Dhika mengikuti arahan Ifan berlari menuju area bebatuan bersama beberapa rekan tim pendukung.
Berbeda dengan tim pemburu monster, tim ini sebagian besar anggotanya tidak memiliki keterampilan sama sekali untuk melawan monster.
Di tempat lain Odelia bersama timnya masih kerepotan mengurus puluhan monster kalajengking raksasa yang menyerang secara tiba-tiba dari dalam permukaan pasir.
Sudah banyak anggota dari tim pemburu yang terluka dan dikalahkan, selain itu satu-satunya anggota dengan genetik penyembuh mereka Angela tertusuk jarum beracun.
Tanpa Angela siapa yang bisa menyembuhkan mereka dari luka akibat serangan para monster ini.
Odelia tidak tahu harus berbuat apa, ini adalah nasib sialnya karena tidak bisa mendeteksi kedatangan para monster kalajengking. Saat ini yang bisa dia lakukan adalah memberi waktu kepada seluruh anggota timnya agar bisa melarikan diri dari area terk
Odelia membopong tubuh Angela ke arah permukaan bebatuan, sama seperti Ifan tubuh Angela sudah berubah warna menjadi biru. Dia keracunan, kalau tidak segera diobati dia pun akan mengalami kematian yang sama seperti beberapa temannya yang lain.Dhika yang melihat Odelia bersama Angela segera datang menolong, dia membantu Odelia membopong Angela.Setelah sampai di permukaan bebatuan di dekat Ifan, Dhika segera membaringkan tubuh Angela dan meminumkan dia juga sebotol penawar racun yang dia ambil dari tas pinggangnya.“Kamu, bukankah kamu Herbalist yang waktu itu?”Odelia teringat dengan keributan yang pernah terjadi sebelum mereka memasuki portal dimensi dengan pria ini.“Apakah kamu bisa mengobati Angela?”Dhika tidak segera membalasnya, dia tidak tahu apakah obatnya akan mampu bereaksi sama seperti pada tubuh Ifan.
“Lariiii, dia akan segera datang kemari.”Dhika meminta seluruh rekan timnya untuk segera berlari menuju permukaan bebatuan.Monster itu bergerak sangat cepat, jauh lebih cepat dari langkah kaki mereka bertiga.Lina berusaha keras berlari dengan sekuat tenaga, namun kaki bagian pahanya terluka hingga membuat dia kesulitan untuk bergerak.Odelia pun harus berjuang mati-matian membopong rekannya Mei Li yang keracunan.Suara gemuruh petir yang muncul di sekitar tubuh cacing raksasa terdengar semakin mendekat.Dhika tidak ada waktu untuk menoleh ke belakang, dia hanya bisa lari, lari dan berlari.‘Haste, Float.’Dhika melepaskan dua kemampuan genetiknya sekaligus, dia tahu itu akan sangat menguras energinya, tapi apa lagi yang bisa dia lakukan selain menggunakan dua kemampuan itu secara bersamaan.
3 orbit bulan menyinari permukaan, udara menjadi semakin dingin, mereka masih menunggu rekan-rekan mereka untuk pulih sepenuhnya.Beruntung saat Angela sudah mendapatkan kembali kekuatannya dia segera membantu proses pemulihan seluruh rekan-rekannya yang lain.Berbeda dengan efek dari obat-obatan yang diberikan oleh Dhika sebelumnya, kekuatan genetik seorang penyembuh memang jauh lebih mujarab dan bersifat instan.Odelia meminta kepada seluruh anggota tim untuk mempersiapkan diri memasuki gua, namun beberapa anggota sudah kehilangan senjata mereka.James sudah kehilangan binatang tunggangan dan senjata tombaknya, Lina kehilangan senapan energi esnya, Ifan kehilangan monster petarungnya, dan Angela sudah kehilangan tongkatnya.Walau begitu Angela dan Lina masih bisa menggunakan kemampuannya, hanya saja efektifitas energinya tidak sebaik pada saat mereka sedang membawa senjata.
