Share

Bab 3

last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-21 06:36:37

"Hani, Sayang kamu selesai sekolah ada rapat OSIS nggak?? Ndak ada mas, kan guru-guru lagi pada rapat jadi ya kita semua dipulangkan. Kita jalan yuk han. Ya udah sebentar aku ke kelas ambil tas dulu ya kamu tunggu di parkiran aja ya."

"Kita mau kemana mas kok naik tol sampai kesini. kita ke batu malang ya han cari udara segar. Apa ndak kejauhan ini mas. Sebentar aja han, sekali-kali kita jalan agak jauhan kan ndak apa-apa toh. Iya tapi jangan pulang kemalaman ya aku nanti dicariin bapak sama ibu. Iya kita beli makan dulu aja disitu ya, nanti kita makan di mobil aja mau ya. Iya boleh".

"Han, ini sayang makanan buat kamu. Han nanti kamu ambil jurusan apa? Aku ambil jurusan Akutansi keuangan kayaknya mas, tapi kemarin daftar perpajakan juga sih liat nanti lah mas yang mana yang keterima aja. Kamu nanti jadi mas ikutan Pensi acara perpisahan ya, aku liat tadi edo daftarin band kamu. Iya band nya udah di daftarin nanti kamu nonton ya perform kami. Iya pastilah setiap pertandingan basket kamu aja aku selalu datang kan ngedampingin kamu. Iya makasih ya han kamu selalu jadi pacar yang setia mendampingi aku cup Di Ciumnya bibirku dengan penuh gairah sehingga aku kesulitan bernapas karena ini memang ciuman yang pertama untukku. Han, aku boleh milikin kamu ya aku janji akan bertanggung jawab selamanya menjaga kamu, dengan penuh nafsu dia menciumi wajah pipi telinga hingga leherku. Mas jangan aku belum siap, Mas sudah hentikan mohonku padanya. Han, please percaya sama aku, aku sayang banget sama kamu han aku mau miliki kamu seutuhnya untukku. Menetes begitu saja airmataku ini.

Jangan mas tolong hargai aku mas aku belum siap ku mohon mas kita pulang aja ya ucapku memelas sambil menangis terisak-isak. Maafkan aku sayang aku khilaf dipeluknya aku erat sampai sesak ku terasa. Ya sudah kita pulang aja mas pleasee aku mohon. Lalu dinyalakannya mesin mobil dan dilajukannya mobil ke arah rumahku. Sepanjang perjalanan aku diam menenangkan diriku supaya reda tangisku yang pecah tadi. Maaf hanya itu yang bisa dia ucapkan berkali-kali tapi tidak aku gubris lagi, terasa sakit dan kecewa aku dengan apa yang dilakukannya padaku hari ini. Han, Udah sampai dirumah sayang ucapnya pelan membuyarkan lamunanku, kamu maafin aku ya. Hmmm mas, mungkin semasa minggu ujian ini kita tidak usah ketemuan dulu ya aku mau konsentrasi belajar ucapku sambil berlalu keluar mobil."

"Selamat siang pak, ibu. kakak pulang sapaku. Pulang sama siapa nduk?? Tadi dianterin mas tirta bu tapi dia langsung pulang, kakak masuk dulu ya bu mau mandi trus langsung belajar untuk ujian hari senin nanti. Iya nduk. Tak dapat ku bendung airmataku ini tumpah lagi tangisku, ku guyur kepalaku ini supaya reda emosiku yang terlanjur memuncak karena ulahnya. Aku mencintaimu mas tapi kenapa kamu kecewakan aku seperti ini. Setelah ujian ini selesai ingin ku akhiri saja hubungan kita ini mas, pikirku."

Senin telah datang, seminggu penuh ujian ini harus kami lalui untuk dapat menyelesaikan bangku SMA ini. "Han, Hani terdengar suaranya dari belakang memanggil namaku, tapi kuhindari dengan sedikit cepat ku berjalan begitu, ada ojek di depan gerbang langsung ku naikin. Mas ojek pesanan hani kan. Iya mbak nya hani bukan? Iya jalan sekarang ya mas cepetan saya terburu-buru. Han, haniiii tunggu han." Sangat terdengar jelas teriakannya di telingaku tapi tetap tak ku gubris. Sakit mas, masih terasa sakit hatiku ini dengan perlakuanmu kemarin, batinku. Biarlah waktu yang menyembuhkan trauma yang kau toreh dihatiku. Sesampainya dirumah aku mandi dan bergabung makan siang bersama keluargaku. Sudah bu nanti kakak sama lila yang akan bersihin meja ini ibu istirahat saja sudah capek kan membuatkan makanan yang nikmat ini."

