Semua Bab Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia) : Bab 21 - Bab 30
74 Bab
Chapter 21
Selesai makan dan membereskan semua perlengkapan, semua berada di ruang depan. Pak Hermawan dan bu Murni duduk di sofa yang menghadap ke pintu, Dika dan Rahma duduk di sofa panjang yang menghadap ke kamar depan. Sementara Kayla, Dicky dan Rafi memilih duduk di bawah menyandar pada sofa yang tak berpenghuni. Rafi memilih untuk dekat dengan Dicky, entah bagaimana Rafi terlihat akrab dan dekat dengan Dicky meski mereka belum lama kenal. Kayla duduk di samping Dicky sambil membuka-buka hp milik Dicky.“Eh, bukannya ini adik tingkat ku ya? Yang sok cantik dengan dandanan waoo itu kan? “ tanya Kayla lirih menunjukkan salah satu chat WA di hp Dicky yang tanpa nama.“Iya... Kamu kenal?” tanya Dicky balik.“Gak lah... Cuma tahu aja. Aku hapus gakpapa kan? “Dicky hanya mengangguk dan tersenyum menjawab ucapan Kayla. Dicky sudah begitu percaya pada Kayla hingga sandi hp nya ia tunjukkan pada Kayla. Ia juga tidak merasa k
Baca selengkapnya
Chapter 22
Pagi hari rutinitas Kayla bersama anak-anak didiknya terlihat lebih santai. Tidak ada kejadian murid yang berkelahi ataupun kecelakaan kecil sehingga benar-benar hari yang menenangkan bagi Kayla. Semua muridnya hari ini terlihat sangat manis, penurut dan juga pintar semua. Entah semua itu karena suasana hati Kayla yang sedang bahagia ataukah memang kenyataan yang sama dirasakan oleh guru yang lain. Entahlah mungkin karena aura asmara membuat suasana hatinya menjadi lebih ceria.Setelah murid-muridnya pulang, segera Kayla membereskan mejanya dan mengemas barang-barangnya ke tas untuk kemudian pulang ke rumah. Sampai di rumah pun setelah membersihkan diri, ia mengambil laptopnya dan memulai melanjutkan pengerjaan skripsinya. Berharap esok bisa bimbingan dengan Prof. Subagja sekaligus bisa ketemu dengan Dicky meski hanya sebentar.Semangat Kayla menyelesaikan skripsi tak lain karena ingin segera bisa wisuda juga karena kedekatannya dengan Dicky saat ini. Keinginannya sete
Baca selengkapnya
Chapter 23
Kayla PovSiang itu setelah keluar dari sekolah tempatnya mengajar Kayla segera melajukan motornya ke kampus. Dengan hati bahagia bak baru saja mendapat bongkahan berlian ia  melaju melewati jalanan Purworejo yang cukup ramai dan indah menurut Kayla. Suasana biasapun akan menjadi indah bagi seorang yang tengah berbunga-bunga karena akan bertemu dengan pujaan hatinya sebelum ia mengikuti rapat.Hampir sampai di kampus tiba-tiba sepeda motor yang ia naik berhenti tanpa mendapat komando dari  si pengemudi. Dicoba berkali-kali dinyalakan namun tetap saja tidak berhasil. Seketika ia melihat arloji yang melilit tangan kirinya dengan penuh kecemasan.“Ya ampun, setengah jam lagi dia rapat. Ini motor kenapa berhenti mendadak sih... “ gerutu Kayla sambil mengamati motornya. Mulai ban ia periksa semua ternyata tidak ada masalah, kemudian ia memandangi motor itu penuh iba karena meski dilihat-lihat oleh dirinya sepeda motor itu tidak terlihat sakit at
Baca selengkapnya
Chapter 24
