All Chapters of Pengantin Abraham (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
37 Chapters
Part 10
"Sumpah Ivy gak tahu, kalau om udah suka sama Ivy dari kecil." ungkap Ivy masih terkejut dengan pengakuan Abraham."Emang gak kelihatan ya om suka kamu dari kecil?" tanya Abraham menggoda Ivy.Ivy menggeleng. "gimana mau kelihatan? kalau om aja bersikap dingin sama Ivy, dulu." Abraham tertawa. "ya tapi itukan dulu." Ivy mengangguk setuju."Berarti om...?" kata-kata Ivy menggantung."Apa?!" tanya Abraham penasaran."Om pedofil!" ucap Ivy kemudian ia tertawa.Abraham menepuk jidatnya, ia juga baru sadar jika selama ini ia seorang pedofil."Om baru sadar, kalau om seorang pedofil." ujarnya jujur dan geli.Mereka tertawa bersama, memang terdengar memalukan. tapi rasa lucu lebih mendominasi. "Apa yang om suka dari Ivy?" Ivy bertanya lagi setelah tawanya reda."Semuanya," jawab Abraham.
Read more
Part 11
Hari ini adalah hari dimana Abraham dan Ivy resmi bertunangan, hari yang sangat membahagiakan untuk semuanya."Ah aku sudah tidak sabar sayang, menunggu sebulan lagi." bisik Abraham di telinga Ivy.Seketika bulu kuduk Ivy meremang, menahan desiran aneh setiap kali Abraham menggodanya. ini sangatlah normal dan wajar."Eummh om," desah Ivy gelisah di tempat duduknya."Apa sayang?" tanya Abraham gemas melihat Ivy.Acara pertunangan mereka sudah selesai, sekarang Ivy dan Bram sedang berada di rumah milik Abraham.Abraham menarik Ivy untuk duduk di pangkuannya, duduk menghadap ke arahnya. kedua tangan Ivy bergelayut manja di leher Abraham, Abraham sengaja membuat Ivy dengan duduk mengangkang.Ivy merasakan benda tumpul yang keras dan tegang, menusuk bokongnya. Ivy menatap sayu Abraham yang matanya memancarkan kabut gairah."Iiiihhh, om mesum!" Ivy memukul dada Abraham pelan.Abraham malah terkikik geli dengan reaksi Ivy, ia membiarkan kekasih
Read more
Part 12
Pov Ivy.Aku masih sedikit syok dengan apa yang barusan aku dengar, selama ini aku pikir Om Bram mencintai wanita itu. tidak, lebih tepatnya Tante itu. yang aku tidak salah dengar namanya Mia. Sekilas teringat ingatan 5 tahun silam, alasan yang membuat ku pergi melarikan diri ke negara dimana nenek dan kakek ku tinggal. saat itu aku pikir semua yang aku lihat dan aku dengar benar. tapi, ternyata aku salah besar.Hatiku sedikit tercubit dengan kenyataan yang ada, selama ini Om Bram sudah lama menyukai ku, dan menyembunyikan perasaan cintanya di balik sikap dinginnya.Baiklah, sekarang aku menganggap semua yang telah lalu, adalah sebuah kesalahpahaman belaka. aku terlalu emosional waktu itu, tanpa perlu tahu apa yang sebenarnya."Sayang?" aku terlonjak kaget mendengar panggilan om Bram."Hah," hanya itu yang mampu ku ucapkan."Ckck, kau melamun sayang. apa yang sedang kau pikirkan di kepala cantik mu ini huh?" tanya om Bram mendekatkan waj
Read more
Part 13
