SUNAN ZUNUNGGA

SUNAN ZUNUNGGA

Oleh:  NANAS KUNING   On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
61Bab
3.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Nun jauh di sana. Di sebuah dimensi di luar penalaran manusia. Adalah sebuah dunia dengan kehidupan menyerupai kehidupan di bumi. Sebuah dunia baru bernama Dimensi Ashok. Dimensi lika-liku dengan misterinya. Dan perjalanan portal itupun dimulai. Ini adalah sebuah kisah yang mengantarkan petualangan dan kebulatan tekad seorang remaja bernama SUNAN ZUNUNGGA, menjadi ksatria dan pahlawan bagi para penghuni dimensi. Proses perjuangan dan pencapaian seorang remaja yang terlahir lemah dalam menaklukkan Agra, makhluk mistik pendamping dan kisahnya dalam melawan kaum Lor, penjahat antar dimensi. Perjalanan menjadi seorang Asta yang akhirnya menemukan cinta dan tujuan hidupnya.

Lihat lebih banyak
SUNAN ZUNUNGGA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Sape Piye
masih lanjut kah novel nih thor???atau hnya separuh jalan???
2023-04-17 17:38:45
1
user avatar
Aldho Alfina
Semangat updatenya Thor! "Penguasa Dewa Naga"
2023-03-21 21:24:31
1
user avatar
Aldho Alfina
Aku malah bacanya jadi Sunan Gunung, hampir ketambahan jati. Mampir juga ke toko sebelah "Penguasa Dewa Naga"
2023-03-08 04:16:14
2
user avatar
si meong
Seru juga kisah Sunan Zunungga
2023-03-03 01:47:43
2
61 Bab
Bab. 1. Bocah itu, SUNAN ZUNUNGGA
Bocah itu, Sunan Zunungga Nun jauh di sana. Di sebuah dimensi di luar penalaran manusia. Adalah sebuah dunia dengan kehidupan menyerupai kehidupan di bumi. Dimensi Ashok. Dimensi lika – liku dengan misterinya. Dan perjalanan portal itupun dimulai. Pepohonan merah darah membentang di sepanjang jalan perbukitan itu. Dedaunan ungu terciprat cahaya pagi. Awan putih bergelombang di antara padatnya warna langit hijau dan biru. Pemandangan segar bak lukisan yang menghangatkan. Di balik perbukitan itu, tersusun jalan setapak dari susunan batu-batu alam granit berwarna coklat kekuningan. Di sampingnya, air bening mengalir dibawa riak suara pecah air terjun Senggani. Sosok bocah angkat remaja berusia sekitar empat belasan sedang berbaring santai di atas salah satu batu di tepian Senggani. Kedua tangannya menjadi alasan bantal. Matanya terpejam sembari menggigit ranting rumput liar di mulutnya. Diri bocah ini tampak seperti sedang tertidur. Padahal otaknya bekerja keras. Memikirkan sebab
Baca selengkapnya
Bab.2. Persiapan
PersiapanTinggal satu purnama ke depan, turnamen Biak Peri akan berlangsung. Para Ashokans muda sibuk mempersiapkan diri mereka. Mulai dari latihan fisik hingga olah strategi. Setiap Ashokans muda bermimpi untuk mendapatkan Agra yang terhebat. Semenjak Sunan Zunungga mengutarakan niatnya untuk turut serta dalam turnamen. Garde Manta, paman Nanzu telah mulai membimbingnya jauh lebih keras dari sebelumnya. Sejak Nanzu kecil, meski ia terlahir lemah, Garde Manta telah membekali Nanzu dengan berbagai ilmu dan keterampilan yang dimilikinya. Hanya saja sejak ia mendengar putranya akan bergabung dengan Biak Peri, jiwa Astanya menggelora seiring sifat pelindungnya sebagai sosok ayah penjaga. “Ayo Nanzu, lakukan lagi, masih tinggal beberapa putaran. Kau bisa Nak.” Peluh mengucur dari sela pori Nanzu yang kecoklatan terbakar matahari siang. Garde Manta mewajibkan Nanzu melakukan serangkaian latihan dasar fisik. Salahsatunya dengan mengelilingi halaman arena rumah mereka sebanyak seratus puta
Baca selengkapnya
Bab. 3. Sebelum Perburuan