Sore hari yang cerah, udara tidak terlampau panas sinar mentari berwarna orens mulai bersinar. Di teras dekat kolam kecil Kayla dan ayahnya duduk santai berdua sambil memberi makan ikan-ikan yang kini berubah kecil sejak acara bakar-bakar sebelumnya. Sedang ayahnya membersihkan daun kering yang jatuh di pot-pot kecil pohon bonsainya.“Yah, besok mas Dika itu lamaran langsung apa baru tunangan sih? ““Lamaran, gak tunangan segala. Selang sebulan dua bulan terus nikah, kasihan anak orang kalau tunangan segala dan jaraknya lama sampai pernikahan. ““Emang kenapa yah? ““Perempuan kalau tunangan dan jaraknya lama itu ibarat kupu-kupu dia gak bisa lagi terbang bebas. Padahal setelah tunangan biasanya godaannya lebih besar. Laki-laki juga kalau sudah tunangan terkadang suka berfikiran kalau tunangannya itu adalah miliknya jadi yang ditakutkan tidak bisa mengerem nafsunya. Itu kalau pandangan ayah... “&ldqu
Baca selengkapnya
Chapter 25
Malam Itu suasana ruang pelatihan masih terlihat ramai meski jam di dinding ruangan sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Terlihat para peserta yang semua anggotanya adalah dosen itu tengah memperhatikan penjelasan dari pembicara pelatihan sambil sesekali mereka memandangi laptop masing-masing untuk mengerjakan tugas dari pembicara. Tak terkecuali juga dengan Dicky yang tengah fokus dengan pelatihan malam itu.Anggota pelatihan mayoritas sudah berumur, namun beberapa juga masih muda termasuk Dicky yang saat ini duduk di barisan nomor dua bersama peserta lain. Sesekali ia melihat walpaper dari tampilan laptopnya, iya foto dirinya bersama Kayla yang terlihat sangat bahagia. Ia tidak bisa membuka hp nya karena adanya aturan saat penyampaian materi hp dinon-aktifkan.Semua peserta bisa menghubungi keluarganya hanya di saat istirahat dan saat malam ketika selesai semua sesi pelatihan atau jika pagi maka pagi sekali sebelum acara dimulai.Beberapa menit kemudian sesi
Baca selengkapnya
Chapter 26
Pagi hari saat mentari mulai menampakkan sinarnya, keluarga pak Hermawan sudah siap semua untuk aktifitasnya masing-masing. Pak Hermawan dan Kayla sudah siap dengan seragam kerjanya, Rafipun sudah siap dengan seragam sekolahnya. Semua berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama sebelum berangkat. Disela-sela makan sesekali mereka ngobrol ringan.“Fi, dah selesai belum? Ayah tunggu di luar ya... “ ucap pak Hermawan pada Rafi kemudian menuju teras diikuti bu Murni.Setelah selesai Rafi dan Kayla menuju ke teras, Rafi ikut berangkat bareng ayahnya sedang Kayla salaman mengantar ayah dan adiknya berangkat. Karena Kayla agak siang dibanding adiknya maka Kayla lebih sering masuk lagi dan mencuci piring bekas sarapan, baru setelahnya bersiap menggunakan jilbab dan persiapan yang lain baru kemudian berangkat.Saat mencuci piring Kayla teringat ucapan Dicky semalam jika ia merasa hal aneh tentang dirinya, dan saat yang sama ia tengah bertemu dengan Aldi wal
Baca selengkapnya
Chapter 27
Siang itu menjelang waktu istirahat pelatihan Dicky sudah ditutup artinya ia bisa kembali menikmati hari-harinya dengan leluasa. Hari-hari sibuknya bisa kembali ia rangkul dan tentu saja ia lebih mudah untuk komunikasi dan bertemu dengan kekasihnya kembali.Selesai penutupan kegiatan, semua peserta segera menuju kamarnya masing-masing untuk mengambil barang, tak terkecuali juga dengan Dicky. Sampai di kamar ia segera mengambil tas ransel yang berisi pakaian dan perlengkapannya yang sudah ia bereskan tadi malam.“Langsung pulang kan pak? “ tanya Dicky pada teman sekamarnya.“Iya mas, anak saya sudah nanyain terus. Nanti ambil surat tugas sama jatah makan dulu sebelum pulang... “ jawab lelaki yang lebih tua dari Dicky kira-kira 6 tahunan itu.“Iya mas... Pasti senang tuh putrinya kalau tahu ayahnya pulang. Ayahnya juga senang banget pasti karena bisa ketemu lagi sama ibu dari anaknya... “ledek Dicky.“Pasti d
