Semua Bab Orang Ketiga (Indonesia): Bab 21 - Bab 30
30 Bab
PART 20
---Orang Ketiga---Varell Damington, siapapun pasti tahu bahwa dia bukanlah orang yang suka dianggap main-main. Segala keputusannya tidak bisa diubah kecuali memang ada sesuatu yang membuatnya berubah.Segala manja yang Lea tujukan pada pria itu harus rela dianggap angin lalu. Kenapa? Karena Varell sama sekali tidak meluluskan keinginan Lea untuk membebaskan Bella.Bukan hanya Lea, Louis Brandon pun rela merangkak di bawah kaki Varell hanya untuk meminta keringanan atas hukuman yang Bella sandang."Sekarang kau sudah tahu'kan apa akibat dari bermain-main dengan kuasa Varell Damington, Paman Tua?" sindir Varell seraya menatap tajam ke arah Louis Brandon.Pria yang dipanggil 'Paman Tua' menyipitkan mata. Ia sama sekali tidak suka dengan julukan tersebut namun apa mau dikata, saat ini bukan soal ego melainkan keselamatan putrinya."Aku ta
Baca selengkapnya
PART 21
---Orang Ketiga--- Hari ini Lea Khalilea sudah diperkenankan untuk pulang. Dengan dijemput oleh Varell Damington, Lea terlihat begitu ceria dan senang. Ya, tentu saja semua itu formalitas yang bisa ia tunjukkan lewat sebuah senyuman. Selebihnya, hatinya tetaplah hancur.Sembari digendong Varell, Lea hanya pasrah ketika ia dipindahkan dari ranjang pesakitan menuju ke kaki barunya. Ya, sebuah kursi roda, mau tidak mau, rela atau tidak rela, Lea harus bersahabat dengannya."Lea, sekarang kau sudah bisa meninggalkan rumah sakit ini. Untuk merayakannya, hari ini kau ingin makan apa?" tanya Varell lalu berjongkok di hadapan Lea ketika telah usai meletakkan Lea di kursi rodanya.Wanita itu menatap tajam ke arah Varell lalu beberapa detik kemudian tersenyum tipis. "Aku tidak ingin makan apapun. Sepertinya aku hanya ingin segera pulang ke rumah dan tidur."Le
Baca selengkapnya
PART 22
---Orang Ketiga---Bagai kupu-kupu yang bingung untuk mencari tempat hinggap di sebuah padang pasir tandus, Louis Brandon berjalan keluar dari rutan dengan langkah gontai.Baru dua minggu namun melihat tubuh Bella yang makin mengurus membuat jiwa ayah pada Louis Brandon terguncang luar biasa.Berjalan tak tentu arah, Louis memasuki mobil dengan wajah pucat. Ia berpikir siang dan malam guna membebaskan putrinya dengan segera."Tuan, kita akan pergi kemana?" tanya Henry, sopir pribadi yang sudah bekerja puluhan tahun di keluarga Brandon."Aku tidak tahu mau kemana lagi," jawab Louis tak bersemangat. Pria paruh baya itu menggeleng penuh rasa putus asa yang membayang."Tuan, bagaimana keadaan nona?" tanya Henry pelan, ia takut jika pertanyaannya justru membuat suasana semakin parah."Putriku semakin kurus, aku tak ku
Baca selengkapnya
PART 23
---Orang Ketiga---Setelah mempersilakan Louis dan istrinya masuk, dengan mata menatap tajam Lea berusaha untuk menjadi tuan rumah yang baik. Ia tidak ingin dicap sebagai 'orang muda' yang tak tahu tata krama.Tanpa mengurangi rasa sopan terhadap orang yang lebih tua, Lea menyuruh pembantunya untuk membuatkan dua cangkir teh aroma mawar kepunyaannya untuk disuguhkan ke hadapan tamunya yang tak biasa."Jadi, apa maksud kedatangan kalian kemari?" tanya Lea berusaha untuk tenang.Sepasang suami istri tersebut saling berpandangan satu sama lain, seakan ragu untuk mengutarakan keinginannya. Tak lama kemudian pembantu yang ditunjuk Lea untuk membuatkan minuman muncul dari arah dapur dengan membawakan dua cangkir teh aroma mawar."Minumlah terlebih dahulu, aku lihat kalian terlihat begitu tegang dan kelelahan." Lea menyodorkan dua cangkir itu lebih dekat ke
Baca selengkapnya
PART 24
---Orang Ketiga---Keputusan Lea sudah bulat, akhirnya ia menganggukkan kepala atas lamaran yang diajukan Varell terhadapnya. Ia bahagia walau kendati dalam hati ia merasa khawatir kalau-kalau Varell akan berpaling darinya suatu saat nanti.Hari yang ditunggu akhirnya tiba, gaun putih yang sudah dipesan oleh Varell jauh-jauh hari untuk pernikahan mereka akhirnya kini sampai di hadapan Lea Khalilea.Wanita itu terpukau, tak menyangka jika gaun seindah itu akan menghias tubuhnya di hari pernikahan mereka.Sebuah gaun putih dengan permata yang bertabur di seluruh permukaan kain yang indah lagi lembut, serta buket bunga warna putih membuat pernikahan mereka terlihat begitu suci.Mata Lea nyaris berkaca-kaca ketika ia didandani dengan begitu cantik. Gaun itu sangat pas di tubuhnya, Varell sepertinya tahu berapa ukuran pakaian yang pas untuk Lea tanpa harus bertanya."Nona, gaun ini s
Baca selengkapnya
PART 25
