Semua Bab Psychopath Love: Bab 51 - Bab 60
83 Bab
51.JUJUR
"Aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian." Johan yang sedari tadi hanya bermain dengan kedua keponakannya tiba-tiba angkat bicara. Semua yang berada di ruang keluarga itu menghentikan pembicaraan dan menoleh padanya. "Apa ada sesuatu tentang Lira yang belum kau ceritakan pada kami?" Liana bertanya penuh harap. "Ini memang ada hubungannya dengan Lira. Tapi bukan soal itu sayangnya." Johan menyesal. Liana terlihat kecewa. Ia kembali merebahkan punggungnya ke sofa. "Apa kau ingin tambahan uang saku,Jo?" James terkekeh.Jasmine mengulum senyum menahan geli mendengarnya. Johan menarik salah satu ujung bibirnya. Candaan yang tak lucu. Karena jelas James dan Jasmine tahu,sejak dulu Johan tak pernah mendapat uang saku yang cukup.
Baca selengkapnya
52.KASIH IBU
"Sayang kau tak pernah merasakan pelukan Mama ya,Jo..?" James menyandarkan diri pada samping mobil. Ia membandingkan pundak Johan dan dirinya yang bersisihan.Tanpa sepengetahuan Johan. Wajah pria berkacamata itu sedikit masam. Dalam hal tinggi badan pun,ia kalah dengan adiknya. Entah karena terdoktrin Papa nya, atau ada hal yang lain. Tapi dalam hati James,ia juga menyalahka Johan atas kematian Ibu mereka. Dan sialnya,Johan pula lah yang paling mirip dengan sang Ibu. Bahkan di banding Jamine sekali pun yang notabene seorang wanita. "Kau tahu kenapa aku memilih tinggal di luar Negeri?" tanya James sambil melihat sekilas ke arah Johan sebelum kembali memandangi rumah mewah tempat tinggal Keluarga Prawira dengan halaman yang begitu luas dengan satu paviliun terpisah. "Karena bisnismu di sana." Johan menjawab senorm
Baca selengkapnya
53.ATAS NAMA CINTA
"Kau lama sekali,Jo." dari sofa tempatnya duduk Sonia berseru saat melihat Johan membuka pintu Apartemennya. "James mengajakku mengobrol." Johan tersenyum.Ditaruh tas ranselnya di sebelah sebelum duduk. "Oh." Sonia terkejut. "Sejak kapan kalian akrab?" ia bergeser dan langsung bergelayut dan mencium pipi Johan manja. Lelaki berkaos merah itu tertawa geli."Nanti kami akan lebih akrab." kelakarnya. Sonia memandanginya penuh cinta."Aku senang akhir-akhir ini kau banyak senyum." ucapnya sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Johan. "Aku juga sedang senang." Johan tertawa terbahak. Sonia mengangkat kepalanya dari pundak Johan. Tatapannya berubah serius. "Jo,apa kau senang karena Lira?" tanyanya. 
Baca selengkapnya
54.KELABU
Aji Prawira. Pria paruh baya itu membangun bisnisnya dari nol. Di awali ia yang tak mau melihat istrinya yang tengah hamil tua masih harus bekerja.Di tambah layanan kesehatan yang lambat bagi pemegang kartu kurang mampu, dan berujung keguguran anak pertamanya dulu.   Dari situ Aji menilai,kita akan di hormati dan di layani dengan baik jika dompet kita tebal. Maka kita yang tak mampu harus bagaimana caranya menjadi merangkak naik agar di hormati dan mendapatkan segala yang terbaik.   Tahun-tahun sulit ia lalui bersama keluarga kecilnya. Dengan tekat yang kuat serta ketekunan. Akhirnya ia mampu memberikan kenyamana hidup untuk Keluarga.   Terutama untuk sang istri tercinta yang menemani di kala susah. Namun kebahagiaan serta kemewahan itu hanya bisa sesaat sang istri rasakan.   Kehamilan yang tak di rencanakan ser
Baca selengkapnya
55.KEJUTAN
Bulan-bulan berlalu dengan begitu lambat seiring keberadaan Lira yang tak di ketahui.Mencoba mengikhlaskan sambil terus berharap,jika suatu saat Lira akan pulang dalam keadaan baik dan selamat. Kejahatan sempurna yang tak pernah terbayang. Sesempurna hari ini ketika Johan di nyatakan lulus dengan predikat cumlaude. Ia terlihat gagah dan semakin bersinar dengan baju dan topi toganya. Beberapa teman dan junior mengerubuti mengucapkan selamat dan meminta foto. Ah,Johan memang terlalu memikat bagi siapa pun. Apa lagi jika ia tersenyum dan menunjukkan keramahannya. "Selamat Kak." "Kak Johan,selamat." "Hilang satu alasanku untuk berangkat kuliah." Dan masih banyak lagi.&
Baca selengkapnya
56.KEJUTAN II
 "Sepi sekali. Di mana semua orang?" tanya Sonia saat memasuki rumah keluarga Prawira. "Papa dan Mama lebih sering tinggal di luar negeri setelah kedua saudara ku meninggal dan Lira tak ada kabar." Johan menjawab. Rumah mewah nan luas itu memang terasa kosong. Hampir seperti tak ada kehidupan. Senyap dengan hawa yang tak nyaman meskipun segala sesuatu bersih dan tertata. "Aku pikir dia mengajakku ke rumah karena ingin mengenalkanku secara resmi kepada orang tuanya." Sonia berkata dalam hati. Ia menunduk, sesikit kecewa. "Papa menyerahkan beberapa anak perusahan kepada ku. Termasuk milik James yang terbengkalai."Johan berkata saat mereka menaiki anak tangga. "Benarkah?" Sonia ikut senang. "Akhirnya Papa mu mempercayakan semua padamu."
