn."

"Ini bukan rumahku! Aku memiliki orang tua angkat yang pasti mencariku sekarang. Aku juga tak bisa serumah dengan makhluk yang membunuh orang tuaku!" bentak Evelyn, tak peduli jika didepannya orang tua, kesopanannya telah hilang kala mereka terus menahannya disini.

Mellisa menghela napas berat, ia kembali memasang senyumannya seraya berdiri, kemudian menghampiri gadis itu dan mengelus puncak kepala Evelyn dengan lembut, penuh kasih sayang.

Evelyn yang mendapat serangan tiba-tiba seperti itu hanya dapat mematung, menikmati setiap gerakan tangan Ibu Gerald yang membelai surai cokelatnya.

"Kau akan terbiasa disini, sayang. Aku harus menyiapkan makan malam, jangan lupa minum obatnya," saran Mellisa, ia mengecup puncak rambut Evelyn. Lagi-lagi Evelyn tak bergeming dari tempatnya, tak lama kemudian, ia pergi dari kamar.

Evelyn menyentuh surai coklat yang dielus dan dikecup oleh ibu Gerald.

"Mom.." gumam Evelyn.

Tubikontinyu uwo uwo..

Salam sprinkle tayo😘

Salam generasi heuheu😘

Miladia😘

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Werewolf and Psychopath   Bonus Chapter : Gerald Evelyn

    Jika ada satu hal yang paling Evelyn sukai dari hidupnya sekarang, maka ia akan menjawab nama Gerald dengan pasti.Kehidupannya yang penuh bahaya karena pekerjaannya adalah seorang pembunuh bayaran, kadang membuat Evelyn bosan juga, ia bahkan mengabaikan 50 tawaran membunuh seseorang dengan bayaran tinggi hanya karena ia bosanDi sela ke suntukannya menjalani hidup, Gerald hadir dengan penuh cinta, mendekatinya dengan berani walau resiko besar yang ia dapat, serta kegigihannya, meluluhkan hati Evelyn.Jika Evelyn adalah Luka, maka Gerald adalah obat.Keduanya sama-sama saling menguntungkan, Gerald yang dapat memanfaatkan Evelyn untuk mendapatkan ramuan langka ilegal, sedangkan Evelyn yang terluka akan disembuhkan oleh Gerald dengan iringan perlindungan penuh kasih sayang.Karena orang tua Evelyn, telah meninggal.Takdir itu lucu, sekaligus tak tertebak, kita manusia, tak b

  • Werewolf and Psychopath   Bonus Chapter : Vince

    Halo gengs, hari ini kita kembali dengan bapak Vince yang sekarang katanya lagi mengejar cinta dedek-dedek emesh.Dari Vince untuk dedek emesh tercinta, "Mbasio sampeyan ora tresno karo aku, tapi tresno ku tulus kanggo sampeyan dek,"Duh manisnyo, tapi sayang, si dedek emesh yang emang paling anti orang alay jawab sarkas, "Sepurane mas, aku ora arep pedofil gendeng koyok kowe, bhayy,"Bucin goblok!Vince adalah keturunan demon, ia bebas memilih siapapun pasangannya tanpa terikat oleh aroma dan darah layaknya werewolf dan vampir.Jika lelaki buaya jamban akan mangap jika diberi umpan ciwi aduhay, maka Vince ini otaknya sudah rada konslet.Yang dulu selera nya bidadari surga sekarang malah berubah jadi kutu buku yang dari segi manapun tidak ada yang menarik minat

  • Werewolf and Psychopath   Bonus Chapter : Verdinant

    Verdinant berjalan dengan tenang di lorong rumah sakit, beberapa orang yang melihat hal itu kebanyakan menatap ngeri dan merasa ingin muntah, demi apapun, darah yang mengalir dari lengan yang tertanam peluru dan sayatan pisau disekujur tubuhnya membentuk kubangan sungai merah diatas keramik putih."Nona, boleh saya mendapat bantuan?" tanya Verdinant pada sang resepsionis yang tengah bermain ponsel tak memperhatikan pasien yang berdarah-darah."Iya tuan, anda memiliki keluhan apa?" tanya resepsionis tanpa melihat kearahnya."Um.. Tertembak dan sedikit luka sayatan pisau?" ucapan Verdinant terdengar ragu, resepsionis yang merasakan hal janggal segera menatap kearah depan, dan seketika ia terkejut dan segera memanggil salah satu suster yang baru saja lewat."Hey cepat panggilkan dokter! Pasien ini hampir sekarat!""Ah.. Nona ini tidak apa, hanya luka kecil,""Ya tuhan, anda h

  • Werewolf and Psychopath   Bonus Chapter : Raizel

    Happy Reading😘"Dokter Raizel, ini untukmu," ucap seorang wanita berpakaian suster seraya memberikan sebuah kotak berisi bekal makanan."Jika kau memberikan bekal itu dengan niat mendekatiku, buang saja, itu menjijikkan,"Sarkas, sungguh.Dokter dan suster yang tengah lewat menertawakan usaha sang gadis, padahal sebelumnya sudah diingatkan untuk tidak melakukan hal itu, tetapi gadis itu nampak tak menyerah."Pede sekali, aku ini ikhlas, aku belum melihatmu makan sama sekali, dan aku bahkan bersusah payah mengambilkan daging ini karena kau suka, setidaknya hargai usahaku," ucap suster tersebut merengut, Raizel tak peduli dan kembali memeriksa data kesehatan para pasien."Wah, lelaki ini, walau tampan jika tidak menghargai usaha orang percuma saja," ujar suster itu lagi."Bisakah kau diam? Ucapanmu membuatku sakit kepala," Raizel k

  • Werewolf and Psychopath   Bonus Chapter : Vernon Alexi

    Bagi diri Alexi yang sekarang, hidupnya sudah terasa sangat lengkap, walau terkadang rasa rindu pada sang kakak terus menyergap, tetapi Vernon sang mate selalu berada disampingnya, menghibur dirinya, dan dialah yang akan pertama kali datang saat terjadi sesuatu pada Alexi.Kasih sayang yang melimpah ruah dari Vernon membuatnya bahagia menjalani kehidupan immortal, dan kebahagiaan itu semakin lengkap dengan kelahiran putra kami yang berusia 238 tahun.Masih dikatakan remaja dalam umur makhluk immortal, kehidupan mereka yang beratus tahun lamanya bukan hal yang mudah, mereka harus berbaur dengan manusia, dan selalu berganti identitas, karena jelas, tidak normal seseorang berusia ratusan tahun tetapi masih terlihat remaja yang baru mengalami pubertas."Max! Vernon! Turunlah, makan malam sudah siap!"

  • Werewolf and Psychopath   Epilog

    Happy Reading***Jika bunga teratai mati, bijinya akan terjatuh kedalam kolam dan tertanam lagi......Akankah menjadi reinkarnasi, atau kehidupan pararel?...Deru mesin motor ski saling beradu akan tebalnya es, jemari yang begitu lentik dengan lihai mengendalikan motor tersebut tanpa kesulitan walau medan yang dilewati sangat sulit karena melewati gunung es yang terjal."Ah, sialan! Anggota FBI itu memang tidak mudah menyerah!" umpat sang gadis pengendali motor ski tersebut.Ia beberapa kali menengok ke arah belakang, mencari timing yang pas untuk menjebak kedua anggota FBI yang sedang mengejarnya.Dalam beberapa me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status