Perjodohan?! Entah Naya termasuk beruntung atau buntung? Tiba-tiba sang ayah menjodohkannya dengan laki-laki yang usianya terpaut cukup jauh darinya. Apalagi laki-laki itu sudah pernah menikah sebelumnya. Dan ternyata, laki-laki yang akan dijodohkan dengannya itu adalah mantan atasannya yang tegas, dingin, dan juga tertutup, karena sifatnya itu Naya memilih mengundurkan diri. Hanya untuk menghindari laki-laki itu. Lalu, bagaimana nasib pernikahan mereka? Apakah Naya kembali menghindari seorang Dewangga Aditama?
View More"Saya tidak mengizinkan kamu tidur di kamar Kai!" Mendengar suara suaminya itu membuat Kanaya tersenyum namun masih meraih handle pintu kamarnya."Kanaya!" Panggil Dewa lagi.Mendengar panggilan suaminya yang sudah terdengar dingin itu membuat Kanaya berbalik dan melangkahkan kakinya mendekat kearah ranjang merek."Kenapa aku nggak boleh tidur di kamar Kai?" Tanya Naya sembari merangkak naik untuk menyusul suaminya."Tempat kamu di sini," Jawaban suaminya itu membuat Naya tersenyum namun dirinya tahan."Tidur, sudah malam." Ujar Dewa meletakan buku bacaannya di atas nakas, kemudian mematikan lampu utama.Dulu Kanaya takut dengan gelap, namun setelah menikah dengan Dewa dia mulai terbiasa dengan gelap. Karena suaminya ini tidak bisa tidur dengan lampu yang terang dan pada akhirnya mereka mengambil jalan tengah dengan lampu tidur yang remang-remang. Banyak sekali perbedaan antara dia dan Dewa namun nyatanya selalu ada solusi di balik semua perbedaan itu."Mas, aku bentar lagi ulang tahu
Nay," Naya mendengus kesal, saat melihat laki-laki jangkung itu tengah berdiri menatapnya dengan senyum merekah di wajahnya."Ck, kenapa gue harus ketemu lo lagi, sih." Jawab Kanaya sengit."Kayanya kita emang jodoh deh, Nay. Padahal nggak janjian tapi tuhan masih mempertemukan kita berdua." Balas Rian dengan tersenyum jahil.Kanaya berdecak sinis, namun karena disini ada banyak pengunjung. Akhirnya Kanaya memilih diam dan menikmati Es kelapa mudanya daripada harus meladeni manusia menyebalkan itu, sedangkan Kai duduk di strollernya dengan cemilan khusus anak-anak yang sudah Kanaya siapkan."Kai, mau punya papa baru, Nggak?" Plak!Kanaya memukul bahunya dengan cukup keras. "Tu mulut di jaga." "Astaga! Bercanda doang, Nay. Gini-gini gue adik sepupu lo." Ujar Rian membuat Kanaya bergidik jijik."Astaga lo dulu juga pernah cinta banget sama gue. Kok sekarang bisa sebenci ini sih, Nay?" tanya Rian dengan wajah seriusnya.Rian benar-benar penasaran, karena setelah menikah wanita di depa
Semalam Kanaya demam, membuat Dewa harus terjaga untuk merawat istrinya. Badannya masih lemas dan kepalanya pusing sehingga pagi ini masih berbaring di atas ranjang.Kanaya itu sangat jarang sakit, tapi entah kenapa hari ini dirinya terkena demam hingga membuatnya lemas tak berdaya seperti sekarang. Suaminya sudah membujuknya untuk kerumah sakit, namun Kanaya tidak mau karena setelah di buat istirahat pasti juga akan sembuh sendiri.Dewa sudah mengecek putranya di kemar sebelah, setelah memastikan Kai aman karana Naya tidak mungkin bisa mengaja Kai hari ini, Jadi Dewa memutuskan untuk menghubungi ibu mertuanya untuk membantu menjaga Kai hari ini."Kok, belum bersiap?" tanya Naya.Suaminya itu masih duduk di sebelahnya dengan punggung yang bersandar di headboard ranjang. Seolah enggan meninggalkannya."Kamu sakit," Jawabnya, tangannya terulur ke arah nakas untuk mengambil ponselnya."Aku nggak papa, Mas. Nanti bunda kesini, kamu kerja aja nggak papa."Namun Dewa justru tidak menanggap
