All Chapters of Daniel & Calista: Chapter 11 - Chapter 20
78 Chapters
Bab 11 Terpaksa Berbohong
“Callista, aku sudah membuatkanmu pasta. Kau makanlah.” Olivia memberikan pasta yang dia buat untuk Callista. Ya, pagi hari Olivia memutuskan untuk memasak. Pasalanya, hari ini Calista bangun terlambat. Dia tidak mau menunggu Callista terlalu lama.“Thanks,” Callista menarik kursi dan langsung duduk tepat di hadapan Olivia. Kemudian, dia mulai menikmati pasta yang dibuat oleh Olivia. “Callista, kemana pelayanmu? Kenapa dia belum datang? Menyusahkanku saja, jika ada pelayanmu pasti aku tidak perlu repot membuat sarapan,” ujar Olivia seraya menyesap coklat panas di tangannya. “Hari ini pelayanku datang jam sepuluh pagi. Aku sengaja memintanya untuk datang setelah aku berangkat ke rumah sakit,” jawab Callista. Olivia mendesah pelan. “Sejak dulu kau tidak berubah. Jika aku menjadi dirimu aku akan memiliki paling tidak dua sampai tiga pelayan.” “Jangan bicara yang tidak-tidak, Olivia,” Callista mengambil gelas yang berisikan orange juice lalu menyesapnya perlahan. “Callista, besok apa
Read more
Bab 12 Menghadiri Pesta
Callista mematut cermin, kini Callista sudah terbalut dengan gaun berwarna maroon. Gaun model x-straps membuat lengkukan indah tubuhnya begitu terlihat sempurna. Callista memoles make up tipis, dia menggulung rambutnya ke atas membuat leher jenjang terlihat begitu indah. Callista memakai perhiasan berlian untuk membuat penampilannya semakin sempurna namun tidak berlebihan.Hari ini Callista dengan terpaksa harus menemani Daniel. sesuai dengan keinginan dari Daniel Renaldy yang telah menjebak Callista. Hingga membuat Callista tidak bisa menolak permintaan dari pemilik rumah sakit tempat di mana dia bekerja. Dan ini adalah pertama kali bagi Callista pergi ke pesta bersama dengan seorang pria. Karena memang selama ini Callista lebih sering datang ke pesta bersama Jessica atau dengan Olivia.Dering ponsel terdengar, Callitsa mengambil ponsel di atas meja. Dia mengernyitkan keningnya ketika melihat nomor tidak di kenal mengirimkan pesan. Callista mengusap layar untuk membuka pesan dari nomo
Read more
Bab 13 Bertemu Rossa
Callista bisa bernapas lega, dia menyandarkan punggungnya di mobil Daniel. Setidaknya dia bisa selamat. Jika sampai Jessica melihat dirinya bersama dengan Daniel, dia yakin Jessica akan berbicara pada ayahnya. Callista melirik arloji kini sudah pukul sepuluh malam. Dia sudah mengirimkan pesan pada Daniel jika dia menunggu di tempat parkiran. Tidak perduli Daniel akan marah, nanti Callista akan mencari alasan yang tepat. Dia hanya tidak ingin jika Jessica melihatnya. Terpenting Callista sudah mencari alasan jika dirinya sedang sakit perut. “Kenapa kau pergi meninggalkan pesta?” Suara Daniel berseru dari arah belakang. Callista membalikan tubuhnya saat mendengar suara dari arah belakang. Callista tersenyum kaku saat melihat Daniel. Callista berusaha berpura-pura menunjukan jika perutnya sedang sakit. “Ah, aku bukan pergi dari pesta. Tapi perutku sakit.” Callista memegang perutnya, berusaha meyakinkan Daniel agar percaya padanya. Namun pria itu rupanya memasang wajah datar. Daniel mena
Read more
Bab 14 First Kiss