Sebelum PerburuanKini, para remaja yang ingin mengikuti Biak Peri dikumpulkan menjadi satu di sebuah lapangan luas tak jauh dari benteng perbatasan. Ada sekitar lima puluh orang peserta termasuk Sunan Zunungga. Mereka berkumpul membentuk sepuluh barisan dengan pembagian lima orang peserta untuk setiap baris.Sunan Zunungga berdiri di barisan paling belakang. Di depannya berdiri Margo, teman masa kecilnya. Sejak matahari terbit, mereka dikumpulkan dan dibiarkan tanpa arahan. Mereka hanya diminta berdiri dan menunggu. Sudah berjam-jam lamanya hingga matahari telah menanjak tepat di ubun-ubun. Meski dimensi Ashok adalah dunia kesuburan, tetapi juga memiliki fenomena alam yang unik. Di mana ketika pagi, angin semilir akan terasa sangat menyejukkan seperti guyuran salju di belahan kutub. Namun, menjelang siang ketika matahari tepat di atas kepala, tak ubahnya seperti musim panas yang menyala liar dalam kawanan serigala. Dan menjelang sore, langit akan kembali teduh dan nyaman hingga perp
Baca selengkapnya
Bab. 4. Labirin Ilusi
Labirin IlusiSunan Zunungga memenangkan pertandingan di babak pertama dan Tuba Lilin di babak kedua. Siapapun yang menjadi ketua regu akan ditentukan oleh babak selanjutnya. Tetapi, mereka masih belum sepakat untuk menentukan jenis tanding final tersebut. Akhirnya, setelah saling berembuk, pertandingan final adalah adu strategi berupa permainan kotak labirin.Di dimensi Ashok, kotak labirin adalah salah satu permainan yang cukup populer terutama di kalangan para Asta penjaga, para jenderal tinggi dan komandan dasau. Permainan untuk mengisi waktu senggang sekaligus mengasah kemampuan otak dalam menyusun strategi. Dalam permainan ini, terdapat kotak papan kecil seperti catur dengan pilihan batu berwarna hitam dan putih. Hanya bedanya, kotak labirin memiliki ruang ilusi yang hanya bisa dimasuki oleh para pemainnya. Papan kotak hitam putih tersebut, setelah terbuka, ia akan membesar dan menarik para pemain untuk memasuki labirin-labirin kecil dan memecahkan sekumpulan teka-teki di dala
Baca selengkapnya
Bab. 5. Pembangkitan Titik Energi
Pembangkitan Titik EnergiBerita tentang Sunan Zunungga yang berhasil menyelesaikan permainan kotak labirin dalam waktu singkat ternyata menjadi buah bibir para Ashokans muda yang akan mengikuti Biak Peri. Ada yang merasa kagum, tapi tak sedikit pula yang mencibir. Termasuk Bading dan Badang Selatan.“Menyebalkan, hanya karena Nanzu berhasil keluar dari ruang ilusi kini ia sudah jadi pahlawan di tempat ini!” “Benar Keke… Apa mereka sudah lupa bagaimana lemahnya si Nanzu, kau masih ingat waktu dulu ia mengelilingi lapangan benteng, lima putaran saja dia sudah megap-megap.” “Kau benar, dia cuma beruntung saja tapi semua orang terlalu melebih-lebihkan kemampuannya. Hemmm, lihat itu bocah itu sudah datang.” Badang menunjuk Nanzu yang kini memasuki aula utama benteng bersama rekan sekamarnya. Kali ini, sikap dan perlakuan para peserta Biak Peri lainnya tampak berubah terhadap Sunan Zunungga. Mereka tak lagi melihat Sunan sebelah mata ataupun dengan tatapan merendahkan. Tak sedikit pula
Baca selengkapnya
Bab. 6. Pembangkitan Titik Energi II
Pembangkitan Titik Energi IITunggu, ada yang aneh dengan semua ini…Nanzu memang merasakan sebuah energi besar dari telapak tangan Tetua Utara. Energi itu menyengat seolah berlarian di setiap aliran darah dan jaringan tubuhnya. Tetapi, anehnya tubuh Nanzu seolah tak asing dengan sensasi ini. Tubuhnya bahkan tak memberikan reaksi penolakan sama sekali seperti yang dialami oleh Ashokans muda lainnya. Kenapa?Alih-alih memberikan reaksi hebat, yang dirasakan Nanzu justru sebaliknya. Energi yang masuk ke dalam tubuhnya terasa seperti menghangatkan dan memberi kekuatan unik. Semakin lama semakin besar, membuat sebuah cahaya bersinar keluar dari ujung-ujung porinya. Pada saat proses pembangkitan titik energi, Asta yang menselaraskan energi inti para Ashokans dengan kekuatan energi kuno kabut energi, hanya berlaku sebagai perantara dan medium pembuka. Tetapi untuk hal ini hanya dapat dilakukan oleh seorang Asta tingkat tinggi yang memilki kekuatan internal luar biasa. Di dimensi Ashok, ha
Baca selengkapnya
Bab. 7. Sebuah Rahasia
