All Chapters of Pengantin Abraham (Indonesia): Chapter 21 - Chapter 30
37 Chapters
Part 20
Hari ini Abraham mulai masuk bekerja kembali, ada rasa sedikit semangat untuknya setelah bertemu Eka sahabat Ivy. setidaknya wanita itu mengatakan akan membantu dirinya untuk menemukan pengantinnya kembali.Abraham berjanji akan segera mendapatkan Ivy kembali, meskipun sampai saat ini belum ada kabar dari orang suruhannya untuk mencari keberadaan Ivy. Saat pertama kali Abraham menginjakkan kakinya kembali di kantor, banyak pasang mata yang memperhatikannya takut-takut, bahkan ada beberapa karyawan berbisik-bisik menggosipkan mengenai pernikahan Abraham yang batal.Abraham menggertakkan giginya menahan amarah yang ini meledak, sepertinya Abraham harus melakukan pemecatan masal untuk mereka. Abraham duduk merenung di ruangannya memperhatikan berkas-berkas yang menumpuk, bekerja memang penting tapi keberadaan Ivy jauh lebih penting dari apapun.Sekeras apapun Abraham untuk berkonsentrasi, tapi tetap saja pikirannya bercabang tentang Ivy dan Ivy teru
Read more
Part 21
"Kalian ingin pergi kemana?" tanya Ivy yang melihat Javi dan Jennie sudah rapi."Ah kami mau ke kebun sekalian mengantar barang pesanan ke pasar." jawab Jennie."Aku ikut!" ucap Ivy yang langsung masuk ke dalam mobil pick up Javi.Jennie memandang ke arah Javi, pria itu hanya tersenyum dan menyuruh Jennie untuk masuk ke dalam.Javi mengunci pintu rumahnya lalu masuk ke dalam mobil, ia duduk di balik kemudi setir."Kau yakin ingin ikut kami ke kebun lalu ke pasar?" tanya Jennie."Yakin dong." jawab Ivy mantap.Duduk bertiga seperti ini sangatlah sempit, Jennie terpaksa harus duduk di tengah-tengah Ivy dan Javi, tak Mungin ia duduk di belakang yang nantinya tempat sayur-sayuran dan buah-buahan.Tak membutuhkan waktu lama mereka sudah sampai di kebun, Jennie dan Javi bersiap-siap memetik sayuran dan buah yang akan di jual ke pasar."Waaaahh, kebun kalian lumayan besar." puji Ivy melihat luasnya kebun milik Javi dan Jennie."Ya begitulah
Read more
Part 22
Javi dan Ivy saling menatap satu sama lain, raut wajah keduanya tampak tegang dan sesekali melirik seorang wanita yang sedang berkutat di dapur.Javi menggeleng membuat Ivy bingung, sementara Jennie masih asyik dengan acara memasak olahan ikannya, yang berhasil ia dapatkan setelah melalui proses perdebatan panjang dengan Javi.Awalnya Javi dengan tegas menolak keinginan Jennie, tapi berkat Ivy lah yang mengatakan tidak ada salahnya jika Jennie mau memasak ikan itu. siapa tau masakan Jennie sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, Jennie pun berteriak kesenangan."Aku tidak mau mengambil resiko apapun Ivy, karena aku sudah mengingatkan mu di pasar betapa mengerikannya masakan sepupu ku itu!" ucap Javi berbisik ke arah Ivy."Apakah seburuk itu?" tanya Ivy mulai di landa rasa takut."Pilihannya hanya dua! rumah sakit atau kuburan?" tawar Javi."Pilihan yang sungguh mengenaskan." ucap Ivy meringis."Apakah kita harus menghentikannya?" Javi mengen
Read more
Part 23
Eh! gak terasa udah part 23 Mau sampai part berapa nih endingnya? Happy reading!Pov Ivy.Pagi harinya Jennie dan Javi sudah rapi dengan pakaian serba hitam. "Kalian mau pergi kemana?" tanyaku pada mereka."Oh, kami mau melayat Ivy. kau mau ikut?" tawar Jennie padaku."Siapa yang meninggal?" "Salah satu warga yang tinggal di desa ini, namanya pak Herman. dia adalah orang yang sangat baik sekali, meninggal tadi malam sekitar jam 10 malam." jelas Javi."Dan aku dengar-dengar katanya beliau meninggal karena penyakit jantung Jav!" kata Jennie."Huuusss, tidak baik membicarakan hal yang buruk kepada orang yang sudah meninggal." "Aku bukan gosip Jav, hanya menyampaikan apa yang aku dengar dari para warga lainnya." ucap Jennie membela diri."Kau jadi ikut tidak Ivy?" tanya Javi tidak memperdulikan ucapan Jennie padanya."Baiklah, aku ikut! tunggu
Read more
Part 24
Abraham pov.Ah ternyata aku tidak salah melihat, dia benar-benar ivyku. cintaku! dengan cepat aku melangkahkan kaki ku mendekat padanya, ku lihat tidak ada ekspresi yang terpancar di wajahnya. aku tertegun, apa dia tidak merindukanku? Setelah dekat langsung saja ku peluk tubuhnya dengan sangat erat, seakan aku takut jika dirinya akan menghilang lagi. "Ternyata benar ini kamu sayang!" ucapku menangis.Sungguh aku tidak sanggup jika hidup tanpanya, makanya setelah aku menemukannya tak kuasa aku membendung air mataku, melupakan jati diriku sebagai seorang pria yang pantang untuk menangis di depan orang lain. tapi kali ini aku menyingkirkan rasa gengsi itu, meluapkan seberapa putus asa ku kehilangannya, ku peluk lagi tubuhnya lebih erat."Walaupun kamu operasi plastik sekalipun, aku tetap mengenali wajahmu sayang." ucapku yang melihat wajah dan bajunya yang kotor karena tanah.Ku lihat ia mengerutkan dahinya bingung dengan ucapan ku, ah kenapa