---Orang Ketiga---Tidak ada satu orangpun yang bahagia apabila pernikahannya hancur, begitu pun Lea Khalilea. Untuk kali ini ia merasa bahwa kebahagiaan yang nyaris di depan mata langsung lenyap seketika tanpa berbekas.Kejadian sudah terjadi dan mulai berlalu namun di ingatan Lea peristiwa itu tidak pernah hilang sedikitpun. Kematian orangtuanya, bangkrutnya perusahaan, semuanya yang telah ia lalui akan tetap abadi dalam ingatannya.Menghela napas yang terasa begitu berat, Lea mengedarkan pandang ke sekekiling ruangan. Ada hal yang ia rindukan, Varell Damington. Tapi, Lea segera menggeleng. Ia tidak pantas merindukan orang yang telah membunuh kedua orangtuanya secara keji apapun alasannya."Lea, aku sudah mengemasi barang-barangmu di kamar. Masih adakah barang yang ingin kau bawa?" tanya Kevin sambil keluar dari kamar Lea membawa dua buah koper berisi baju dan bebe
Baca selengkapnya
PART 26
---Orang Ketiga---Kedatangan sang pengacara di apartemen perlahan mengubah niat dasar Lea untuk pergi dari apartemen tersebut. Wanita itu memilih sehari untuk tinggal di sana walau hanya untuk sebentar.Kevin merasa heran karena perubahan sikap Lea namun ia tidak akan menyalahkan wanita itu terlalu banyak. Pria bermata cokelat tahu betul bahwa Lea saat ini sedang didera perasaan resah serta bingung yang luar biasa."Jadi hari ini kita tak jadi pergi, Lea?" tanya Kevin sembari duduk di sofa. Pria itu meminta kepastian pada wanita yang masih duduk santai di hadapannya."Besok aku akan menemui Varell di penjara walau hanya sebentar. Menurutmu, apakah tindakanku sudah benar?" Lea mengalihkan tatap. Wanita itu menatap Kevin seolah meminta pertimbangan.Kevin terdiam, ia tertunduk sejenak sebelum pada akhirnya ia berusaha untuk menjawab."T
Baca selengkapnya
PART 27
****Pagi itu hujan kembali mengguyur ibukota dengan deras. Jam dinding menunjuk pukul enam, masih terlalu pagi untuk Lea pergi ke kantor tempat dimana ia mencurahkan segala tenaganya untuk membahagiakan keluarga kecil yang selama ini ia impikan.Membuat roti panggang adalah salah satu dari sekian keahlian Lea selama ia menjadi ibu rumah tangga. Peri cantik di rumahnya sangat menyukai roti panggang buatannya terlebih Varell sendiri tidak terlalu menuntut wanita itu untuk bisa memasak ini dan itu.Sembari membuat roti panggang, Lea bergegas membuat susu untuk suami dan putrinya. Perlahan, kejadian beberapa tahun lalu kembali terngiang dalam memori otaknya. Bella Brandon, hanya kisah wanita itu yang ia sayangkan. Seandainya saja wanita baik itu mau bersabar sedikit saja, mungkin saat ini ia masih hidup dan mungkin masih bersanding dengan Varell.Mengembuskan napas panjang, Lea mengempaskan tubuhnya di kursi makan. Ia menyayangkan tindakan Bella bunuh diri, kend
Baca selengkapnya
PART 28
*****"Sayang, kau tidak apa-apa?" tanya Varell pada Lea yang sedari tadi terlihat melamun di meja makan. Bahkan panggilan Nessie sama sekali tidak digubris oleh Lea."Tidak, aku tidak apa-apa," ucap Lea lalu mengulum senyum. Wanita itu menggeleng lalu pura-pura kembali menggigit roti bakar andalannya."Aku melihatmu melamun beberapa kali. Lihatlah Nessie, dia memanggilmu beberapa kali juga." Varell terlihat curiga, ia menggigit rotinya tanpa mengenyahkan pandangan dari istri tercinta."Benarkah? Nessie sayang mau apa?" tanya Lea pada Nessie, putri tercinta hasil hubungannya dengan Varell.Gadis cilik usia empat tahun itu tersenyum, ia sama sekali tidak merajuk ketika ibunya mengabaikan karena terlalu banyak melamun. Beberapa selai terlihat belepotan di sudut bibirnya yang mungil."Boleh aku mengambil satu lagi roti bakarnya?" tanya Nessie dengan bola mata berbinar."
Baca selengkapnya
Bab 1. Apa Ini Kesalahan?
Bab 1.Apa Ini Kesalahan?****Sudah tiga bulan sejak kecelakaan hebat yang menyebabkan seluruh wajahnya rusak dan bernanah, Ferawati harus puas tinggal di rumah sakit dengan wajah yang dibalut dengan kain perban. Jemu rasanya, melewatkan hari tanpa Revan dan juga tanpa gadget.Masih teringat bagaimana peristiwa ngeri itu menghampirinya selepas pulang dari florist tempat ia bekerja. Sebuah mobil mewah menyeruduk motornya dari belakang, membuatnya terpelanting ke tengah jalan dan harus menerima nasib diseret sebuah truk hingga membuat wajahnya delapan puluh persen rusak. Ferawati bergidik, darahnya berdesir dengan jiwa yang terasa pedih ketika merasakan bagaimana kesakitannya kala itu.Beruntung ia ditolong seorang dokter yang hebat, yang bersedia mengoperasi wajahnya yang rusak agar tidak menyebabkan rasa malu. Hanya sayangnya, setelah kecelakaan itu Ferawati benar-benar lenyap dari muka bumi tanpa kabar sedikitpun. Semua orang panik tak terkecuali kekasihnya, Revan.Wati harus menyele
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status