Baca selengkapnya
Chapter 28
Pagi saat semua orang sedang bermalas-malasan di tempat tidurnya karena hari minggu, Kayla dan bu Murni sedang membuat kue untuk dibawa Kayla ke rumah Dicky. Kayla terlihat serius dan semangat membantu ibunya. Sesekali bu Murni tersenyum melihat anak gadisnya itu kini sudah dewasa, sudah hendak dikenalkan pada keluarga kekasihnya. Padahal seperti baru kemarin ia melihat Kayla berebut mainan dengan Rafi dan berujung tangisan salah satu dari mereka.“Kay... Bukannya kemarin kamu sudah beli tiket kereta? ““Sudah bu, tapi dibatalin kemarin karena mas Dicky kan semalam nginep di mess dosen supaya pagi bisa jemput aku. Malah gak perlu susah payah ke stasiun juga kan bu? “ jawab Kayla senang sambil membantu mencetak kue kering di hadapannya.“Syukurlah kalau gitu, ibu juga senang kamu dekat dengan laki-laki dewasa dan tanggung jawab seperti Dicky.” Ucap bu Murni yang ditanggapi Kayla dengan tersenyum. “Serasa baru
Baca selengkapnya
Chapter 29
Di rumah Dicky terlihat Sella yang sedang sibuk menata makanan di meja makan bersama mamanya. Dengan tingkah lucu seorang anak kecil ikut membantu dengan pintar.“Mama dah pernah ketemu sama ceweknya Dicky? Orangnya gimana ma? “ tanya Sella penasaran tentang Kayla.“Pernah diajakin ke sini sekali. Kalau menurut mama sih anaknya baik, lugu, gak neko-neko juga. Dia mahasiswinya sendiri... ““Hahahaha... Lama sendiri ternyata nunggu muridnya gede ya dia. “ ujar Sella sambil tertawa.“Selisihnya juga gak jauh kok, kalau gak 5 ya 6 tahun. Udah mau wisuda dia... (Sella manggut-manggut) Kalau dibanding Jihan jelas beda kak, ini tertutup terus sedang Jihan kan cewek kota. ““Nanti kalau perlu make Over biar Sella ajakin ke salon ma, biarin aja itu om gantengnya Nada modalin. (tersenyum) Kalau papa gimana? ““Baru mau ketemu ini, kemarin papa sempat bilang kalau kamu udah cocok gak usa
Baca selengkapnya
Chapter 30
"Habis ini kita pulang ya kak? “ tanya Dicky pada Sella.“Nada mau main dulu om, jangan pulang dulu ya... “ rengek Nada.“Nanti Nada sama ayah bunda ya mainnya. Om Dicky sama tante pulang duluan... “ bujuk Sella.“Gak mau, Nada mau mainnya sama om ganteng. “Sella dan Rudi terlihat bingung, mereka paham jika Kayla tidak nyaman berada di tempat yang sama dengan Jihan. Sedang Jihan selalu cari perhatian Dicky yang tentu saja membuat Dicky merasa tidak enak hati dengan Kayla.“Temenin Nada bermain dulu ya... “ pinta Kayla pada Dicky.Setelah memandang Kayla beberapa saat dan Kayla mengangguk memastikan setuju, barulah Dicky bicara pada Nada.“Nada... Om temenin, tapi sebentar aja ya... “Mendengar ucapan Dicky langsung gadis kecil itu bersorak sorai kegirangan.“Eh, aku ikut ya... Lagi bosen kerja mulu, pingin refreshing juga. Gakpapa kan? Makasih ya. &
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status