Aku merasa ketakutan dan terus berlari dari para kejaran mereka, mereka begitu menyeramkan, dengan tubuh tinggi besar dan rata-rata berkulit hitam. mereka semua berjumlah 4 orang, dalam pelarian ku aku terus merapalkan doa agar ada yang menolong ku. oh Tuhan... tolonglah aku! om Bram dimana kamu sekarang? aku sangat merindukanmu."Aaawww, LEPASKAN AKU!" teriak ku marah karena mereka berhasil menangkap ku.Mereka hanya tersenyum dan tertawa meremehkan, sial! aku sangat membenci mereka semua.Samar-samar aku melihat seseorang datang menghampiri ke arah kami, 4 pria tersebut tampak menunduk hormat padanya.Entah kenapa aku tidak bisa melihat dengan jelas orang tersebut, aku menunggu dia bicara. "Bunuh dia!" ucapnya yang aku dengar suaranya, dia seorang wanita.Dan seketika tubuhku mereka lempar begitu saja. AAAAAAAAAAAAAA."Tidaaaaaaaaaaakkkkkk," ucapku ngos-ngosan.Aku berusaha menormalk
Read more
Part 14
Waktu pernikahan yang di tunggu-tunggu pun semakin dekat, tinggal menunggu seminggu lagi. dan satu langkah lagi maka Ivy dan Abraham resmi menjadi suami istri.Tapi hal itu pula yang semakin membuat Ivy cemas, bagaimana tidak?! hampir selama seminggu ini mimpi itu terus menghantui Ivy. belum lagi surat ancaman yang selalu menganggu Ivy.Ivy seakan di teror oleh orang yang mengirimi dirinya surat, Ivy bahkan tidak tau siapa orang itu. karena dengan tiba-tibanya surat itu selalu ada di manapun Ivy berada.Dengan isi yang membuat bulu kuduk Ivy ketakutan, kata ancamannya itu berisi. Tinggalkan Abraham, maka seluruh nyawa semua orang yang kau sayangi selamat.Begitulah isi surat ancamannya, Ivy ingin mengadukan hal itu namun muncul surat ancaman lainnya.Jika kau mengadu kepada mereka semua, maka akan ku pastikan kau tidak bisa melihat mereka semua lagi. ingat itu!Ivy merasa takut dan juga muak, takut akan terj
Read more
Part 15
Ivy pulang dari rumah Eka sahabatnya, entah kenapa Ivy merasa dirinya sedang di ikuti oleh mobil lain. Ivy menyuruh pak Ujang sang supir untuk lebih cepat, ia menjadi cemas karena teror itu.Pak Ujang menurutinya dengan menambah kecepatan laju mobil, Ivy melihat mobil itu lagi yang masih mengikutinya di belakang. Dan karena sama-sama ngebut mobil Ivy menabrak sebuah pohon, sementara orang yang berada di dalam mobil yang mengikutinya tersenyum. tersenyum karena berhasil membuat Ivy celaka, Ivy dan pak Ujang tak sadarkan diri.Abraham beserta keluarga Ivy melangkah terburu-buru di koridor rumah sakit, mereka sempat syok saat mendengar kabar Ivy di kecelakaan.Mereka masuk ke ruangan pasien, syukurlah bukan kecelakaan yang serius, karena disana terlihat pak Ujang sudah sadar dari pingsannya. "Pak Ujang, apa yang sebenarnya terjadi? kenapa bisa sampai seperti ini pak?" tanya mama Ivy masih syok."Ada sebuah mobil yang mengikuti mobil kami bu, non Ivy
Read more
Part 16
Flashback on.Cklek...Suara pintu ruangan khusus pengantin wanita di buka seseorang, perlahan orang itu masuk dan melihat Ivy duduk membelakanginya.Ivy yang terlalu gugup mengira itu adalah papanya, hanya menundukkan kepalanya menahan senyum yang ia tahan.Namun perlahan senyum ceria itu luntur saat mendengar suara seseorang bicara, Ivy menelan salivanya dalam-dalam dan tak berani melihat orang tersebut dari cermin.Ivy di beri pilihan, ingin melanjutkan pernikahannya tapi seluruh orang yang ada disini menjadi taruhannya, atau pergi meninggalkan acara pernikahannya dengan cara, seolah-olah Ivy kabur dari pernikahan ini karena tidak ingin menikah dengan Abraham.Sungguh! pilihan yang sangat sulit untuk Ivy. tapi ia tahu bahwa ancaman itu tidaklah main-main."Cepat tentukan pilihan mu!" ucap seseorang itu yang ternyata seorang pria."Siapa kau sebenarnya? mengapa kau tega melakukan ini pada