Read more
Part 25
Happy reading!Ivy menceritakan semuanya pada Abraham mengenai semua hal itu, mulai dari teror yang terus berlanjut dan juga surat ancaman."Aku tidak tau jika selama ini kau menderita, menanggung semuanya sendiri, kau bungkam demi keselamatan kami semua." ucap Abraham sedih.Tampak air mata yang menumpuk di pelupuk matanya, entah kenapa dia menjadi cengeng sekarang ini."Semua akan Ivy lakukan demi orang-orang yang aku sayang dan ku cinta om." ungkap Ivy jujur dari lubuk hatinya."Maafkan aku sayang, maafkan aku yang selama ini tidak mengerti dengan penderitaan mu. aku terlalu sibuk mengurusi dan menyibukkan diri dengan pernikahan kita, sampai-sampai aku gak perhatian sama kam...." Ivy menempelkan jari telunjuknya di bibir Abraham.Seketika Abraham bungkam karena jari Ivy menahannya untuk bicara lagi, mereka saling menatap dalam, menandakan kerinduan yang sangat dalam serta rasa sakit,
Read more
Part 26
Pisau itu berhasil Eka tancapkan di perut wanita yang tertidur di ranjang itu, namun anehnya tidak ada teriakan kesakitan yang keluar, sedangkan pisau sudah berhasil Eka layangkan ke perutnya.Eka yang seharusnya panik kini malah bingung, seketika lampu menjadi terang, Eka melototkan matanya ke arah ranjang saat melihat pisau yang menancap itu bukan di perut Tantenya, melainkan menancap di perut seorang wanita lain yang Eka sendiri tak mengenalnya.Tantenya tersenyum licik, dan bertepuk tangan seolah mengejek kebodohan keponakannya sendiri, terlalu bodoh karena ingin melenyapkannya."Dasar bodoh!" makinya pada Eka.Eka tersentak dan pucat pasi, ini jebakan untuknya. ternyata tantenya tau betul niatnya, sekarang nyawa Eka lah yang sepertinya akan melayang.Di jambaknya rambut Eka dengan kuat ia tarik ke belakang, Eka meringis mengadu kesakitan, namun tak di hiraukan sama sekali oleh tantenya."Kau kira semudah itu untuk melenyapkan ku?" tanyanya meng
Read more
Part 27
Happy reading!Setelah aksi memukuli keponakannya sendiri, dengan tanpa rasa bersalah wanita itu keluar, meninggalkan tubuh lemah Eka yang habis dia siksa bersama mayat wanita di ranjang.Eka sendiri sangat sulit untuk menggerakkan badannya, jangankan itu, untuk membuka matanya secara penuh saja sangat susah ia lakukan."Kenapa tidak sekalian saja kau bunuh aku Tante." batinnya berbicara.Eka berusaha keras untuk bangkit berdiri, meskipun seluruh tubuh dan wajahnya terasa sakit, kepalanya berdenyut pusing hingga beberapa kali membuatnya terhuyung dan jatuh.Dengan sedikit sisa tenaga Eka tak menyerah, dengan tertatih ia berjalan hingga sampai di kamarnya. tiba di kamar Eka begitu saja roboh pingsan di lantai, bahkan ia sudah tak sanggup untuk mengunci pintu kamarnya.Di kamar lain seseorang mengirim pesan jebakan pada Abraham, siapa lagi kalau bukan wanita yang mengaku s
Read more
Part 28
"Sayang...," panggil Abraham pada Ivy.Abraham memeluk tubuh Ivy dari belakang, saat ini mereka sedang berdiri di teras rumah Javi, sedangkan dua mahluk kepo itu pergi ke kebun seperti biasa.Ivy membalikkan badannya menghadap Abraham. "iya om?" Ivy menatapnya dengan penuh tanda tanya."Kita pulang yuk!" ajak Abraham berharap Ivy mau.Ivy menghela nafasnya. "bukannya Ivy gak mau om, tapi Ivy takut jika peneror itu tau Ivy kembali dekat sama om, aku gak mau kalian terluka." ucapnya lirih."Terus harus sampai kapan lagi? memang kamu gak kangen sama mama, papa kamu? sama keluarga aku juga?" "Tentu saja Ivy kangen om, kangen banget malah, sama teman-teman Ivy juga." jelas Ivy seakan membayangkan wajah mereka semua.Mendengar kata teman yang keluar dari mulut Ivy, Abraham kembali teringat dengan pesan yang Eka kirim padanya dini hari tadi."Oh ya s
Read more
Part 29
Mobil para bodyguard yang mengikuti di belakang, tiba-tiba saja menghadang mobil Abraham. Abraham merasa heran spontan, sedangkan Ivy sudah pucat pasi, apa yang dia khawatirkan sepertinya menjadi nyata.Para bodyguard mengetuk pintu kaca jendela mobil Abraham, Abraham membukanya dan langsung mendapatkan bogem mentah dari salah satu bodyguard. Ivy menjerit histeris menyaksikan itu semua, gantian kaca jendela mobil Ivy yang di ketuk salah seorang bodyguard lainnya, Abraham menggeleng mengisyaratkan agar jangan di buka sambil meringis menahan perih wajahnya yang di tinju.Bodyguard itu memberi isyarat dengan tangannya seakan menantang Abraham untuk keluar dan melawannya, dengan berani Abraham keluar dan langsung membalas meninju pria tersebut.Namun hal itu tak berlangsung lama, saat para bodyguard lainnya memegang tubuh Abraham, ini tidak adil namanya, main keroyokan. batin Abraham."Ada apa dengan kalian?" tanya Abra
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status