Semua Bab Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia) : Bab 31 - Bab 40
74 Bab
Chapter 31
"Kita mau kemana? (Saat melihat tulisan GembiraLoka zoo) yakin nih, aku mau diajakin ke kebun binatang? Emang belum tutup jam segini? “ tanya Kayla dengan senyum meledek. “Belajar mengenal binatang...” jawab Dicky santai sambil tersenyum.Saat sampai, Dicky tidak mengajak masuk karena sudah terlihat pintu masuk sudah tertutup gerbang. Kayla mengikuti langkah Dicky yang sedari tadi menggandeng tangannya melewati deretan-deretan toko souvenir yang ada di dekat area parkiran. Toko-toko tersebut sudah mulai menata barang-barang untuk persiapan tutup. Saat melewati para pedagang sebagian menyapa akrab pada Dicky yang berjalan melewati mereka dengan tetap menggandeng tangan Kayla. “Eh, kita mau kemana? “tanya Kayla bingung sedari tadi digandeng mengikuti pria bertubuh tinggi itu. “Katanya mau ngilangin mata sembab karena abis nangis... “ jawab Dicky sambil masuk ke sebuah toko souvenir lumayan lebih be
Baca selengkapnya
Chapter 32
Sore kira-kira pukul 5 Kayla berpamitan pada keluarga Dicky untuk pulang ke Purworejo diantar Dicky. Terlihat Nada menangis karena ingin ikut Dicky tapi dilarang oleh ayah dan bundanya. Semua mengantar sampai teras, tak terkecuali Nada meski dalam gendongan kakeknya dan menyembunyikan wajahnya di dada pak Yuana.Diperjalanan Kayla terlihat begitu semangat dengan wajah penuh dengan senyuman. Dicky yang melihat raut wajah kekasihnya penuh senyuman akhirnya ikut melempar senyum pada gadis di sebelahnya itu.“Gimana keluargaku? Kamu nyaman sama mereka? (Kayla mengangguk) Sudah siap kan masuk dalam keluarga Darmawan? ““InshaaAllah... “ jawaban singkat dari mulut Kayla yang dibarengi senyum sambil memandang Dicky.Perjalanan pulang terasa sungguh menyenangkan hingga sampai di rumah. Raut wajah bahagia terpancar jelas dari dua sejoli itu. Setelah mengantarkan Kayla dan beristirahat sejenak Dicky langsung pamit untuk kembali ke rumahnya.
Baca selengkapnya
Chapter 33
Kayla masih duduk di tepi kasur dekat Dicky yang masih duduk bingung dengan keadaan saat itu. Dicky menggenggam tangan Kayla erat kemudian matanya ia kedip-kedipkan seperti mengusir pusing di kepalanya. Jihan yang melihat justru tersenyum sinis penuh kebanggaan karena obat yang ia suntikkan sudah mulai bereaksi.Melihat Dicky yang terlihat pusing, membuat Kayla mulai cemas dan mengkhawatirkan kekasihnya. Tangan kanannya diletakkan di jidat Dicky berniat mengecek kondisinya. Namun hal tak terduga justru dilakukan Dicky, ia menarik tubuh Kayla dan memeluknya erat. Melihat hal itu semua orang kaget dengan tingkah aneh itu, segera Aldi melepaskan pelukan Dicky dan menarik Kayla menjauh dari Dicky. Sedang Dicky yang mengetahui Kayla dijauhkan darinya segera mengejar dan hendak menariknya kembali namun sayang dihalangi tubuh Aldi yang tak kalah kekar dengan tubuh Dicky.“Kay, kamu menjauh... “ suruh Aldi.“Kayla... Sini Kay... “ ucap Dicky memo
Baca selengkapnya
Chapter 34
