Semua Bab Kubiarkan Istriku Mengerjaiku: Bab 1 - Bab 10
17 Bab
Sesampainya di Apartemen
“Hey..ini gimana caranya? Kok susah dibuka ya?” tanya Devi kepada Hendra yang terlihat kesulitan membuka pintu mobil Hendra. Ketika itu mereka baru saja sampai di parkiran basement apartemen Devi. Pengaruh 3 botol wine yang tadi diminumnya di café bersama Hendra, tampaknya lumayan mengurangi konsentrasi Devi ketika itu hanya untuk sekedar membuka pintu mobil. Hendra yang berada di kursi kemudi, kemudian mencoba membantu Devi membuka pintu itu dengan tangan kanannya sehingga membuat wajah mereka kini saling berhadapan. Dalam situasi seperti itu, wajah Devi makin memperlihatkan kecantikannya. Hendra memang sudah terpesona melihat kecantikan Devi sejak awal perjumpaan mereka di kafe tadi. Ditambah situasi lampu penerangan area parkir basement yang agak gelap membuat wajah Devi terlihat menggairahkan dari jarak yang lebih dekat sepert
Baca selengkapnya
Pemanasan Berujung Nikmat
Tarikan tangan Hendra seketika mengagetkan Devi dan membuatnya berbalik yang kala itu mereka baru saja memasuki unit apartemen Devi. Belum sempat Devi menaruh handbag yang masih melingkar di lengannya, tangan kiri Hendra sudah dengan sigap menarik pinggangnya sehingga kini mereka sudah berdiri dengan posisi saling berhadapan. Hendra sengaja melebarkan kedua kakinya sehingga Devi bisa masuk dengan sempurna ke dekapannya. Kedua tangan Hendra sudah melingkar di pinggang ramping Devi. Suara pintu apartemen yang terdengar tertutup dengan cukup keras ketika Hendra mendorong dengan kakinya seakan menjadi pertanda akan dimulainya permainan panas mereka. Wajah mereka kini kembali saling berhadapan. Wangi parfum mahal nan menggairahkan milik Devi dan aroma wine yang tadi tercium di mobil, kembali menggugah hasrat terpendamnya. Tatapan matanya seolah
Baca selengkapnya
Berlanjut di Atas Ranjang
Devi terdiam beberapa saat untuk mengatur nafasnya. Tubuhnya sekarang lemas tak berdaya akibat guncangan hebat puncak kenikmatan yang baru saja dialaminya. Ia berusaha menetralisir sekujur tubuhnya. Mukanya merah merona tersipu malu. Ia tidak menyangka, Hendra yang belum memulai permainan sesungguhnya tapi sudah berhasil membuat dirinya mencapai puncak kenikmatan hanya dengan foreplay! Hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sensasi seperti apa yang bakal ia dapatkan ketika permainan yang sesungguhnya terjadi? Begitu gumamnya dalam hati.
Baca selengkapnya
Puncak Permainan
“Ndra..cepetan masukin..aku uda ga tahan..” Devi terdengar memohon kepada Hendra dengan sedikit mendesah. Ia pun seketika membuka kedua kakinya dan memperlihatkan vaginanya yang memang terlihat sudah sangat basah. Hendra hanya bisa tersenyum mendengar desahan permohonan Devi itu. Batang kejantanannya yang sedari tadi sudah berdiri tegak maksimal, mulai diarahkannya ke vagina Devi. Digesekannya kepala batang kejantanannya pada bibir vagina dan clitoris Devi naik turun sehinnga membuat Devi menggelinjang menahan geli tak karuan. “Ssshhh..hhaahh..ssshhh..hhmmph” tarikan serta hembusan nafas Devi terdengar mengiringi permainan ujung batang kejantanan Hendra pada bibir vaginanya.. Bleeesss! seketika Hendra terlihat sukses memasukkan batang kejantanannya pada liang vagina Devi tanpa hambatan dikarenakan vagina itu sudah cukup basah sedari tadi.
Baca selengkapnya
Mama Hendra
Hendra Sulistya, seorang calon pengusaha tampan berusia 26 tahun. Ia memiliki postur tubuh yang atletis. Dada yang bidang, perut yang rata serta lengan dan kaki yang padat berisi, membuat bentuk tubuhnya terlihat begitu ideal. Hendra merupakan anak tunggal seorang pengusaha sukses bidang perhotelan. Beberapa hotel besar nan mewah di kawasan pariwisata negara ini, berada di bawah perusahaan papanya. Hal inilah yng membuat Hendra memiliki nilai lebih di mata kaum hawa yang mengenalnya. Tampan dan berpostur tubuh atletis serta kaya raya, membuatnya seakan-akan menjadi calon suami idaman bagi para gadis, terlebih bagi mereka yang mengetahui latar belakang keluarganya.