"Ngapain lo kerumah gue? Gue udah bilang jangan ganggu gue lagi." Kanaya berusaha mendorong Rian yang berdiri di depan pintu rumahnya.Sebenernya mau laki-laki di depannya ini, padahal kemaren dia sudah menekankan dan memperingati untuk tidak kembali menganggunya. Tapi siang ini justru Rian kembali datang kerumahnya.Rian berdecak saat tangan mantan pacarnya itu dengan kasar mendorongnya. "Gue kesini nyari kakak sepupu gue, Mas Dewangga." "Kenapa lo mau ketemu suami gue?!" tanya Naya menatap Rian dengan tatapan kesal."Ada yang mau gue bicarakan sama Mas Dewangga, gue ini sekarang Adik sepupunya Mas Dewangga." Ujar Rian sudah mulai berani. "Suami gue nggak mau ketemu sama lo." Usir Kanaya membuat Rian menghela nafas berat."Nay, gue cuma pengen ketemu Mas Dewa. Ada yang mau gue bicarakan sama dia." Ujar Rian kembali menyakinkan wanita di depannya ini."Soal, kalau soal rencana busuk lo itu gue nggak setuju. Mendingan lo pulang saja." usir Kanaya.Rian menatap tidak percaya, dulu Kan
"Mas, aku izin keluar sebentar, Ya." Izinya sembari menyiapkan sarapan untuk Dewa.Sebenernya sejak semalam Kanaya sudah ingin meminta izin pada suaminya namun belum memiliki keberanian dan momen yang tepat. Akhirnya pagi ini Kanaya memberanikan diri untuk meminta izin, karena setelah kejadian dirinya pergi dengan Rian tanpa izin suaminya itu dia mendapatkan mode diam dari suaminya. Sebenernya Kanaya takut jika Dewa tau izinnya kali ini untuk kembali menemui Rian. Karena beberapa hari ini laki-laki itu menghubunginya dan mengajaknya bertemu. "Kai?" Tanya Dewa."Aku titipin Bik Rosma, sebentar aja kok." Jawab Naya, masih berusaha untuk membujuk suaminya. Sebenernya Kanaya sendiri merasa dilema, harus datang menemui Rian atau tidak. Jujur, Kanaya takut jika suaminya tau jika dirinya tidak bertemu dengan teman lamanya melainkan Rian.Dewa terlihat berpikir, padahal biasanya meminta izin pada Dewa itu sangat mudah. Cukup dengan mengirim pesan singkat dan mengatakan keinginannya untuk k
"Jadi Pak Dewangga udah tau semuanya?" Citra manatap Naya tidak percaya, "Gue masih penasaran bagaimana kalau Seodrajat tau jika Pak Dewangga adalah cucunya."Kanaya mengangguk, bahkan dirinya juga tidak menyangka kalau suaminya sudah tau duluan. Tapi tetap diam dan bersikap tenang."Kayanya Mas Dewa nggak soal itu deh, Cit. Soalnya pas gue kasih tau wajahnya lempeng-lempeng aja." Ujar Kanaya mengingat bagaimana gugup dan takutnya saat mengatakannya."Kalau orang lain tau cucunya konglomerat udah pasti akan mengambil keuntungan, Nay. Tapi suami lo emang beda sih, apa karena dia udah kaya, Ya." "Kayanya dia emang nggak mau memperpanjang urusannya dengan Soedrajat sih, Cit. Dia bilangnya urusan saya cuma mencari keadilan buat ayah." ujar Kanaya sambil menirukan suaminya."Kasihan Rian ya, Nay. Dia pasti terpukul banget setelah mengetahui semuanya." Ujar Citra mengingat bagaimana terpuruknya hancurnya Rian saat mengetahui jika hubungan keluarganya memang serumit itu."Dia tadi pagi ne