Jam dinding menunjukkan pukul satu dini hari, Dicky mulai membuka matanya. Kepalanya terasa pusing dan perutnya mual. Tanpa menyadari Kayla di sampingnya, ia segera berlari menuju kamar mandi dan segera memuntahkan isi perutnya. Karena pintu kamar mandi tidak ditutup terdengar jelas suara gemericik air kran dan suara Dicky yang berusaha mengeluarkan isi perut yang membuatnya mual. Mendengar hal itu Kayla terbangun dan segera menghampiri Dicky yang tengah berdiri di depan wastafel sembari membersihkan mulutnya.“Mas Dicky... Mas Dicky baik-baik saja kan? “ tanya Kayla dari pintu kamar mandi.“Kayla? Kamu di sini? “ tanya Dicky terkejut saat membalikkan badan.“Aku baik-baik saja, cuma mual dan sedikit pusing.” Jawab Dicky menghampiri Kayla dengan berpegangan tembok. “Kok kamu di sini tengah malam gini? “tanya Dicky penasaran. Melihat Dicky yang kesusahan menjaga keseimbangannya, Kayla seger
Baca selengkapnya
Chapter 35
Sore hari sekitar pukul empat mobil Dicky berhenti di depan rumah Kayla dengan sempurna. Si pengemudi segera keluar dan mengetuk pintu. Beberapa kali di ketuk akhirnya keluar juga si tuan rumah dengan muka lusuh dan rambut yang terikat tidak terlalu rapi. Iya tepat sekali yang membukakan pintu adalah Kayla.“Wa’alaikum salam.... “ jawab Kayla sambil membuka pintu dan meringis melihat Dicky di pintu.“Pasti belum mandi ya? “ tanya Dicky dengan senyum.“Lagi buat mandi Rafi. Makanya aku tiduran di bawah eh taunya kebablasan.... “ jawab Kayla sambil membenarkan ikatan rambutnya lebih rapi lagi.“Kok sepi? “ tanya Dicky sambil mendaratkan pantatnya di sofa ruang tamu.“Ayah sama ibu lagi pacaran (meringis) maksudnya lagi belanja keperluan rumah. Rafi sih tadi bilang katanya ketemu temannya, gak tahu deh orang nyiapin gitar segala tadi.. ““Kamu sendiri? “&ldquo
Baca selengkapnya
Chapter 36
Sampai di depan prodi suasana sepi karena jarang mahasiswa yang kuliah di saat weekend, juga karena jadwal kuliah saat weekend tidak banyak diambil oleh dosen sehingga kebanyakan jadwal kuliah lebih dipadatkan saat weekdays. Dian dan Resti menunggu di luar, sedang Kayla masuk menemui Dicky yang saat itu sedang berkemas memasukkan perlengkapannya ke dalam tas ranselnya. Kayla langsung menuju ruangan Dicky sebab dosen pun juga banyak yang tidak masuk, dan kebetulan pegawai TU sedang keluar.Mengetahui Kayla masuk ke ruangannya, Dicky segera menyelesaikan kegiatannya dan segera menggendong tas ranselnya.“Ayo... “ ajak Dicky setelah sempurna menggendong tasnya.“Kok ayo? Emang mau kemana? Kirain disuruh ke sini mau dikasih hadiah, bucket bunga ato apa gitu... Ternyata cuma suruh nyamperin mau pulang... ““Ada, tapi di mobil. Ayo.... “ ucap Dicky sambil menggandeng tangan Kayla.“Eh, aku sama Dian dan Resti. Gi
Baca selengkapnya
Chapter 37
Malam minggu kali ini tidak seperti biasanya, di rumah Kayla lebih ramai dari biasanya. Selain ada Dika yang baru saja pulang, ada juga saudara dekatnya yang sengaja menginap untuk acara Kayla besok siang. Ada pakdhe sekeluarga, saudara dari ayahnya. Pakdhe dari ibunya dan juga om dari ibunya. Semua dengan keluarganya, dan kebetulan tinggalnya masih di Purworejo, dan satu yang dari Magelang pakdhe dari ibunya karena bu Murni asli dari Magelang. Para laki-laki berkumpul di ruang tamu dengan ditemani camilan dan kopi panas. Sedang para ibu-ibu dan anak-anak kecil berkumpul di depan tv. Sementara para gadis seumuran Kayla berkumpul di ruang atas depan kamar Kayla dan Rafi. Semua terlihat bahagia karena bisa berkumpul dan bercerita bersama saling tukar pengalaman.Kayla dan dua gadis saudaranya tengah berkumpul di ruang atas. Mereka bercerita macam-macam, mulai dari interogasi tentang calon Kayla hingga calon Dika, bahkan obrolan mereka berlanjut tentang kesibukan da
