All Chapters of Kubiarkan Istriku Mengerjaiku: Chapter 11 - Chapter 17
17 Chapters
Sarapan
Devi terbangun dan mengusap matanya. Terlihat tubuh indahnya hanya tertutupi selimut. Dipandangnya jam yang tergantung di dinding kamar apartemennya. Saat itu, jam sudah menunjukkan pukul 12.48! Pantas saja ia terbangun. Perutnya kini terasa lapar. Setelah semalam dan pagi tadi ia mencapai puncak kenikmatan beberapa kali, kini tubuhnya terasa benar-benar lemas, seakan meminta asupan makanan. Ditambah sebelum itu ia memang merasa kurang sehat. Namun semua keletihan yang dirasakan pada tubuhnya seakan sirna ketika ia melihat Hendra yang masih terlelap di sampingnya. Pelukan Hendra seakan tidak ingin untuk dilepas ketika ia berusaha memindahkan tangan Hendra dari tubuhnya. Devi pun hanya tersenyum melihat kelakuan Hendra itu.Sesaat kemudian ia sudah berhasil bangkit dari tempat tidurnya untuk menuju kamar mandi. Diputarnya keran shower untuk langsung membilas tubuhnya yang memang sudah telanjang ketika tertidur tadi. Kedua tangannya yang berisi sabun cair mulai mengusap sekujur
Read more
Mulai Penasaran
Mereka masih terlihat asyik menikmati kopi dan teh masing-masing setelah selesai memakan omelette buatan Devi. Sambil meminum tehnya, Devi terdengar memberanikan diri untuk bertanya "Tadi pagi, siapa yang nelpon? Pacarmu?" tanya Devi sambil meminum tehnya. Hendra yang mendengar pertanyaan dari Devi itu seketika terkekeh. "Ciieee.. yang nguping pembicaraan" goda Hendra menanggapi pertanyaan Devi itu. Ia tak menyangka, pembicaraannya tadi pagi di telpon diketahui oleh Devi yang dikiranya masih tertidur. Devi pun kemudian menyanggah tuduhan Hendra. "Lho..kamu nelpon di sampingku, masa iya aku ga denger suaramu? Tapi mataku masih terlalu ngantuk untuk menguping pembicaraan kalian.." sahut Devi mencoba membela diri. Kali ini Hendra hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Devi itu."Itu tadi pagi mamaku yang telpon. kenapa.. kamu cemburu sama mamaku?" Hendra kembali menggoda Devi dan membuatnya menjadi salah tingkah untuk kesekian kalinya. "Oh..mama mu. Ga lah..ngapain
Read more
Dapur pun Menjadi Saksi
Baru kali ini Devi menemukan sosok seperti Hendra. Andri pria beristri yang menjadikan Devi selingkuhan, bahkan bukanlah merupakan sosok sepanas dan selihai Hendra dalam bercinta. Selain materi yang didapatnya melalui Andri, sebagai seorang wanita yang memiliki libido tinggi, bathinnya juga mendambakan kehidupan seksual yang menyenangkan. Hal ini kini dirasanya sudah terpenuhi oleh keberadaan Hendra yang benar-benar mampu memberikan kebutuhan birahinya. Seperti yang sekarang sedang mereka lakukan. Meja dapur yang berisikan peralatan memasak yang masih berantakan pun dijadikan tempat bercinta oleh Hendra yang memang benar-benar pandai dalam membangkitkan hasrat seksual Devi yang ketika itu masih sibuk mencuci piring.Tanpa berpikir panjang, Hendra mengangkat tubuh Devi yang sudah berdiri di hadapannya. Tubuh yang bagian depannya sudah setengah terbuka itu, didudukkannya di meja dapur permanen di samping tempat cuci piring. Devi terlihat pasrah dengan perlakuan Hendra yang mula
Read more
Awal Sebuah Keterbukaan
Hendra mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu apartemen Devi. Kemaluan mereka masih menyatu. Bibir mereka masih terlihat saling melumat. Diremasnya pantat Devi yang padat dan kenyal itu seakan menyuruhnya untuk bergoyang di atas pangkuannya. Devi pun mengerti akan kemauan Hendra. Seakan ingin membalas melayani kemauan Hendra, Devi pun mulai bergerak diatas pangkuan Hendra mempertontonkan goyangan erotisnya. Dengan posisi seperti itu, ia merasa leluasa menggerakkan pinggulnya. Kepala Hendra ditenggelamkannya diantara payudaranya. Hendra pun mencium dan menjilatinya puting payudara Devi secara bergantian, kiri dan kanan. Devi terlihat mendongakkan kepalanya menahan kegelian pada kedua payudaranya yang lagi-lagi menjadi obyek permainan lidah Hendra. Ia pun semakin dibuat agresif untuk menggoyang batang kejantanan Hendra.