Sebuah RahasiaSemingggu lagi ajang Biak Peri akan resmi dimulai dan dibuka oleh Pemimpin Tertinggi dimensi. Saat ini seluruh Ashokans muda yang menjadi peserta hanya dibiarkan beristirahat agar dapat menyerap dan menyesuaikan kondisi tubuh mereka dengan energi kuno setelah diselaraskan. Tetua Utara yang merasa terkejut dengan energi inti yang berada di tubuh Sunan Zunungga memutuskan untuk mencari tahu hal ini lebih lanjut. Saat ini dirinya berada di sebuah gazebo dengan pelataran batu-batu granit yang dikelilingi tanaman mawar warna warni. Nampak dirinya sedang berbincang dengan seseorang...“Begitulah yang terjadi…” Lawan bicara Tetua Utara hanya membisu untuk sesaat. Dia adalah Garde Manta, paman penjaga Sunan Zunungga. Saat ini Tetua Utara sengaja menemui khusus Garde Manta di kediamannya.“Bocah itu… memang berbeda…” Akhirnya Garde Manta membuka sebuah rahasia…“Apa maksudmu, Manta?” Tetua Utara bertanya karena rasa penasarannya.“Aku tak tahu apakah ini hal yang perlu menjad
Baca selengkapnya
Bab. 8. Ranting Sembah
Ranting SembahHutan ini adalah hutan keramat yang terletak di pinggiran ujung dimensi. Tak jauh dari benteng perbatasan. Antara hutan ini dan seputaran dasau dipisahkan oleh dataran rumput yang luas. Dari kejauhan dengan pandangan biasa, sudah tampak kabut-kabut putih yang menaungi tepian hutan.Meskipun suasana siang hari, tetapi Ranting Sembah dengan kabut berarak di sekitarnya, lebih terlihat seperti malam. Pepohonan pinus tinggi menjulang tampak hitam, di antara sela-sela kabut yang berbayang. Kabut yang berarak itu adalah kabut energi. Menutupi seluruh bibir hutan dari kiri dan kanan hingga sampai di penghujung bibir hutan yang dibatasi oleh gunung tinggi. Selain didominasi oleh pohon-pohon pinus yang menjulang, juga tampak pohon-pohon tak berdaun dipenuhi kabut tebal.Cahaya mentari berusaha memasuki pekatnya hutan yang rimbun dan pepohonan yang tumbuh rapat antara satu dengan lainnya. Tanah berwarna kecoklatan tua dipenuhi oleh berbagai lumut-lumut liar serta dedaunan yang
Baca selengkapnya
Bab. 9. Ranting Sembah II
Ranting Sembah IIKedubrakkk!!!Terdengar suara nyaring seperti ada sesuatu yang jatuh berdentum. Sumber suara dari arah utara hutan. Sepertinya, ada perkelahian yang melibatkan beberapa makhluk mistik. Saat ini kita kembali berjalan ke arah sumber suara. Ternyata! Seekor elang berkepala sembilan baru saja menghempaskan tubuh seekor kadal coklat. Inilah sumber suara tersebut. Tubuh kadal coklat jatuh menukik ke bumi dengan keadaan salah satu kakinya yang patah. Paruh elang berkepala sembilan memang terkenal tajam. Tak segan mencabik mangsanya seperti sayatan penjagal di tempat penjualan daging.Ekor kadal ini bercabang dua di belakang tubuhnya. Sedikit erangan keluar dari mulutnya dengan lidah menjulur. Naas bagi kadal ini karena berpapasan dengan elang pejantan yang sedang galau memikirkan sang betinanya. Dengan susah payah ia mencoba melarikan diri, bersembunyi di antara rerumputan di dekat rawa. Di bagian utara Ranting Sembah terdapat sebuah rawa isap. Yah, tepatnya rawa berlumpu
Baca selengkapnya
Bab. 10. Mutiara Penyerap Energi
Mutiara Penyerap EnergiDi sudut bagian portal yang lain….Tepatnya di sebuah dimensi berbatu yang tampak gersang. Tempat ini didominasi oleh hawa panas yang membuat dedaunan sekitarnya berbentuk kecil, jarang dan kecoklatan tua. Jenis tanaman yang cukup menggambarkan bagaimana daya hidup di tempat ini.Seorang wanita bungkuk menyeret kakinya satu-satu. Memasuki tanjakan berbatu terjal menuju ke tepian bagian dalam.Ada sebuah lorong tertutup di sana. Wanita bungkuk ini memiliki tanduk kecil di atas kepalanya. Mukanya merah terang dengan rambut kekuningan dan bertumbuh jarang. Tenang dia bukanlah nenek sihir seperti yang kamu bayangkan! Wanita ini salah satu budak bangsa bertanduk yang melarikan diri waktu dulu terjadi kerusuhan besar di dimensi asalnya. Ketika itu, terjadi kudeta internal di dalam hierarki pemerintahan bangsa Lor. Kejadian itu membuatnya terdampar di tempat ini. Duduk di antara salah satu bebatuan itu. Seorang pria berusia sekitar tiga puluhan. Matanya terpejam.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status