Baca selengkapnya
Chapter 38
Sore itu Dika dan Kayla duduk santai di teras rumah. Kayla mencari uban di kepala Dika sambil sesekali iseng menjambak rambut kakaknya pelan.“Hey, sakit... Ah kamu sekarang gak sayang sama aku. Main jambak aja rambut orang. “ seru Dika sedikit kesal.“Sayang dong... (memeluk Dika dari belakang) kakak tersayang, sebelum nikah coba adiknya ini disenengin dulu. Beliin apa gitu, atau ajak main ke mana gitu... “ ucap Kayla penuh senyum.“Kamu mau apa? Coklat apa es krim? Aku beliin Kay... “ jawab Dika dengan mata terpejam dan kepala terangkat ke atas karena ditarik Kayla dari belakang.“Emang kamu mau apa Kay? “ suara yang tidak asing tiba-tiba ada di samping Kayla dan pemilik suara kemudian duduk santai di sampingnya.Tidak hanya Kayla yang kaget, rupanya Dika pun juga terkejut mendengar suara itu tiba-tiba ada di belakangnya.“Mas Dicky?! Kapan datangnya? Gak tahu beneran, mobilnya mana? Ko
Baca selengkapnya
Chapter 39
"Besok saya kabari Kayla nya ya tante, om....”“ Apa tidak bisa sekarang saja? “ tanya ayah Ilham. “Dia lagi ada acara keluarga di luar kota om. Kemarin juga habis tunangan, jadi hari ini rumahnya kosong. Mengenai hal ini saya harus bicara langsung, om tante. Seumpama keadaan Ilham karena Kayla bertunangan, pasti nantinya juga harus banyak melibatkan Kayla dalam proses membantu Ilham sembuh. Dan saya juga tidak mau dituding jadi penyebab timbulnya masalah antara Kayla dan tunangannya. ““Iya, kalau masalahnya karena itu. Benar juga kata kamu mbak Dian... “ jawab ayah Ilham. “Iya, om... Besok saya akan datang menjenguk Ilham, siapa tahu dia ingat dan mau cerita banyak pada saya. ““Iya mbak Dian... Kami tunggu di rumah ya. Nanti hubungi nomor tante yang tadi tante kasih itu ya... ““Iya tante... ““Kalau gitu, kita pamit ya... Ayo pa... &ldq
Baca selengkapnya
Chapter 40
Malam minggu Kayla habiskan bersama keluarganya di rumah dengan menonton televisi bersama dan mengobrol penuh kehangatan. Tidak ada acara apel malam minggu bagi Kayla, karena Dicky memang lebih sering menghabiskan waktu di Yogyakarta bersama keluarga dan mengurus pekerjaannya. Namun saat Dicky jadwal mengajar di Purworejo maka hari itulah saat mereka bertemu. Sehingga meski weekend sekalipun Kayla dan Dicky tidak ada acara apel-apelan ala anak muda kebanyakan.Disaat sedang asyik menyaksikan acara televisi, ponsel Kayla berteriak lembut memberi tahu jika ada sebuah pesan masuk. Karena ponselnya berada di sebelahnya, dengan segera langsung ia buka pesan yang masuk. Sederet nomor dengan nama kontak ‘mas Aldi ‘ mengirimkan pesan WA.[Kay, aku balik tadi sore ke Purworejo. Gimana apa besok kita bisa ketemu sama Dicky juga?]Membaca pesan itu Kayla tersenyum dan terlihat sedikit berpikir. Hingga akhirnya ia segera mengetikkan balasan untuk pesan dari Aldi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status