Sejak pulang dari rumah orang tuanya kemaren, suaminya masih saja mendiamkannya. Sekarang meraka berada di ruangan yang sama duduk bersebalahan namun tidak ada yang membuka obrolan sama sekali.Kanaya yang sibuk dengan pikirannya sendiri dan Dewa dengan kebiasannya membaca buku sebelum tidur. Kanaya tidak menyukai situasi seperti ini. Kanaya menatap suaminya kemudian memberanikan diri untuk membuka pembicaraan. "Mas," panggilnyaNaya menghela nafas karena lagi-lagi usahanya gagal, suaminya tidak menoleh sedikitpun kepadanya. Justru semakin fokus dengan buku bacaannya seolah mengabaikan dirinya."Mas," panggil Kanaya lagi, dia tidak akan menyerah sebelum mendapatkan maaf dari suaminya.Lagi-lagi Dewa tidak menanggapinya sama sekali, Akhirnya Kanaya mendekat dan mengulurkan tangannya untuk menangkup kedua pipi suaminya."Kamu denger aku nggak sih, Mas." Protes Kanaya dengan wajah kesalnya."Saya lagi baca buku, Kanaya." Jawab Dewa."Lebih penting buku kamu daripada aku, istri kamu." t
"Wirawan dulu salah satu karyawan kakek kamu, dia di mintai tolong oleh kakek kamu untuk mencari tau tentang anak laki-lakinya yang hilang. Karena di janjikan imbalan yang sangat fantastis akhirnya dia benar-benar mencari info soal anak kakek kamu yang hilang itu." ujar Amira menjeda sebentar, sedangkan Rian hanya diam menyimak."Namun seiring berjalannya waktu, Wirawan justru menyukai mama kamu, Ajeng. Dan karena ambisinya untuk menjadi orang Kaya akhirnya dia menghalalkan segala cara termasuk meninggalkan saya yang waktu itu sedang hamil Savira dan menikah dengan mama kamu." Amira sebenernya masih sakit hati dengan semua perlakuan Wirawan. Namun dia harus meluruskan kesalahpahaman yang ada termasuk alasan Wirawan membunuh Aditama, Ayah dari Dewangga."Setelah kami berpisah, Wirawan mengubah seluruh identitasnya agar bisa menikah dengan mama kamu. Karena kakek kamu tidak ingin mendapatkan menantu yang asal-usulnya tidak jelas. Karena papamu hanyalah anak yang besar di panti asuhan."
"Beneran Pak Dewangga nggak tau kan?" tanya Citra khawatir saat menjemput Kanaya. Setelah mereka mengatur sedemikian rupa untuk meluruskan segala konspirasi yang di lakukan oleh Wirawan. Karena mereka yakin di balik semua itu pasti ada motifnya dan tidak mungkin Wirawan bisa melakukan hal itu jika tidak ada orang di balik semua perbuatannya. "Gue nggak yakin, lo tau sendiri bagaimana Mas Dewa, Cit." Citra mengangguk, suami sahabatnya itu termasuk susah untuk di kelabuhi. Mungkin saja atasannya itu sudah tau rencana mereka. "Kai yakin nggak rewel lo tinggal?" tanya Citra lagi sebelum mereka benar-benar melakukan mobilnya. "Dia anteng kalau sama neneknya," Tadi pagi Kanaya memang izin dengan Dewangga untuk mengunjungi orang tuanya, dan syukurlah Dewangga mengizinkannya dan berkata akan menjemputnya sore hari. "Sore gue harus pulang," Beritahu Naya membuat Citra mengangguk. "Nay, gue kaya bingung harus bagaimana tahu. Di lain sisi gue kasihan sama Rian hidupnya dari dulu ngg
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments