Skandar tidak tahu mengapa ia merasa tidak tenang, padahal satu jam yang lalu ia baru saja menelfon jika istrinya yang muda itu tidak kenapa-kenapa. Tetapi ia tidak kunjung bisa untuk meredakan rasa khawatirnya. Laki-laki itu ketahuan sekali sedang tidak fokus bekerja sekarang.
Hannah temannya yang hari ini pergi menemuinya di kantornya, hanya menambah masalah saja untuk pria dewasa satu itu. Bagaimana tidak, gadis yang termasuk teman baiknya itu tiba-tiba menjatuhinya sebuah undangan. Tidak tanggung-tanggung, undangan pernikahannya yang sangat mendadak. Apa semua orang sedang berusaha mengadakan April Mop?
“Undanganmu?” tanya Skandar Hemingway yang judes itu tak percaya.
“Ya, undanganku. Kenapa?” jawab Hannah Alba. Gadis itu menatap tajam sekretaris Skandar yang masuk membawakan sebuah arsip untuk direkturnya, “Datanglah bersama Charisa.”
“Kau tidak salah menuliskan nama mempelainya?” Skandar menatap gadis
Kantor Direktur Utama Chagall Corporation itu terlihat sepi, sekilas terlihat seperti tidak ada siapa-siapa disana, jam-jam seperti sekarang biasanya Direktur Utama Chagall Corporation sudah pulang lebih awal untuk menjemput istrinya itu. Tetapi hari ini pria itu sudah mengatakan kepada istrinya jika ia akan menjemput sedikit lebih sore.Hannah Alba temannya sudah pulang beberapa belas menit yang lalu. Kepalanya sekarang mendadak terasa seperti ditusuk-tusuk. Hannah temannya itu meninggalkan suatu hal yang tak pernah bisa dengan mudah ia hentikan untuk tidak dipikirkan. Nama orang yang disebut gadis itu, nama seorang yang akan ia undang di hari pernikahannya, nama orang itu tak pernah bisa untuk sekadar membuatnya tenang.Stuart KimStuart Kim, adalah nama paling di-tabu-kan oleh seorang Skandar Alexander Hemingway. Nama itu membuatnya mengingat semua kenangan paling pahit dari semua hal yang masuk ke kehid
Di Grand Royal Elyxion Apartment Canberra, Australia Ashton Gray berdiri di depan teras apartementnya yang mewah. Ia sedang menghirup udara malam bulan Mei yang dingin. Pria berambut hitam itu terlihat sedang banyak fikiran, laki-laki itu kemudian mengacak rambutnya kasar. Hari ketika ia berangkat ke New Zealand waktu itu masih sangat baru dalam ingatannya. Pertemuannya dengan Noah Davis, seseorang yang ia anggap sebagai Noah dari dulu itu membuat suasana hatinya bertambah menjadi tidak baik. Ashton tidak menyangka jika semua ketakutannya dibenarkan oleh Noah. Ia memang memutuskan menemui Noah Davis jauh-jauh ke New Zealand, tetapi pastinya menerima kenyataan pahit mengenai Charisa bukanlah tujuannya. “Kau seharusnya tidak datang kesini, Ashton!” ucap Noah. Noah Davis, pria berumur tiga puluh satu tahun itu m
Hari ini tanggal merah, hampir semua penduduk Australia tidak berangkat kerja ataupun sekolah. Seorang gadis yang baru saja memotong rambutnya menjadi sebahu, Yeri Kim, tengah berjalan-jalan di tengah kota dengan kakak perempuannya, Jennie Kim. Yeri berjalan lumayan lambat mengikuti cara berjalan kakaknya yang memang tak bisa berjalan cepat itu. Gadis muda itu turut menuntun kakaknya. Mereka rencananya akan pergi ke suatu coffee cafe sebentar, dimana Yeri sudah terlanjur berjanji untuk bertemu dengan teman kuliahnya.Cafe tersebut berada di samping jalan raya besar di Canberra, dekat dengan pusat perbelanjaan. Yeri meminta Jennie menunggunya sebentar di dekat etalase cafe, ia mau mengecheck ke dalam, apakah temannya sudah datang atau belum, ponsel Yeri low battery soalnya. Jennie hanya menyanggupi permintaan Yeri, lagipula pinggangnya sudah sakit karena kelamaan berjalan kaki.“Cafe yang indah,” gumam Jennie sambil melihat semua sudut cafe.