Read more
Part 17
"Apa yang sebenarnya terjadi padamu nona?" tanya pria tersebut."Entahlah, ceritanya sangat panjang." ucap Ivy.Pria itu tampak mengangguk dan mempersilahkan Ivy untuk masuk ke dalam mobilnya, ragu-ragu Ivy untuk percaya pada pria yang baru di kenalnya."Kau sungguh bukan orang jahat kan?" tanya Ivy memastikan sebelum masuk ke dalam mobil."Tentu saja nona...," "Ivy, namaku Ivy." "Ah iya, nona Ivy.""Panggil saja Ivy!" pinta Ivy yang merasa risih jika di panggil nona."Ok baiklah Ivy." Pria itu mengendarai mobilnya bersama Ivy yang ikut dengannya, Ivy teringat saat dirinya di giring keluar oleh para penjahat dari ruangan pengantin wanita. Lihatlah! bahkan Ivy masih memakai gaun pengantinnya.Pria itu tampak fokus menyetir, sesekali ia melirik Ivy dan melemparkan senyuman terbaiknya.Ivy ikut balas tersenyum, mungkin pria ini baik, pikir Ivy. setidaknya pria ini terlihat sopan dan lembut, soal percaya hanya berapa persen.J
Read more
Part 18
Pria itu kembali dari dapur dengan membawa nampan berisi makanan, dan meletakkannya ke meja makan."Makanan sudah siap, ayo kita makan!" panggilnya mengajak Ivy untuk makan malam.Ivy menatap makanan yang tersaji di meja, cukup membuat air liurnya menetes karena rasa lapar yang teramat sangat."Apakah itu semua kau yang memasak?" tanya Ivy pada pemuda itu.Pemuda itu menggangguk tersenyum. "Aku hanya bisa masak air, telur, dan mie instan saja." jawabnya terkekeh.Tanpa menunggu lama dan bertanya ini itu lagi, Ivy langsung saja duduk dan mulai mengambil nasi beserta telur dan mie instannya."Apakah enak?" tanyanya saat melihat Ivy mulai menyuapkan makanannya."Ini enak sekali!" jawab Ivy dengan mulut penuh. "tapi lebih enak lagi jika kau memasak mie goreng." ucapnya kembali memberitahu bahwa ia lebih menyukai mie goreng."Ah iya, besok-besok aku akan memasak mie goreng untukmu." kata pria itu mengangguk-anggukan kepalanya.Ivy makan denga
Read more
Part 19
Happy reading!"APA?" teriak Abraham kaget dengan ucapan Eka.Saat ini mereka masih di dalam mobil, di tepi jalan yang sepi. Eka menceritakan pada Abraham mengenai surat ancaman dan teror yang terus berlanjut, Eka juga menceritakan bagaimana Ivy gelisah saat datang ke rumahnya waktu itu.Abraham mendengarkan semua cerita yang mengalir dari mulut Eka, ia menggeram marah dan mencengkeram stir kemudi sampai jari-jarinya memutih."Kenapa kalian tidak bilang sedari awal padaku?" tanya Abraham marah karena Ivy dan Eka bungkam mengenai teror itu."Aku awalnya ingin memberi tau om, tapi Ivy mencegahku karena peneror itu tau gerak-gerik Ivy dan aku." "Jadi karena itu kalian tetap bungkam?" Eka mengangguk.Abraham memijit pelipis dan kepalanya yang terasa berdenyut, ia tak habis pikir dengan semua ini."Apakah hal ini juga yang menyangkut kaburnya Ivy di hari pernikahan?" tanya Abraham lagi pada Eka."Aku tidak
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status