Lina tahu James sejak kecil memiliki sifat kepahlawanan yang tinggi, karena itu Lina jatuh cinta kepadanya. Tapi di saat seperti ini James seharusnya tahu tidak mungkin dia bisa menerjang semua monster itu hanya dengan komposisi tim yang ada saat ini.Saat James tanpa akal sehat pergi menuruni leher bukit, beberapa monster Serpent Naga yang bertugas jaga di sekitar daerah itu langsung bereaksi.Monster yang berjaga ada 5, mereka menggunakan senjata tombak, halberd, kapak, pedang dan busur.James hampir saja terpenggal senjata kapak Naga itu apabila Lina tidak melemparkan tombak es dari tangannya.Melihat kedatangan musuh, salah satu dari monster Naga yang memegang senjata busur segera pergi untuk memberikan informasi kepada rekan-rekan mereka yang lain.“Mei Li kejar monster itu, jangan sampai dia melarikan diri!” Odelia segera memerintahkan Mei Li untuk berlari lebih
“Tunggu sampai mereka semua berjalan kemari,” perintah Odelia kepada rekan-rekannya yang sekarang sudah dalam posisi penyergapan. Erlang sudah tidak sabar lagi ingin menghunjamkan tombak petirnya kepada monster-monster Naga itu. Saat ini mereka semua sudah berada di depan gerbang pintu masuk arah selatan. Mei Li sudah mempelajari kalau pintu gerbang ini adalah lokasi terdekat dan teraman yang bisa mereka gunakan untuk mencapai altar persembahan dewa yang berada di sekitar danau oasis. Di depan mereka sudah ada 10 rombongan monster Naga penjaga yang berukuran rata-rata 200 cm. Di antara rombongan itu ada satu ekor monster Naga yang mengenakan pakaian tempur lengkap dan memiliki 4 lengan yang bertubuh lebih besar dan kuat. Odelia memberikan kode tangan kepada anggota timnya untuk segera menyerang. Erlang dari arah kanan dan Od
Odelia mendengar Erlang sedang menghina Dhika, dia tahu Erlang sangat membenci anak itu. Odelia pun pernah sempat membencinya, tapi kali ini Dhika hanya mencuri dari mayat para monster bukan dari jasad para pemburu monster.Jadi Odelia pikir itu tidak masalah walau pun monster-monster ini tidak dia bunuh oleh tangannya sendiri.Di situasi seperti ini Odelia memang berharap semua anggota, baik itu tim pendukung setidaknya mampu melindungi diri mereka sendiri.Tapi Erlang terus saja menghina anak itu dan menendang tubuhnya hingga terjatuh ke tanah.“Hentikan Erlang!” seru Ifan membela Dhika. “Biarkan dia mengambil senjata para monster yang sudah mati, lagi pula kita berdua dari tim pendukung bisa ikut membantu kalian bertarung dengan senjata ini.”“Erlang hentikan, biarkan saja mereka mengambil senjata yang mereka butuhkan,” ujar Odelia melerai p
Seluruh anggota tim terlihat panik. Ini adalah apa yang Odelia takutkan sebelumnya, saat mereka harus melawan seluruh penduduk kota monster Naga.Bagaimana mungkin mereka bisa selamat dari kota ini.“Erlang kamu … dasar bodoh!” teriak Odelia kesal karena dia sudah bertindak sangat ceroboh berani mengambil artifak itu tanpa ijin darinya.“Maaf kapten, tapi saya tidak ingin membagi Artifak ini bersama kalian semua hahaha.”Erlang segera melarikan diri menuju gerbang pintu selatan sendirian.“Erlang tunggu saya,” pinta Dion yang merupakan sahabat karibnya sejak kecil.Tapi Erlang tidak peduli dengan nasib teman-temannya, bahkan kepada Dion sekali pun, dia hanya ingin pergi secepat mungkin dari sana sambil membawa artifak yang akan membuat namanya bersinar.Dalam kondisi panik, beberapa anggota tim m
“Odelia ayo cepat, kalian harus terus bergerak maju ke arah pintu gerbang barat,” teriak Dhika meminta mereka untuk tidak membuang waktu lagi di tempat itu.Dhika tahu saat ini di area altar tengah, mereka pasti akan terdesak oleh rombongan monster Naga yang bergerak ke arah selatan, tapi kalau mereka mampu mencapai area gerbang barat mereka semua pasti bisa selamat.Seluruh anggota tim mengikuti Odelia bergerak maju ke arah gerbang barat dibantu 6 pasukan rumput milik Dhika yang berukuran lebih besar, sementara Dhika bersama pasukan rumputnya yang berukuran lebih kecil menahan laju monster Naga dari barisan belakang.“Angela berikan sinar pelindung kepada anak itu, dia lebih membutuhkannya dari pada saya.”Mengikuti petunjuknya Angela memberikan sinar pelindung kepada Dhika sebelum dia pergi bersama Odelia.“Ifan pergilah, tinggalkan saya, kamu haru