Masih beberapa hari lagi ujian aku harus fokus belajar supaya tetap mendapatkan beasiswa. Aku bukan dari keluarga kaya raya sehingga harus mengandalkan otakku untuk bisa mewujudkan mimpi sekolah yang tinggi, supaya kelak aku bisa sukses dan membahagiakan orangtuaku. Belajar sampai malam hari membuat mataku lelah, lebih baik aku tidur waktu sudah menunjukkan jam 2 dini hari. Pagi-pagi aku sudah berangkat ke sekolah sebelum mas tirta datang menjemputku untuk pergi ke sekolah bersama. Beberapa hari ini sudah ku hindari dia semoga dia mengerti apa yang dia lakukan itu salah. Han, dicariin sama tirta taunya ada di perpus. Hmm edo tolong jangan kasih tau dia ya aku mau fokus belajar aku harus mengejar nilai bagus untuk mendapatkan beasiswa ke universitas nanti Ok tapi nanti tolong sampaikan salamku untuk via ya han. Ok Siap do".

Ini mata pelajaran terakhir yang harus kami hadapi. Setelah ini kami harus bersiap untuk menerima kenyataan apakah lulus atau tidak.

"Han, aku antar pulang ya ada yang mau aku omongin. Maaf mas aku sudah pesan ojek online lain kali aja kita bicara ya. Han tolong maafkan aku han. Iya sudah aku maafkan tapi aku mau langsung pulang aja mas ucapku sambil berjalan cepat menuju ojek online yang ku pesan. Aku anterin ya sayang, ucapnya sambil mengikutiku berjalan cepar ke arah gerbang sekolah. Aku udah pesan ojek mas sampai ketemu nanti aja pas acara perpisahan dua hari lagi."

Keesokkan pagi, kami jajaran OSiS melakukan rapat sedari pagi hari untuk acara pelantikan Pejabat OSIS yang baru lalu dilanjutkan untuk melakukan Gladi bersih acara pelantikan tersebut. Voting ketua OSIS yang baru sudah dilakukan beberapa minggu lalu, jadi memang sudah diketahui siapa ketua OSIS yang baru serta semua jajarannya. Sore hari, kami baru selesai dan di sisi sebelah lapangan basket aku lihat team basket tirta sedang berlatih tapi aku abaikan seseorang yang masih jadi kekasihku itu. sedikit berlari ku hindari dia yang teriak memanggilku.

"Han, Hani tunggu han aku antar pulang ya. Ndak usah mas aku udah pesan ojek online aku buru-buru, duluan ya mas kamu latihan dulu aja ndak apa-apa, sampai ketemu besok lagi ya mas. Bye... Lalu cepat ku berlari ke arah motor ojek yang sudah ku pesan secara online.

Besok kakak ndak ikut ibadah dulu ya pak, bu, karena mau ada acara pelantikan Ketua OSIS dan jajarannya yang baru, mungkin pulangnya agak sore. Iya nanti diantar pulang nak tirta ya nduk biar bapak sama ibu tidak khawatir. Nggih bu ucapku berbohong, bagaimana kalau orangtuaku tau kalau orang yang mereka percaya justru melecehkanku dan hampir menodai putri mereka ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 159

    Baru saja acel menutup pintu mobil setelah Dimas, Lila, Diky dan Via masuk ke dalam mobil, mereka akhirnya di kelilingi oleh mobil polisi dan Clein saudara kembar Clark berdiri di antara para polisi tersebut.Lalu lila dan Diky saling berpandangan karena bingung, namun Dimas membuka perlahan pintu mobilnya dan ia keluar dari mobil, Clein menghampiri Dimas dan sedikit menerangkan kepadanya apa yang terjadi.Pada saat Clein dan Dimas berbincang, Via perlahan membuka pintu mobil dari sisi lain keberadaan polisi-polisi itu, ia keluar dengan mengendap-endap."Berhenti" "Laaah, mbak Via mau kemana itu mbak Lila? tanya diky kepada Lila yang masih berada di dalam mobil"."Ndak tau dek, kamu tutup mata saja kalau takut ya" ujar Lila sambil memeluk adik bungsunya."Apa sih mbak, aku kan udah gede" ucap diky kesal."Berhenti, Jangan Bergerak".Teriakan polisi itu membuat pembicaraan Clein dan Dimas terhenti, Clein telah menerangkan semuanya, ia juga telah memberitahukan bahwa Clark memintanya m

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 158

    Gina langsung menghubungi acel pamannya untuk memberitahukan hani sang majikan meninggalkannya sendirian di rumah."Hallo paman, ini aku ditinggalkan di rumah sendirian, ibu pergi dengan temannya tadi naik mobil, padahal tadi saya disuruh ikut juga""Loh kok bisa gin, kalau kamu diajak kenapa kamu tidak ikut? tanya acel heran"."Tadi saya di suruh ibu tutup semua jendela dan pintu dulu paman""Ya sudah biar paman sampaikan ke bapak clark"."Iya paman, saya tunggu disini saja ya"."Iya, kamu jangan kemana-mana masuk kedalam rumah dan kunci pintunya"."Iya baik paman" ucap gina dengan sedikit gemetar tubuhnya.Lalu acel keluar dari mobil dan segera menghampiri clark untuk memberitahukan berita tersebut."Pak.. Pak, ini barusan gina menghubungi saya katanya ibu hani pergi dengan ibu via dan meninggalkannya sendirian di rumah, padahal sebelumnya ibu hani sudah mengajak gina untuk ikut pergi dengan nya tapi karena gina harus menutup semua jendela dan pintu dulu jadi dia ditinggalkan sendir

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 157

    Hari masih belum terlalu siang sehingga sinar matahari di tepi pantai masih sangat di nikmati oleh hani, ia berdiri di tepi pantai di depan rumah yang telah di sewa oleh keluarga kecilnya selama beberapa minggu belakangan ini.Suara dering ponselnya sedikit mengejutkannya yang sedang sangat menikmati waktu berjemurnya, setelah di lihatnya ternyata clark sang suami yang melakukan panggilan itu, baru saja suaminya itu berangkat kerja beberapa puluh menit ia sudah menghubungi istrinya lagi sehingga membuatnya sedikit mengernyitkan dahi nya."Hallo pa""Hallo ma, kamu lagi apa sayang""Biasa aku lagi berjemur sebentar di pantai mumpung belum terlalu terik, kenapa sayang baru juga berangkat sudah telephone"."Lah,, emangnya nelephone istri nggak boleh apa hmmm""Boleh" jawab hani dengan sedikit tersenyum."Kamu siap-siap ya aku ada kejutan buat kamu"."Kejutan apa pa, udah bilang aja sih pakai rahasia-rahasian sama istri sendiri""Iya, sabar ya sayang sebentar lagi kamu juga tau kok""Ahhh

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 156

    Hari sudah sangat larut malam ketika clark dan hani sampai di rumah, hani langsung memasuki rumah sedangkan clark masih membicarakan beberapa hal dengan acel sang supir.Setelah clark selesai berbicara dengan acel ia langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah agar dapat segera menyusul istrinya yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam, baru saja clark membuka pintu rumahnya ia sudah dikejutkan dengan kehadiran via yang sedang melemparkan senyumannya."Baru pulang mas? tanya via kepada clark".Clark langsung melongos masuk tanpa memperdulikan lagi perkataan via, ia hanya berharap secepatnya tidak melihat wajah perempuan itu lagi yang mengaku sahabat istrinya namun tega memberikan obat tidur kepada sahabatnya yang sedang mengandung.Ketika clark memasuki kamar tidurnya, hani ternyata sudah selesai mandi dan sedang bersiap untuk istirahat, clark langsung mengunci pintu kamar mereka saat masuk ke dalam."Pa, teh susu hangat kamu sudah aku siapkan, aku duluan tidur ya" ucap hani l

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 155

    Sesampainya di Rumah Sakit, clark langsung ke bagian pendaftaran dokter kandungan sedangkan istrinya ia suruh tunggu di kantin dengan berbagai jenis makanan dan kudapan yang pasti dapat menggugah seleranya.Baru saja dua empanada ia kunyah, namanya sudah di panggil masuk, antriannya bukan tidak banyak namun clark memilih seorang profesor kandungan untuk mengecek kandungan istrinya."Haaaah si papa sih bukannya milih Spog biasa aja, kan kalo antriannya panjang aku sempat ngunyah ini itu dulu" cicit hani sambil beranjak dari meja kantin."Ayo ma" biar cepat kita nanti kan bisa makan di restoran favorite kamu kalau memang kamu masih lapar."Hmmmm" gumam hani sambil berjalan perlahan."Selamat malam prof"."Selamat malam bapak dan ibu, mari silahkan masuk" bagaimana keadaannya ibu? ucap sang profesor"."Saya baik" jawab hani dengan tersenyum."Baik kalau begitu silahkan rebahan nanti dibantu oleh suster ya"."Ya prof".Saat hani sedang bersiap untuk diperiksa kandungannya, clark menarik t

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 154

    Mendengar ucapan sahabatnya itu, via hanya dapat menggelengkan kepalanya ia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke luar kamar, di luar clark masih berbicara dengan tantenya via berdiri di balik sebuah tiang penyanggah rumah yang cukup besar sehingga mampu menyembunyikan tubuh mungilnya ketika ia sedang mencuri dengar percakapan antara tante dan keponakan itu.Jauh nya jarak antara via dan kedua orang yang sedang berbincang itu tidak menyurutkan keingin tahuan via tentang apa yang sedang mereka perbincangkan, via memang termasuk gadis yang cerdas ia mampu mengetahui percakapan orang lain dari pergerakan bibir orang tersebut tanpa harus mendengarnya secara langsung, namun percakapan itu sudah tidak berlangsung lama lagi, helikopter telah dinyalakan mesinnya dan sang tante pun telah bergegas masuk ke dalam dan clark pun sedikit berlari ke arah rumah untuk menghindari helikopter yang akan siap lepas landas.Via pun segera membalikkan badannya dan menuju ke ruang makan, ia segera me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status