“YAA, CHARISA HEMINGWAY!!!” teriak Skandar pada istrinya.“BERHENTI DISANAA!!” Gadis itu langsung berhenti melangkahkan kakinya.Skandar tanpa pikir panjang langsung berlari menyeberangi jalan raya yang lebar itu. Suara klakson mobil mulai berdenging keras saat laki-laki itu menyeberang. Lampu lalu lintas sudah hijau di atas sana. Skandar harus berhenti beberapa kali saat langkahnya dihadang oleh mobil yang sudah tidak sabar untuk melaju.“PAMAANNN, AWASSS!!” pekik Charisa saat ada mobil putih yang sudah melaju dengan cepat.Charisa sudah ingin menjerit memangil nama suaminya, namun satu suarapun tidak ada yang keluar. Gadis SMA itu sudah langsung memiliki bayangan tidak baik melihat kejadian yang berlangsung cepat dihadapannya.Mata gadis itu seakan berhenti bergerak saat ia melihat suaminya itu hampir tertabrak oleh mobil putih tersebut jika Paman Skandarnya tidak langsung membelokkan langkahnya. Skandar langsu
Di sebuah jembatan dekat dengan danau buatan di luar kota Canberra, berdiri seorang laki-laki berambut agak kecokelatan. Pria itu sangat tampan dengan kemeja putihnya. Sinar bulan yang sangat terang malam ini menyinari bentuk hidung mancung laki-laki itu. Menikmati nuansa hening tempat itu, pria itu menutup matanya, nama laki-laki itu Stuart Kim. Suara decitan truk di penghujung jalan membuat pandangan mata Stuart Kim terbuka. Pria itu memberikan tatapan tajam pada truk besar yang sudah semakin menjauh dari tempatnya, seperti kesadarannya kali ini karena ulah dari truk itu. Meskipun itu sungguh salah, ia tetap saja memandang truk itu sampai menghilang. “Apa aku seharusnya menabraknya saja saat itu?” gumam Stuart sendiri. Pria itu terlihat sedang berangan-angan. Laki-laki itu menimbang beberapa kali bisikan yang muncul di otaknya sedari tadi siang, sedari waktu dia melihat pria itu kembali. Pria yang sudah lama ia kenal dan ternyata juga penyumbang terbesar me
Seorang gadis berambut cokelat panjang, gadis itu sedang terduduk di atas tempat tidurnya. Gadis yang bernama Jennie Kim itu sudah menangis sejak tadi. Dinding kamarnya menjadi saksi betapa ia menyesali semua hal yang terjadi atas keputusannya. Gadis itu mengingat kejadian masa lalunya. Dulu, ia hanya mengenal Skandar sebagai teman kuliahnya. Laki-laki itu memang sangat dingin dan pendiam kepada semua perempuan, semua teman kampusnya dulu tahu itu. Itulah kenapa Skandar Alexander Hemingway seperti gunung tinggi yang tidak mampu untuk didaki oleh siapapun. Hanya ada satu perempuan yang bisa dengan mudah berbicara dengannya, bisa dengan mudah mengajak laki-laki itu berbicara. Nama gadis itu Hannah Alba. Gadis yang berprofesi sebagai model, yang dulu dikabarkan sebagai pacar dari Skandar karena kedekatan mereka berdua. Tetapi Jennie entah mengapa dengan mudah tidak bisa mempercayai itu, seberapapun teman-temannya terdengar sedang bergosip tentang Skandar dan Han
Charisa berjalan sendirian ke taman depan sekolahnya, gadis muda itu berniat akan menghabiskan makan siangnya di bangku taman saja. Anna hari ini sedang tidak masuk sekolah dan Yuta juga sedang ada jadwal pertandingan bola basket di SMA swasta di Canberra, jadi sekarang dipastikan Charisa telah sendiri.“Kau tahu, sekarang sedang ramai berita jika banyak sekali anak SMA yang menjadi simpanan para paman-paman tua, Selena.”Charisa sebenarnya tidak sedang dalam mood untuk menguping pembicaraan teman satu sekolahnya, ia saja tidak kenal gadis itu. Tetapi saat gadis itu membicarakan paman-paman, telinganya secara refleks langsung mendengarnya. Charisa tanpa sadar sudah memperhatikan dua gadis sekolah seumurannya yang sedang duduk di bangku taman di belakangnya, sementara Charisa duduk di sisi bangku yang lain.“Simpanan apa maksudmu?” tanya anak yang tadi dipanggil Selena.“Simpanan dalam hal pemuas nafsu paman-paman di atas ranj
“Bagaimana rasa saladku kemarin?”Suara laki-laki dewasa masuk ke dalam pendengaran Charisa, gadis itu menatap sumber suara. Seorang laki-laki tinggi berambut hitam dengan senyumannya yang ramah berdiri di hadapannya. Charisa, gadis berambut cokelat panjang itu tidak bisa untuk tidak mengucek kedua mata bulatnya.“Kak Ashton!” ucap gadis itu, tak bisa menahan senyumannya.“Iya, aku disini, kenapa?” kata orang itu sambil tersenyum.Laki-laki yang dikenal oleh Charisa sebagai Kak Ashton itu berjalan mendekat kepadanya. Pria berjas hitam yang mahal itu tersenyum pada gadis yang mata bulatnya terus memperhatikan semua pergerakannya. Gadis itu sudah lama sekali tidak melihat pria tinggi itu menginjakkan kaki di tanah Australia.Ashton Gray mengambil tempat duduk di sisi kiri Charisa yang kosong. Laki-laki dewasa itu memperhatikan gadis muda itu dengan pandangan rindu. Sudah selama ini dia tidak melihat gadis remaja itu dengan jarak yang bisa diukur dengan se