Daniel menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia menoleh dan menatap Callista. Tatapannya begitu santai melihat manik mata biru Callista. Dia mengulas senyuman tipis di wajahnya mengingat amarah Callista. “Jadi menurutmu, aku ini brengsek?” tanyanya dengan nada yang terlihat tidak perduli dengan apa yang dikatakan Callista. Callista menghunuskan tatapan tajam ke arah Daniel. “Kau membuang seorang wanita! Kalau bukan brengsek apa namanya?” tantang Callista.Daniel mendekatkan dirinya pada Callisa. Lalu menyunggingkan senyuman miring. “Well, aku akan menunjukan apa maksud dari kata brengsek.”Callista mengerjap, dia mencerna perkataaan Daniel. “Apa maksud-“Mata Callista membulat sempurna, saat Daniel menarik tengkuk lehernya. Dengan berani Daniel membenamkan bibirnya di bibir Callista hingga membuat Callista seakan membeku dan tidak mampu bergerak. Rasanya tubuh Callista ini begitu mati rasa, bahkan Callista sama sekali tidak bergeming.Bibir Daniel terus melumat dengan lembut bibir
Read more
Bab 15 Menerima Tawaran Mike
Daniel tersenyum saat Callista mematikan telepon darinya. Ya, nyantanya wanita itu memang sangat keras kepala. Kemudian, Daniel melangkah menuju ruang makan. Dia melihat orang tua dan adiknya sudah lebih dulu berada di ruang makan. Daniel berjalan masuk dan duduk di samping adiknya.“Morning ka,” sapa Grace saat melihat Daniel.“Morning,” balas Daniel singkat.Tidak lama kemudian, pelayan mengantarkan roti gandum dan kopi espresso untuk Daniel.“Daniel, tadi malam kau kemana?” tanya Alin sambal menatap Daniel yang tengah menikmati sarapannya.“Aku datang ke pesta pertunangan Jonathan,” jawab Daniel datar.“Kau datang ke pesta petuangan Jonathan?” kali ini Gio bertanya pada putranya itu. Karena yang dia tahu, biasanya Daniel jarang menghadiri pesta. Terlebih jika itu pesta pertunangan atau pernikahan.Daniel mengangguk samar. “Aku tidak mungkin tidak datang. Perusahaan kita cukup banyak terlibat kerja sama dengan Jonathan.”“Ka, apa kau pergi sendiri ke pesta?” Sudah sejak tadi Grace su
Read more
Bab 16 Dia Kekasihku
Callista merenggangkan lehernya, hari ini benar-benar sangat lelah. Dia melirik arloji kini sudah pukul lima sore. Hampir saja Callista lupa, dia memiliki janji dengan Mike. Callista mengambil tas di atas meja kerja, lalu berjalan keluar meninggalkan ruang kerjanya.Saat tiba di lobby, Callista melihat Mike sudah berdiri menunggunya. Callista tersenyum lalu melangkah mendekat ke arah Mike.“Hi Dokter Mike,” sapa Callista ketika sudah berada di hadapan Mike. “Bisakah di luar jam kerja cukup memanggilku dengan sebutan Mike?” pinta Mike, dia lebih nyaman jika Callista memanggilnya dengan sebutan nama.“Baiklah kalau begitu kau juga bisa manggilku Callista,” balas Callista. Dia juga lebih nyaman dipanggil nama, jika berada diluar dari jam kerja. Mike mengangguk setuju. “Lebih baik kita pergi sekarang.”“Tapi aku rasa kita tidak perlu membawa mobil, jarak kafe sangat dekat. Kita jalan kaki saja.” Jujur saja, Callista lebih menyukai berjalan kaki jika ke Kafe karena lokasinya sangat dekat
Read more
Bab 17 Kecewa
Keesokan hari, Callista duduk di sofa sembari menikmati ice cream vanilla di tangannya. Malam ini dia harus pergi menemani Daniel. Harus Calista akui, Daniel adalah sosok pria yang sempuna. Tampan, berkuasa dan memiliki segalanya. Namun, Callista kurang menyukai sikap semena-mena pria itu. Benar-benar menggunakan kekuasaan untuk mendapatkan apa pun yang diinginkan. Callista kembali mengingat sifat ayahnya, Michael terkenal selalu menggunakan kekuasaannya demi mendapatkan sesuatu.Seketika, Callista mengingat sesuatu. Callista menyambar ponselnya, dia langsung menghubungi Jessica. Terakhir Callista bertemu dengan Jessica di pesta pertunangan temannya Daniel. Dia tidak ingin itu terulang lagi. Jangan sampai Jessica melihat dirinya bersama dengan Daniel.“Kakak?” sapa Callista saat panggilan terhubung.“Callista? Ada apa? Kau baik-baik saja kan?” ujar Jessica dari seberang line.“Aku baik, ka. Aku hanya ingin bertanya apa kakak malam ini meemiliki acara?” tanya Callista yang berusaha untu