Read more
Keterbukaan Akan Masa Lalu
Setelah selesai mandi, kini mereka sudah terlihat berbaring di atas tempat tidur Devi. Dengan posisi tidur berdampingan, kepala Devi bersandar manja di atas dada bidang milik Hendra yang membuat rambut halusnya menjadi obyek belaian tangan Hendra. Iringan musik romantis yang sengaja diputar Devi di handphonenya, mengiringi kemesraan mereka di atas tempat tidurnya. Hendra terlihat mulai yakin untuk menceritakan latar belakang keluarganya kepada Devi, yang entah kenapa setelah sekian kali bercinta, Hendra menilai Devi bukanlah sosok gadis seperti kebanyakan lawan jenis yang selama ini dikenalnya, yang begitu mengetahui latar belakang keluarganya, hanya menginginkan kekayaannya saja. Ia pun jadi semakin yakin bahwa Devi adalah sosok yang tepat menggantikan Gina, gadis di masa lalunya yang masih membayanginya hingga kini.Hendra pun mulai menceritakan kehidupannya kepada Devi, dari mulai latar belakang keluarganya, usaha papanya yang nantinya akan diwariskan kepadanya, hingga ken
Read more
Alasan Menjadi Selingkuhan
'Gadis simpanan?' seakan tak percaya, Hendra terlihat masih terdiam dan bertanya sendiri dalam hati. Perkataan Devi yang baru saja didengarnya masih belum benar-benar bisa dicerna dengan akal sehatnya. 'Bagaimana mungkin, gadis secantik dan semenarik Devi bisa menjadi simpanan dari seorang pria beristri? Apakah dia tidak bisa mendapatkan lelaki lajang untuk dijadikannya sebagai kekasih?' Hendra masih berkutat dengan pikirannya sendiri manakala suara Devi mengagetkan lamunannya."Kenapa kamu diam setelah mendengarnya? Apa sekarang kamu beneran jadi ilfil sama aku?" pertanyaan Devi itu seakan memecah keheningan di atas tempat tidur Devi. Keheningan yang terjadi sesaat ketika ia mulai menceritakan tentang siapa dirinya. Kini Devi pun menunggu reaksi Hendra sembari berharap apa yang ditakutkannya tidak menjadi kenyataan. Ia yang sedari tadi masih membelakangi Hendra dengan tubuhnya seketika berbalik dan memeluk Hendra seakan tak ingin kehilangan. Kepalanya pun kemba
Read more
Keseriusan
Mendengar pertanyaan Hendra itu, membuat gairah seksual Devi yang baru saja bangkit, menjadi kembali menurun. Padahal ia baru saja menikmati ketika Hendra mulai menciumi lehernya. Ia pun teringat untuk menguji keseriusan Hendra pada dirinya. Dan kemudian, "Emang kenapa kalo dia datang? Kamu ga mau memperjuangkanku di depannya?" sambil menatap mata Hendra yang tepat berada di depannya, Devi berusaha menanyakan dan menguji keseriusan Hendra.Hendra yang menyadari tatapan tajam Devi menjadi terkekeh dibuatnya. Sambil sedikit tertawa ia pun menjawab "Haha... aku bisa aja memperjuangkan kamu. Tapi sekarang kembali ke dirimu sendiri dulu dong, seberapa besar perasaanmu sama dia? Masa iya aku memperjuangkan orang yang masih menyimpan perasaan sama orang lain dihatinya? Berjuang sendiri dong namanya..." Hendra terdengar menjawab pertanyaan Devi dengan kalimat yang membuat Devi berpikir.Seketika itu Devi menjadi terdiam dibuatnya. 'Benar juga. Apakah aku sudah tidak memiliki p
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status