Semua Bab Orang Ketiga (Indonesia): Bab 11 - Bab 20
30 Bab
PART 10
*** Seperti biasa Varrel menyempatkan waktunya untuk mengantar sang pujaan hati untuk pergi ke tempat kuliah. Pagi menjelang siang yang sedikit terik lengkap dengan riuhnya lalu lalang kendaraan tidak menyurutkan keinginan Varrel Damington untuk tetap pergi menemani Lea Khalilea untuk berangkat kuliah hari itu."Jam berapa kau akan pulang?" tanya Varrel pada Lea tanpa sekalipun pria itu menatap wajah ayu sang pujaan hati.Lea tersenyum tipis, menatap jalanan yang ramai pikirannya pun mengembara tepatnya pada sore hari nanti. Pria itu bahkan bertanya sesuatu yang jelas-jelas belum ia lakoni sedikitpun. Tak ada jawaban dari bibir Lea, membuat Varell menoleh sejenak ke arah Lea Khalilea. "Kenapa hanya diam? Kau tidak ingin aku menjemputmu?" tanya Varrell dengan nada sedikit emosional. Sekali lagi Lea tersenyum, ia bahkan tidak tahu bagaimana dengan jalan pikiran pria itu."Sayang, ini masih
Baca selengkapnya
PART 11
Wajah Lea Khalilea ditekuk, ia berjalan dengan wajah bersungut. Mimpi apa semalam hingga ia harus menemui masalah pelik sepagi ini. Bella bukanlah lawannya kendati wanita itu mencoba memperlakukannya dengan lembut ia tetap saja tidak bisa memperlakukan Bella sebagaimana mesti wanita itu telah memperlakukannya.Sebenarnya sebagai seorang wanita, Lea juga memiliki perasaan yang sama seperti yang Bella rasakan. Ia juga tidak ingin terancam apalagi dengan keberadaan wanita lain di sebelah suaminya namun lagi-lagi masa lalu yang membayang membuat wanita berkemeja ungu itu harus dan harus melakukan hal yang salah berulang-ulang kali.Lamunan Lea tersadar ketika seorang dosen menegur dan menghampirinya. Wajah pria paruh baya itu tampak ditekuk, ada sebuah berita yang hendak ia sampaikan pada salah satu murid tercerdas di kampusnya."Lea ...," panggilnya pelan namun terdengar sangat darurat. Lea menghentikan langkah tepat di hadap
Baca selengkapnya
PART 12
***** Email di komputer Varrell berbunyi. Sesaat perhatian Varrel teralihkan dari tumpukan laporan ke arah layar komputer. Menaikkan alis sejenak, Varrel merasa aneh dengan kontak email tersebut. Butuh beberapa detik untuk Varrell memutuskan dibuka atau tidaknya email tersebut. Pesan yang tidak hanya sekali ataupun dua kali cukup mengulik rasa penasaran si tampan Varrell Damington.Jemari kokoh itu akhirnya tergerak untuk sejenak mengintip apa isi dari email misterius tersebut. Kedua mata Varrell menatap dengan sangat intens hingga akhirnya jantungnya berdegup kencang tatkala melihat foto Lea Khalilea menghiasi layar komputernya. Melihat hal tersebut, Varrell menganggapnya sebagai hal yang tidak bisa diremehkan. Mencurahkan perhatian penuh akhirnya Varrell memutuskan untuk membaca isi email tersebut. Setiap info yang ia baca membuat jantung pria itu serasa nyaris berdegup sangat cepat. Tanpa ia sadari, kedua tangannya te
Baca selengkapnya
PART 13
****Raut wajah Varrell Damington sedikit  berubah tatkala mendengarkan pengakuan dari Lea Khalilea. Pria itu sadar jika Lea kali ini tidak akan berbohong padanya."Jadi apa yang akan kaulakukan padaku, Varrell? Apa kau akan membunuhku juga?" tantang Lea sambil memberanikan diri menatap mata tajam Varrell Damington."Lea, aku tidak menyangka jika kau adalah ..., adalah anak dari pria itu. Aku sungguh tak percaya," ungkap Varrell tak percaya. Suaranya nyaris tak terdengar, ia menyimpan kekecewaannya dalam hati."Ya, lalu kau mau apa? Apa kau kecewa? Apa kau ingin meninggalkanku?" Lea bertanya penuh telisik. Jawaban dari bibir Varrell begitu berarti dalam hidupnya."Kita dulu nyaris bertunangan. Tapi ...." Varrell tak melanjutkan ucapannya, ia tertunduk dengan seribu perasaan yang tak bisa ditebak."Ayahku meninggal dalam kecelakaan dan perusahaannya jatuh ke tanganmu," aku Lea pelan, perla
Baca selengkapnya
PART 14
****Malam itu, Bella akhirnya angkat kaki dari kediaman serba mewah milik Varrell Damington. Wanita itu tidak cukup mengerti apa yang tengah menimpanya kini. Kesabaran yang selama ini coba ia tanam kini akhirnya runtuh sudah. Baginya, jika tidak ada Lea Khalilea maka Varrell tidak akan berubah sedrastis ini. Wanita bermata cokelat itu belum juga mengerti bahwasanya Varell memang sedari dulu tidak pernah mencintainya.Dengan ditemani sang sopir, Bella mengubah haluannya yang semula ingin pulang ke kediaman Brandon menjadi ke kediaman si wanita jalang yang selama ini telah mempengaruhi suaminya. Dengan kemarahan tak kalah menggebu, ia berharap kali ini bisa membabat habis parasit yang selama ini menggerogoti jalinan rumah tangganya."Nyonya, malam ini kita mau kemana? Apakah tidak sebaiknya besok pagi saja?" saran John, sang supir pribadi Bella Brandon.Sembari menghapus air mata kekecewaan, Bella menatap luar jendela
Baca selengkapnya
PART 15