Read more
Bab 18 Permintaan Maaf
Hujan deras di pagi hari, membuat Daniel dan Callista yang masih tertidur pulas begitu enggan membuka mata mereka. Cuaca yang sejuk karena hujan membuat mereka saling berpelukan. Namun, di saat mereka tengah tertidur pulas Callista menggeliat merasakan ada tangan kokoh yang memeluk dirinya. Perlahan Callista mulai membuka kedua matanya.Saat Callita membuka, dia menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Memejamkan mata kembali, lalu Callista membuka matanya memastikan dengan apa yang dia lihat ini. Tapi ini benar-benar seperti nyata. Callista tersentak, menyadari ini adalah kenyataan.“Aaaaaaa,” Suara teriakan Callista begitu kencang saat menyadari Daniel memeluk dirinya. Mendengar suara teriakan Callista, membuat Daniel langsung membuka matanya. Callista mendorong kasar tubuh Daniel yang memeluk dirinya. “Apa yang kau lakukan di sini! Kenapa kau bisa ada di kamarku!” seru Callista meninggikan suaranya.Daniel mengambil bantal, dia tidak memperdulikan teriakan Ca
Read more
Bab 19 Menikmati Waktu Bersama
“Siapa pria yang menyerangmu saat di klub malam itu? Apa kau mengenal mereka?” Daniel menatap Callista penuh selidik. Ya, sejak pertemuan awal Daniel ingin bertanya siapa para pria yang menyerang Callista di klub malam waktu itu. “Aku tidak mengenalnya.” jawab Callista berbohong. Dia tidak mungkin memberitahukan Daniel tentang identitasnya. Lagi pula sejak dulu Callista memang sangat nyaman ketika orang mengetahui identitasnya yang seorang Dokter. Bukan tidak merasa bangga memiliki ayah seorang Micahel Hutomo. Tapi banyak orang yang menujukan wajah palsunya ketika tahu dirinya adalah putri dari Michael Hutomo.“Benarkah? Tapi aku merasa dia sangat mengenalmu,” balas Daniel yang masih menatap Callista penuh selidik. Callisa membuang napas kasar. “Aku tidak ingin membahasnya. Itu semua sudah lewat. Lebih baik kau bisa menanyakan yang lain.”“Yang lain?” Daniel tersenyum miring.Seketika Callista menyesal mengucapkan itu. Callista yakin setelah ini Daniel akan betanya banyak. Asatga Cal
Read more
Bab 20 Kedatangan Olivia
Suasana hening tercipta di dalam mobil. Sepanjang perjalanan pulang Daniel dan Callista hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun. Daniel fokus menyetir mobil, sedangkan Callista dia melihat ke arah luar jendela. Setelah berciuman dengan Daniel, Callista tidak berani menatap Daniel. Beruntung Daniel diam tidak membahas ciuman tadi. Jika Daniel membahas tentang ciuman tadi, Demi Tuhan rasanya Callista ingin melarikan diri.Bagi Callista, Daniel adalah sosok pria yang otoriter. Tidak hanya itu Daniel sama seperti ayahnya yang selalu menggunakan kuasa untuk mendapatkan apapun. Terlebih Daniel juga belum mengetahui identitas Callista. Semoga itu benar. Karena sangat mudah bagi Daniel mengetahui identitas Callista dengan membaca data tentang Callista di rumah sakit.Hal yang membuat Callista membenci dirinya adalah ketika tubuhnya merespon Daniel mencium dirinya. Harusnya Callista menghajar pria itu karena telah menciumnya. Tapi Callista tidak sama sekali menolak. Bahkan dirinya memberika
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status