Baca selengkapnya
57.KEJUTAN III
Hancur.Iya,itu lah yang di rasakan Sonia. Tangannya tak henti gemetar dengan air mata yang hanpir tumpah. Di hari istimewa,yang seharusnya menjadi hari di mana masa depan sesungguhnya ia tapaki. Berharap bisa menitinya bersama orang terkasih, di leburkan begitu saja oleh kejutan yang di beri. Ia tak peduli sekalipun Lira menghilang,di culik atau bahkan mati sekalipun. Dari dasar hatinya, ia malah tertawa. Berkurang satu wanita yang berada di lingkaran pujaan hati. Mengingat kedekataan mereka. Sonia sedikit curiga, karena Johan tak terlihat kehilangan atas lenyapnya adik tirinya tersebut. Tapi ia menganggap begitu lah Johan,kejiwaanya agak 'berbeda' dengan orang kebanyakan. Tak ia sangka,setelah ia hampir melupakan dan memilih mengabaikan. Ia di lihatkan keadaan Lira yang bak barang bekas. Di simpan di dalam peti
Baca selengkapnya
58.HARAPAN
Air mata Lira meleleh mendengar pembicaraan dua orang itu. Pandangan matanya jauh menatap langit-langit kamar yang redup. Hari apa,tanggal berapa,siang atau malam. Tak lagi ia tahu. Rasanya tubuhnya begitu berat,bahkan untuk mengangkat tangan pun ia kesusahan. Tak terhitung banyaknya Johan menyuntikan obat ke lengannya,membuat lengan itu membiru dan bengkak. Membuatnya kadang kala berhalusinasi jika Sang Ibu datang dan memeluknya. Namun kenyataannya, pelukan iblis yang melingkari tubuhnya. Menimbulkan sakit tak berperi,kemudian hilang dan menjadi mati rasa. "..Ta,tapi Jo..itu..bukankah itu anakmu?" Dalam kesadarannya yang timbul tenggelam,Lira mendengar suara perempuan itu berkata lagi. Johan tersenyum. Sonia bergidik saat senyum i
Baca selengkapnya
59.CINTA DAN GILA
Mungkin otak Sonia yang ikut gila,atau cintanya yang memang gila.Sehingga sudah di perlihatkan hal paling menyakitkan pun,ia tetap setia di samping Johan. Demi Johan pula Sonia yang bekerja di sebuah klinik kesehatan kembali kuliah dan mengambil spesialis kebidanan. Johan sendiri begitu lulus langsung mendapat jabatan sebagai Manager pusat di bawah Ayahnya langsung. Entah Aji yang telah putus asa karena anak-anak nya yang lain telah tiada atau ia memang percaya pada kemampuan Johan dalam membina dan mengembangkan bisnis. Lelaki yang sekarang mulai menumbuhkan jambangnya itu di beri wewenang penuh untuk mengatur dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan yang dia inginkan tanpa perlu menunggu persetujuan Ayahnya lagi. "Terimakasih,Pah." Johan yang mengenakan setelan kemeja cokelat lengkap dengan dasi yang menyemp
Baca selengkapnya
60.BATAS KEWARASAN
"Itu artinya,sampai mati pun kau tak mungkin bisa bebas dari Johan." Sonia menatap sinis sambil melipat kedua tangannya. Lira meringis memegangi kepalanya yang terasa pedih dengan rambut panjangnya yang rontok berjatuhan. Sonia mendengus melihat Lira yang menangis meratapi nasib. "Kau beruntung tak mati seperti Anya." ia mengambil piring serta gelas minum dari atas meja dan menaruh begitu saja di atas nakas samping ranjang. Lira tertegun. Ia berhenti menangis dan balik memandang Sonia dengan mata begetar oleh rasa ngeri yang merayap. Sonia duduk di sampingnya kesal.Kalau bukan karena impiannya bisa membuat Johan sembuh dan mereka bisa hidup normal selayaknya pasangan lain. Tentu ia tak akan sudi melakukan hal ini. Apa lagi jika mel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status