****Perasaan cinta yang mendalam dalam hati Varell Damington memang tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Sejauh apapun pria itu berlari, ia tetap akan menerima kenyataan bahwa hati kecilnya telah digenggam wanita kecil itu. Ya, Lea Khalilea.Mengembuskan napas dengan resah, Varell terus menahan dirinya untuk tidak pergi mencari wanita pujaannya. Rasa takut yang membuncah dalam hatinya terlalu besar dan mampu mengalahkan niatnya untuk meminta maaf.Sekilas pikiran pria itu melayang pada sosok Lea. Wanita yang ia kagumi sepanjang hari, seperti apakah dia saat ini?Ada rasa sesal ketika mengingat kembali keadaan Lea Khalilea. Setelah Varell mengusirnya, terbersit perasaan tak nyaman dalam hati Varell. Seharusnya ia tidak mengusir wanita itu. Sekarang, dimanakah wanita itu tinggal? Apakah dia sudah makan?Kembali menarik napas dengan  berat, perhatian Varell kini ia alihkan pada layar laptop di meja kerjanya. Men
Baca selengkapnya
PART 16
****"Maaf jika aku melakukan kekerasan padamu. Aku tidak bermaksud demikian," bisik Varell dengan nada penuh sesal.Pria itu menjauhkan tubuhnya dari jangkauan Lea Khalilea ketika menyadari bahwa apa yang sudah ia perbuat telah menyakiti hati kekasihnya.Merapikan pakaiannya yang lusuh, Varell kembali ke tempat duduknya di dalam mobil dengan wajah bersemu merah. "Pakai kembali pakaianmu, mari pergi ke rumah sakit."Wajah Lea tak berekpresi, ia hanya menurut dengan segala perintah dari Varell. Tanpa banyak bicara, ia merapikan pakaiannya dengan tangan bergetar. Sudah menjadi kebiasaan Varell jika ia marah maka ia akan melampiaskan perasaannya saat itu juga. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini apa yang dirasakan Lea terasa begitu hambar dan kosong."Kenapa kau hanya diam? Apa kau marah denganku?" tanya Varell seraya menoleh ke arah Lea. Wanita itu tak mampu menjawab, ia melempar pandangan keluar jendela mobil.
Baca selengkapnya
PART 17
****Setelah pemeriksaan yang cukup terhadap luka Lea, Varrell bergegas mengajak wanita itu untuk kembali ke sangkar emasnya dimana apartemen itu khusus dibeli untuk Lea.Berjalan tanpa banyak bicara, Lea hanya mengikuti langkah Varell dari belakang. Pikirannya berkecamuk antara sedih, bingung, dan ragu. Lea merasa sedih ketika mendengar Varell telah menceraikan Bella. Rupanya pria itu tidak bisa lagi ia kendalikan. Ia juga turut bingung harus mengiyakan pernikahan atau tidak. Bukankah selama ini usahanya untuk mendapatkan saham ayahnya telah membuahkan hasil?Keraguan yang tertanam dalam hati tidak bisa ia lukiskan dengan kata-kata. Wanita berpakaian ungu itu tersentak ketika Varell tiba-tiba berhenti dan membalikkan badan tepat di hadapannya membuat Lea tanpa sengaja membenturkan kepalanya di dada Varell.Wanita itu mendongak dengan mata bulatnya yang lucu. Tatapan Varell terlihat serius, pria itu lantas menyembunyi
Baca selengkapnya
PART 18
***"Apa?" Varell nyaris terlonjak dari jok mobil yang tengah ia duduki. Mata pria itu membulat ketika mendengar kabar mengenai Lea via telepon.Pria tampan itu segera membanting stir dan menepikan mobilnya. Ia tidak peduli beberapa mobil nyaris menabrak mobilnya akibat keteledoran yang telah Varell buat."Baik aku akan segera kesana," sambung Varell lalu mematikan ponselnya. Ia meletakkan ponsel lalu kembali memacu mobilnya untuk berbalik arah menuju ke rumah sakit dimana Lea Khalilea dilarikan.Varell terlihat terburu-buru. Baru 10 menit ia pergi dari hadapan wanita kesayangannya dan kini, ia justru mendapat kabar mengenai penusukan itu dari salah satu tetangga apartemen yang sengaja ia bayar untuk mengawasi gerak-gerak Lea.Mobil mewah Varell melaju di atas kecepatan rata-rata. Perasaan pria bertubuh tinggi itu penuh khawatir dan rasa takut. Apalagi dari pengakuan pria yang menjadi mata-mata tersebut, Lea d
Baca selengkapnya
PART 19
****Wajah Varell menahan marah sesampainya ia di depan jeruji besi dimana Bella mendekam dengan segala perasaan takut yang berkecamuk dalam hatinya. Melihat kedatangan Varell, Bella kembali menangis histeris.Wanita itu segera menangkap tangan Varell di sela-sela jeruji besi, ia berharap pria itu mau berbelas kasih kepadanya. "Varell, aku benar-benar tidak sengaja. Aku tidak sengaja menusuk Lea, Varell kau harus percaya padaku."Tangisan Bella yang terlihat begitu beremosi, sama sekali tidak menggoyahkan hati seorang Varell Damington. Kini di mata pria tampan itu, Bella-lah yang telah menusuk Lea hingga wanita pujaannya nyaris tak sadarkan diri hingga beberapa hari lamanya."Varell bicaralah padaku, aku mohon. Aku mohon bebaskan aku dari sini, aku tidak bisa hidup di sini. Varell bantu aku," rintih Bella seraya menggenggam tangan Varell. Tangan dingin itu terlihat bergetar karena ketakutan namun sekali lagi Varell hanya berge
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status