Baca selengkapnya
Awal Perjumpaan
Malam sebelum kejadian di apartemen Devi, ketika itu :‘Akhirnya selesai juga laporan ini...’ Hendra bergumam sendiri di ruang kerjanya. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya hari itu. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Hendra mulai bergegas merapikan ruang kerjanya. Malam itu ia berencana pergi ke kafe favoritnya yang memang sudah direncanakannya. Tempat dimana ia biasanya menghabiskan malam dan menikmati live music, melepas penat dari lelahnya bekerja. Terlebih hari ini adalah hari jumat, waktu yang tepat untuk menghabiskan malam me
Baca selengkapnya
Sebelum Bertemu Hendra (Devi POV)
"Tiinngg..tooonngg..." suara bel di apartemennya mengagetkan Devi siang itu. Badannya masih terasa lemas untuk sekedar bangkit membukakan pintu. Hari itu Devi tidak bekerja mengingat kondisi badannya yang tiba-tiba demam ketika bangun tadi pagi. Ia sudah menelpon ke hotel tempatnya bekerja untuk meminta ijin bahwa hari ini tidak dapat pergi bekerja dikarenakan sakit.'Tiiinngg..tooonngg...' suara bel itu kembali berbunyi. Kali ini Devi terpaksa untuk bangun membukakan pintu karena ia tinggal hanya seorang diri di apartemen itu. "Sebentar..." sahutnya sambil bergegas bangun dari tempat tidurnya di tengah kepalanya yang terasa sangat berat. Ia pun terlihat malas melangkahkan kakinya menuju ke pintu itu."Halooo sayang, gimana keadaanmu?" sapa seorang pria begitu pintu itu dibuka. Pria itu langsung masuk ke apartemennya. Setelah menutup pintu dan menaruh tas belanjaan yang dibawanya, pria itu langsung memeluk tubuh Devi dan memberinya kecupan di kening Devi."Kamu
Baca selengkapnya
Pergi ke Dokter (Devi POV 2)
Sore itu Andri menepati janjinya untuk mengantar Devi ke dokter. Sepulangnya kerja ia langsung menjemput Devi ke apartemennya. "Bagaimana keadaan mu sayang?" tanya Andri sambil mengecup kening Devi, kebiasaan yang memang selalu dilakukannya begitu ia memasuki apartemen Devi. "Udah mendingan kok.. cuma kepala aja yang masih pusing.." sahut Devi seperlunya. Ia tampak masih kesal karena pertanyaannya tadi siang mengenai kejelasan hubungan mereka tidak mendapat jawaban. Andri yang menyadari dinginnya sikap Devi, tidak terlalu menghiraukannya. Ia langsung menyuruh Devi untuk bergegas dan tak berapa lama, mereka pun sudah tampak keluar dari unit apartemen Devi untuk kemudian menuju ke mobil Andri yang berada di parkiran basement apartemen itu.Langit senja yang tampak kemerahan mengiringi laju mobil Andri menuju klinik yang biasa dikunjungi Devi ketika sakit. Jam pulang kerja seakan memberi peran akan padatnya lalu lintas yang mereka lalui. Untungnya klinik itu berjarak tidak terla
Baca selengkapnya
Kejutan Berujung Pertengkaran (Devi POV 3)
Semilir angin pantai yang berhembus di sore hari yang cerah itu seakan menyambut kedatangan Devi dan Andri di sebuah restoran pinggir pantai. D atas lantai kayu, tampak sebuah meja dengan dekorasi khusus sudah disiapkan untuk mereka. Sekeliling meja ditaburi serpihan bunga mawar merah berbentuk hati. Meja yang terletak hanya beberapa meter dari bibir pantai itu tampak begitu romantis. Kedatangan mereka pun disambut pelayan yang memang sudah menunggu di dekat meja tersebut dengan seikat rangkaian bunga di tangannya.Terlihat senyuman manis pada wajah Devi begitu ia menerima rangkaian bunga itu. Kartu kecil yang bertuliskan "for someone special" semakin membuat Devi terlihat bahagia. "Makasi ya Mas.." sahutnya seraya memeluk tubuh Andri yang juga terlihat ikut senang melihat selingkuhannya kini tersenyum bahagia. Setelah dipersilahkan duduk, mereka pun tampak menikmati welcome drink yang disajikan.Andi memang begitu lihai dalam menyusun rencananya
Baca selengkapnya
Permainan di Pagi Hari
Hendra masih larut dalam lamunannya pagi itu di atas tempat tidur apartemen Devi.Baru saja ia tersenyum sendiri memngingat awal mula pertemuannya dengan Devi semalam. Terlihat Devi yang berada di samping kirinya masih tertidur nyenyak dan kini membelakanginya. Lingerie hitam yang semalam digunakannya sebelum tidur terlihat tersingkap, memperlihatkan paha dan pantat Devi yang putih mulus itu. Gairah Hendra tiba-tiba bangkit melihat pemandangan indah yang terpampang jelas di depannya. Disingkapnya rambut Devi untuk kemudian mencium dan menjilati telinga Devi yang masih tertidur itu. Tangan kanan Hendra mulai meraba paha kanan Devi yang terlihat benar-benar menggairahkan dengan kulitnya yang putih mulus. Ketika tangan Hendra sampai di lutut Devi, ia kemudian mencoba mengangkatnya hingga kini selangkangan Devi terlihat jelas memperlihatkan vaginanya yang masih ditutupi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status